Berita Internasional Terkini

AS Sanksi Warga Indonesia, Diduga Jual Komponen Drone ke Iran, Dipakai di Perang Ukraina dan TimTeng

AS sanksi warga Indonesia, diduga jual komponen drone ke Iran, dipakai di perang Ukraina dan Timur Tengah

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribunkaltim.co / IST
Drone Iran. AS sanksi warga Indonesia, diduga jual komponen drone ke Iran, dipakai di perang Ukraina dan Timur Tengah 

Dalam keterangan pers di situs Kementerian Keuangan AS, OFAC menjelaskan secara rinci nama individu hingga perusahaan yang menurut mereka terlibat dalam jaringan produksi pesawat nirawak buatan Iran.

“Produksi ilegal dan penyebaran UAV Iran yang mematikan ke proksi-proksi [pihak] teroris di Timur Tengah dan Rusia terus memperburuk ketegangan dan memperpanjang konflik, sehingga merusak stabilitas,” kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan AS Brian E. Nelson.

“Amerika Serikat, melalui koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitra kami, akan terus menggunakan seluruh alat dan otoritas kami untuk memutuskan jaringan pengadaan ilegal ini, serta meminta pertanggungjawaban individu dan entitas yang berusaha mendukung mereka.”

Pihak utama yang disebut dalam laporan ini adalah Gary Lam dan Hossein Hatefi Ardakani.

Departemen Kehakiman AS bahkan mengumumkan pembukaan dakwaan yang menuntut mereka berdua karena diduga melakukan kejahatan terkait jaringan pengadaan ilegal dan skema ekspor tidak sah teknologi sensitif asal AS ke Iran.

Pada tanggal 18 Oktober 2023, OFAC menyebut Gary Lam atau Lin Jinghe terlibat dengan agen pengadaan barang di Iran yang bekerja untuk Saberin Kish, milik IRGC.

Pesawat nirawak IRGC seri Shahed mampu menyerang dengan meledakkan diri ketika mengenai sasaran. Drone ini disebut digunakan oleh Rusia dalam perang dengan Ukraina.

Kemudian adalah Ardakani, ketua dewan direksi perusahaan Kavan Elecronics Behrad, yang disebut memfasilitasi pengadaan komponen-komponen baik berasal dari AS dan negara-negara lainnya senilai ratusan ribu dolar ke IRGC ASF SSJO.

Ardakani mengoordinasikan pengadaan komponen pesawat nirawak, seperti servomotor, navigasi inersia, dan lainnya di banyak negara, termasuk beberapa di Asia Tenggara.

Di Malaysia, dia bekerja sama dengan perusahaan Skyline untuk membeli dan merombak servomotor yang dapat digunakan pada UAV, penganalisis spektrum asal AS, dan peralatan lainnya.

Baca juga: Pelatih Palestina, Hani Al Masri Meninggal karena Serangan Israel, FIFA tak Kunjung Beri Pernyataan

Di Hong Kong, Ardakani bekerja sama dengan perusahaan Direc untuk membeli antena yang dapat digunakan UAV.

Kemudian, perusahaan ISM Tech berbasis di Malaysia dan Hong Kong digunakan oleh Ardakani untuk menyediakan alat pengukur inersia.

Perusahaan Arta Wave yang juga berbasis di Malaysia dan Hong Kong digunakan untuk membeli ribuan servomotor UAV, selain juga perusahaan Nava Hobbies yang telah atau sudah memfasilitasi pengadaan motor listrik, pompa bahan bakar listrik, servomotor untuk Ardakani.

“Skyline, Dirac, ISM Tech, Arta Wave, dan Nava Hobbies, ditunjuk berdasarkan E.O. 13382, telah atau berusaha menyediakan dukungan finansial, material, teknologi atau lainnya, atau barang atau jasa, untuk mendukung Ardakani,” tulis laporan AS itu.

Surabaya Hobby disebut terlibat, apa kata pemiliknya?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved