Ramadhan 2024

Hukum Mengganti Hutang Puasa Ramadhan Tahun Lalu Adalah Wajib, Ini 2 Cara Bayar Hutang Puasa

Hukum Mengganti Utang Puasa Ramadhan Tahun Lalu Adalah Wajib, Ini 2 Cara Bayar Hutang Puasa

Editor: Nur Pratama
Tongkronganislami
Ilustrasi mengigatkan bayar hutang puasa Ramadhan tahun lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO - Bulan Ramadhan 2024/1445 H semakin dekat jadi jangan lupa bayar hutang puasa bila ada.

Namun, terkadang dalam kesibukan dan keterbatasan ingatan, sebagian orang mungkin lupa jumlah hari puasa yang telah dijalani.

Bagi yang lupa jumlahnya, ada kewajiban untuk membayar hutang puasa tersebut setelah bulan Ramadhan berakhir.

Hukum mengganti puasa Ramadhan adalah wajib. Ini seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 185. Bunyinya adalah sebagai berikut:

"... Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. ..."

Kewajiban qadha puasa juga dapat ditemukan dalam hadis dari Aisyah RA, di mana ia mengatakan,

"Kami dulu mengalami haid. Kami diperintahkan untuk mengqada puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqada salat." (HR. Muslim no. 335).

Baca juga: 7 Persiapan Harus Dilakukan Umat Muslim Sebelum Datang Bulan Ramadhan Menurut Ustaz Abdul Somad

Berdasarkan riwayat tersebut, sudah jelas bahwa wajib bagi seorang muslim untuk mengganti hutang puasanya, salah satunya dengan "melunasi" hutang tersebut di luar bulan Ramadhan.

Cara Qadha Puasa yang Sudah Lupa Jumlah Harinya

Supaya tidak sampai lupa, beberapa dari kita mungkin mencatat jumlah hari puasa yang bolong.

Namun, ada pula orang lain yang tidak mencatatnya dan bahkan sampai lupa.

Bagaimana cara qadha puasa kalau kasusnya begini?

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, kita perlu mengusahakan untuk mengganti puasa yang bolong di hari-hari selain Ramadhan.

Terkait jumlah harinya, maka kita dapat memprediksi atau membuat perkiraan.

"Dan Anda perkirakan, 'Berapa kira-kira saya pernah meninggalkannya (puasa).' Lalu, coba Anda maksimalkan (pengerjaan puasa tersebut). Anda bisa memprediksi itu (hari-hari puasa yang bolong) walaupun jumlahnya tidak diketahui, tapi umumnya Anda bisa pahami," terang Ustaz Adi Hidayat,

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved