Mitos Hantu Kuyang, Viral di Cileungsi Bogor, Populer di Kalimantan, Mirip Kisah Palasik di Sumatera

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Hantu Kuyang yang sedang jadi perbincangan publik.

Tengok mitos hantu kuyang yang jadi sorotan.

Ya, hantu kuyang kembali viral di Cileungsi, Bogor.

Mitos hantu kuyang sebenarnya populer di Kalimantan.

Belakangan diketahui, hantu kuyang mirip kisah Palasik di Sumatera.

Baca juga: AC Milan Tempat Penitipan yang Tepat Bagi Para Pemain Buangan, Brahim Diaz Kian Gacor di Real Madrid

Baca juga: Pembangunan Jambuluk Nusantara Hotel di IKN Dimulai, Ternyata Didesain I Nyoman Nuarta

Baca juga: Dampak Nyata IKN Nusantara, Dongkrak Ekonomi Kota Penyangga, Hotel Penuh hingga Lonjakan Penerbangan

Masyarakat di Desa Cipenjo, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor dihebohkan dengan adanya isu dugaan kemunculan kuyang.

Hebohnya isu hantu kuyang ini setelah seorang wanita mereka sosok misterius yang ada di depan pintu rumahnya.

Kebetulan, di rumah yang ditinggali wanita itu ada anak bayi yang baru saja lahir.

Sehingga, mereka menduga, bahwa sosok misterius yang hendak masuk ke dalam rumah merupakan kuyang.

Lantas, seperti apa kuyang ini?

Kenapa selalu dikaitkan dengan sosok anak bayi yang baru lahir?

Dikenal di Kalimantan

Kisah tentang hantu kuyang sering kali dihubungkan dengan masyarakat di Kalimantan.

Dikutip dari TribunJateng, wujud kuyang ini sering digambarkan sebagai wanita yang memiliki rambut kusam menjuntai, dengan organ menggantung tanpa tubuh.

Kepala tersebut bisa terbang bersama dengan anggota organ dalam seperti jantung, hati, dan usus.

Baca juga: AC Milan Tempat Penitipan yang Tepat Bagi Para Pemain Buangan, Brahim Diaz Kian Gacor di Real Madrid

Ketika terbang, muncul cahaya merah menyerupai api yang mengikuti kuyang dari belakang.

Kuyang juga digambarkan memiliki dua taring di sebelah kanan dan kiri mulutnya.

Konon, kuyang merupakan makhluk jadi-jadian dari seseorang yang mempelajari ilmu hitam.

Untuk terus meningkatkan kekuatannya, orang tersebut akan melakukan ritual pelepasan kepala dan mencari mangsanya di malam hari.

Hal itu dilakukan demi mendapatkan keabadian dari paras muda yang bertahan lama.

Pada malam hari kuyang mencari darah bayi yang baru lahir, darah yang dikeluarkan wanita saat melahirkan serta darah dalam pembalut bekas menstruasi.

Agar korbannya tidak curiga, Kuyang biasanya mampu merubah dirinya menjadi seekor kucing atau menjadi burung.

Pada siang hari, kuyang ini memiliki wujud dan perilaku seperti manusia biasa.

Sosoknya seperti manusia ketika siang hari dan berbaur dengan masyarakat, namun ketika malam hari ia menjelma menjadi hantu yang menyeramkan.

Baca juga: Triana Megawati Tening Wakili Mahulu di Pemilihan Putri Indonesia Kaltim 2024

Mirip Kisah Palasik

Jika di Kalimantan dan daerah lain dikenal dengan sebutan kuyang, lain halnya di wilayah Sumatra, khususnya Sumatera Barat.

Di wilayah Sumatera Barat, ada sebuah kisah tentang palasik kuduang.

Palasik kuduang ini sosoknya mirip dengan kuyang.

Ia merupakan hantu yang berwujud kepala dengan organ tubuh menjuntai.

Palasik juga mirip dengan kuyang.

Keduanya sama-sama mengincar anak bayi.

Disebutkan bahwa, palasik ini merupakan orang yang tengah menuntut ilmu hitam.

Agar kesakitannya makin bertambah, orang yang mempelajari ilmu palasik akan menghisap darah bayi, bahkan memakannya jika bayi tersebut masih di dalam kandungan.

Sebahagian orang meyakini, jika bayi yang terkena palasik dilahirkan, maka hidupnya akan sakit-sakitan.

Bayi yang sudah diganggu palasik akan tumbuh kurus kering dan rentan dengan penyakit.

Sampai saat ini, mitos atau legenda tersebut masih bertahan di kalangan masyarakat.

Mereka percaya, bahwa orang yang menganut ilmu hitam dan bisa berubah wujud menjadi palasik, biasanya memiliki ciri tidak punya cekungan antara bawah hidung dan bibirnya. (*)

Ikuti berita lainnya di saluran whatsapp dan google news Tribun Kaltim

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Mengenal Mitos Soal Kuyang yang Kini Lagi Heboh di Cileungsi Bogor, Mirip Palasik