Berita Paser Terkini
Massa Emak-emak Tutup Paksa Tambang Batu Bara Ilegal di Spontan Kutai Kartanegara
Warga Spontan, Dusun Sukodadi, Kelurahan Mangkurawang, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menutup paksa kegiatan penambangan batubara
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Warga Spontan, Dusun Sukodadi, Kelurahan Mangkurawang, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menutup paksa kegiatan penambangan batu bara ilegal di wilayahnya.
Massa yang kebanyakan emak-emak itu menghentikan aktivitas para penambang ilegal secara paksa, pada Rabu (31/1/2024).
Pantauan TribunKaltim.co di lapangan, area pertambangan, yang berjalan sejak awal tahun tersebut itu, sudah mendekati permukiman. Mereka takut terjadi banjir di permukiman jika hujan deras mengguyur.
"Warga resah, saat ini jarak antara lokasi galian tambamg dengan rumah warga sudah sangat dekat. Jika dibiarkan, maka dikhawatirkan rumah saya bisa berdampak," kata Hartini.
Sebagimana diketahui, perlawanan emak-emak ini dikarenakan geram melihat kerusakan lingkungan yang berdampak hilanganya daerah resapan air pertanian.
Baca juga: Pengangkutan Batu Bara Kurang Pengawasan, 168 Titik Diduga Tambang Ilegal di Kutai Kartanegara
Baca juga: Poros Samarinda-Bontang Zona Merah Tambang Ilegal, Perintah Kapolda Tindak Tegas, Jangan Ada Celah
Apalagi pertanian itu, menjadi salah satu mata usaha mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan dampaknya sudah mereka rasakan, dengan keringnya sawah mereka.
Lokasi tambang ilegal terletak di atas perbukitan yang di bawahnya terdapat lahan lahan pertanian warga. Pengupasan lahan tersebut tersebar di tiga tempat yang jaraknya tak berjauhan. Namun hanya dua lokasi yang aktif, sedangkan satunya sudah habis dikeruk emas hitam.
Aksi tolak tambang tersebut turut dihadiri Lurah Mangkurawan, Camat Tenggarong, Polsek Tenggarong hingga Koramil Tenggarong. Di situ, ditemukan galian tambang ilegal yang bersampingan langsung dengan lahan pertanian warga.
Koordinator Aksi yang juga warga setempat, Fathur Rahman menyebutkan, lahan pertanian kawasan Dusun Sukodadi sekira 200 hektare. Namun, hanya 40 persen yang produktif dan tersebar di RT 14,15,16,17 dan RT 18.
Selama ini, perairan sawah hanya mengandalkan tadah hujan, dan jika ditambang maka dampak yang dirasakan petani akan terasa. Seperti sumur atau aliran air bisa kering, dan ketika hujan melanda dapat menimbulkan banjir.
“Intinya kita meminta aparat terkait segera menghentikan tambang koridoran di Spontan Sukodadi, bisa dikatakan 80 persen warga disni mata usahanya adalah pertanian,” ujar Fathur.
Terlebih, pemerintah terus mengelorakan untuk mewujudkan lumbung pangan. Seperti halnya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Akan tetapi pada kenyataannya, tambang ilegal malah mengobrak-abrik lingkungan, imbasnya dampak lingkungan dan limbahnya akan mematikan sektor pertanian.
“Rasanya tidak masuk akal mewujudkan wacana ini kalau lahan pertanian kita dihancurkan. Makanya kami meminta pemerintah terkait setidaknya menghentikan aktivitas ini,” tegasnya.
Lebih jauh, kata Fathur, jika tidak ada tindakan konkret penghentian aktivitas tambang ilegal, warga sepakat untuk membuat laporan kepada aparat terkait hingga ke Bupati. Tujuan utamanya ialah mempertahankan desa dan pertanian dari kerusakan.
Disnakertrans Paser Latih 60 Peserta Sertifikasi Mekanik Alat Berat |
![]() |
---|
Pemkab Paser Gelontorkan Anggaran Pembangunan Gedung SDN 021 Kuaro Usai Kebakaran |
![]() |
---|
DPUTR Paser Tambal Jalan Rusak di Tanah Grogot Menjelang Event Olahraga Lari |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah hingga Operasi Pasar Jadi Strategi TPID Paser Kendalikan Inflasi |
![]() |
---|
4 Cabor Usulan KONI Kaltim Berpeluang Digelar di Paser saat Porprov 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.