IKN Nusantara

Daftar Investor yang Bangun Rumah Susun untuk ASN di IKN Nusantara, Ada dari China Hingga Malaysia

Daftar investor yang bangun rumah susun untuk ASN di IKN Nusantara, ada dari China hingga Malaysia

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Dok. Kementerian PUPR
Ilustrasi IKN. Daftar investor yang bangun rumah susun untuk ASN di IKN Nusantara, ada dari China hingga Malaysia 

TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah terus menyiapkan hunian untuk Aparatur Sipil Negara atau ASN di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur.

Saat ini, Pemerintah membangun 49 tower hunian ASN di IKN Nusantara.

Sementara itu, pihak swasta juga dikabarkan segera ikut terlibat membangun hunian rumah susun untuk ASN.

Totalnya sebanyak 166 tower rumah susun senilai Rp 55 triliun melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU.

Baca juga: Nobar Debat Capres 2024 di Balikpapan, 3 Politisi Lokal Paparkan soal Pertahanan dan IKN Nusantara

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN (OIKN) Agung Wicaksono menyampaikan hal ini dalam media briefing dalam jaringan (daring), Jumat (29/12/2023).

"Saat ini kita hitung dari proses yang sudah berjalan totalnya sekitar Rp 55 triliun, ini untuk capex-nya," ujar Agung.

Anggaran tersebut diproyeksikan untuk membangun 166 tower rumah susun (rusun) dan 159 rumah tapak ASN di IKN.

Badan usaha yang terlibat berasal dari dalam dan luar negeri.

Badan usaha dari dalam negeri, antara lain PT Summarecon Agung Tbk dengan 6 tower, PT Perintis Triniti Properti Tbk 8 tower, PT Nindya Karya 8 tower, PT Intiland Development Tbk 109 tower, PT Ciputra Development Tbk 10 tower dan 20 rumah tapak, serta Rockfields yang masih dikonfirmasi.

Kemudian badan usaha luar negeri, meliputi Citic Construction dari China dengan 60 tower rusun untuk pegawai Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Hankam), Maxim dari Malaysia 10 tower, dan IJM dari Malaysia 20 tower.

Agung menegaskan bahwa proses seleksi KPBU investor swasta masih terus berjalan untuk menetapkan yang terbaik.

"Contohnya yang 60 tower dari China itu, ini akan masuk ke fase evaluasi feasibility study (FS) dan setelah evaluasi FS baru akan dilakukan tender.

Jadi mereka harus berkompetisi, supaya kita mendapatkan hasil yang terbaik," lanjut Agung.

Sementara saat ini, OIKN telah menerima sebanyak 328 Letter of Intent (LoI) investasi di IKN dengan 60 persen berasal dari dalam negeri.

"Tentunya sangat normal bahwa mereka (investor dalam negeri) yang masuk lebih dahulu untuk membangun dan menjadi pelopor," tandas Agung.

Baca juga: Konsorsium ASG di IKN Nusantara Berubah Nama, Ada Dua Investor Baru, Djarum Tegaskan tak Terlibat

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved