Tribun Kaltim Hari Ini

Kemendikbudristek Rilis Rapor Pendidikan Kaltara, Kemampuan Numerasi Siswa Masih Merah

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) merilis rapor pendidikan daerah dalam beberapa tahun terakhir

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
DOK TRIBUNKALTARA.COM
PENDIDIKAN - Ilustrasi suasana kegiatan belajar mengajar di salah satu sekolah di Kalimantan Utara. 

Edy menjelaskan, rapor pendidikan didapat melalui asesmen nasional. Teknisnya, peserta didik diminta mengerjakan tes literasi dan tes numerasi serta mengisi survei karakter maupun survei lingkungan belajar.

“Kemudian guru mengisi survei lingkungan belajar dalam bentuk kuisioner. Guru turut diminta menyampaikan persepsi, apa yang telah dan akan dilakukan, mereka diberi studi kasus untuk melihat sejauh mana penalaran mereka,” kata Edy belum lama ini.

Rapor pendidikan secara keseluruhan mencakup lebih dari 90 indikator penilaian. Namun, ada enam indikator yang dijadikan prioritas. Yakni kemampuan literasi, kemampuan numerasi, indeks karakter, iklim keamanan sekolah, iklim kebhinekaan dan kualitas pembelajaran.

 

“Enam ini lah yang menjadi prioritas, karena memang berhubungan langsung dengan siswa. Jadi, benang merahnya adalah siswa,” ujarnya.

Sama halnya kemampuan numerasi, pada kemampuan literasi di Kaltara pada 2023 juga masih rendah. Jenjang SD di Kaltara mendapat nilai 57,96. Terjadi peningkatan 10,77 poin dibandingkan tahun 2022. Selanjutnya, jenjang SMP mendapat nilai 63,13, atau mengalami peningkatan 8,98 poin dari tahun sebelumnya.

Kemampuan literasi jenjang SMA di Kaltara mendapat nilai 62,27, dimana terjadi penurunan 2,28 poin dari tahun 2022. Terakhir, jenjang SMK mendapat skor 54,44 atau mengalami peningkatan 1,88 poin dari tahun sebelumnya.

Edy memaparkan, kemampuan literasi adalah persentase peserta didik berdasarkan kemampuan dalam memahami, menggunakan, merefleksi dan mengevaluasi beragam jenis teks, baik teks informasional dan teks fiksi.

“Melalui teks fiksi, peserta didik memperoleh hiburan dan menikmati isi bahan bacaan. Sementara melalui teks informasi, peserta didik memperoleh fakta, data dan informasi untuk mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan peserta didik,” paparnya.

 

Edy mengungkapkan, penurunan kemampuan literasi jenjang SMA di Kaltara dipengaruhi banyak faktor. Pertama, kecukupan formasi guru ASN pada sekolah yang diselenggarakan pemerintah provinsi berada pada level sedang, atau masih terjadi kekurangan guru.

Faktor kedua, distribusi guru berada dalam kondisi kurang, dimana masih ada guru yang menumpuk di wilayah-wilayah tertentu. Ketiga, kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru belum masuk kategori baik.

“Tugas guru dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran dipengaruhi 3 hal, yakni manajemen kelas, dukungan psikologis ke anak, dan metode pembelajaran yang digunakan,” ujarnya.

Faktor selanjutnya adalah kesesuaian bidang ilmu, keikutsertaan dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan status pekerjaan guru itu sendiri.

“Status guru honor dan belum punya sertifikat pendidik ternyata memiliki pengaruh. Sama juga dengan kualitas guru penggerak dan guru biasa itu beda, khususnya dalam mengajar dan menyajikan materi,” jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved