Berita Balikpapan Terkini

UMKM Papi Snacks Balikpapan Hadirkan Inovasi Kripik dengan Harga Terjangkau

Produk UMKM Papi Snacks menghadirkan inovasi kripik yang jarang ditemui.

Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
YouTube Tribun Kaltim Official
INOVASI KRIPIK - Pemilik UMKM Papi Snacks, Slamet Rianti dalam program Klinik UMKM pada Kanal YouTube Tribun Kaltim Official. UMKM Papi Snacks juga pernah turut meramaikan HUT Kota Balikpapan dengan pemesanan 250 kilogram kripik pare melalui Kusuma Snack. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Produk UMKM Papi Snacks menghadirkan inovasi kripik yang jarang ditemui.

Bagaimana tidak, usaha kuliner ini memberikan inovasi cemilan berupa kripik wortel, kripik terong, kripik pisang, hingga yang paling best seller, kripik pare.

Pare yang terkenal dengan rasa pahitnya ternyata dapat "disulap" menjadi cemilan kripik yang nikmat disantap.

Hal ini menjadi inovasi yang dihadirkan oleh pemilik UMKM Papi Snacks, Slamet Rianti.

Baca juga: Damayanti Minta UMKM di Car Free Day Samarinda Prioritaskan Produk Lokal

Ia mengaku, memulai usaha ini sejak 2019 lalu untuk menambah penghasilan sebagai pasangan rantauan.

Berbekal pengalaman membuat kripik saat di kampung dulu, Rianti mulai membuat produk cemilan yang berbeda dari biasanya.

Kripik pare menjadi salah satu produk pertamanya disamping kripik pisang. Siapa sangka? Kripik pare menjadi primadona yang kerap dipesan pelanggannya.

Banyak orang gak suka makan pare karena rasa pahitnya. Jadi ini solusi biar orang-orang bisa makan pare melalui kripik.

Baca juga: Tujuan UMKM di Car Free Day Samarinda Kena Sistem Gilir Setiap Minggu

"Alhamdulillah anak-anak terutama balita malah suka yang pare," ujarnya kepada TribunKaltim.co di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat (2//2/2024).

Untuk diketahui, kripik pare, wortel, dan terong dibanderol seharga Rp 30 ribu per sampai 250 gram, dan Rp 15 ribu untuk 100 gram.

Sementara itu, untuk kripik pisang, dibanderol seharga Rp 12 ribu dengan berat 100 gram dan Rp 20 ribu untuk 250 gram.

Menurut Rianti, memberikan harga murah untuk produknya menjadi strategi untuk memperluas pasar, termasuk masyarakat kalangan menengah ke bawah.

"Aku kalau beli cemilan mahal-mahal pasti mikir. Nah itu juga kuterapkan di penjualanku," tambahnya.

Dalam sehari, produk kripik pare diproduksi 5hingga 10 kilogram. Sementara itu, kripik pisang dan wortel dapat diproduksi 5 kilo dalam seminggu.

Meski begitu, siapa sangka, bisnis cemilannya ini bahkan telah mendapatkan 4 reseller sejak 2019 lalu.

Baca juga: Pemberian Bantuan Beras di Kutai Barat, Ayonius Sebut Ini Bukan Unsur Politik

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved