Pilpres 2024

Buruh, Ibu Rumah Tangga Hingga Generasi Z Ingin Para Kandidat di Debat Capres Adu Gagasan

Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo akan kembali tampil di JCC Senayan, Jakarta Pusat pukul 19.00 WITA

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
DEBAT CAPRES- Neli, Perwakilan Buruh (kiri), Ibu Rumah Tangga, Yaminah (tengah), M. Rafik, Pemilih Pemula Generasi Z (kanan), ketiganya menyampaikan agar debat Capres yang digelar KPU, Minggu (4/2/2024) bisa beradu gagasan dan tolok ukur mana yang pantas dipilih oleh masyarakat.TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Debat Pilpres 2024 kembali digelar oleh KPU RI sekali lagi pada Minggu 4 Februari 2024.

Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo akan kembali tampil di JCC Senayan, Jakarta Pusat pukul 19.00 WITA.

Tema yang disuguhkan kali ini yaitu terkait; Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

Beberapa masyarakat Kaltim sendiri berharap agar debat yang berlangsung kali ini lebih kepada adu gagasan.

Dibandingkan debat yang telah lalu ketika para kandidat malah berargumen menyerang personal masing-masing.

Neli (40), Perwakilan Buruh mengungkapkan harapannya, sebagaimana diketahui isu ketenagakerjaan menjadi hal yang sentral.

Baca juga: 3 Hasil Survei Elektabilitas Capres 2024 Sebelum Debat Terakhir Capres Malam Ini

Baca juga: Link Nonton Debat Capres Terakhir Malam Ini, Profil Andromeda Mercury - Dwi Anggia, Moderator Debat

"Sudah seharusnya instrumen pemerintahan kedepan bisa membawa kemakmuran bagi kelas pekerja melalui berbagai macam kebijakan yang berpihak," ungkapnya.

Beberapa isu juga harus dibahas menjadi sebuah gagasan dalam debat capres nantinya.

Perbaikan program Jaminan kerja, Jaminan tidak bekerja mesti menjadi satu kesatuan program yang konkrit. Lewat BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan.

Serta Jaminan perumahan juga harus menjadi atensi para kandidat, karena buruh juga ingin ada penghidupan yang layak serta mendapat hunian dari apa yang telah mereka kerjakan.

"Selama ini buruh tidak dapat mengakses perumahan yang layak akibat dari upah yang rendah," ujarnya.

Ada pula, permasalahan yang yang menjadi perhatian para capres adalah UU Ciptakerja atau omnibus law karena benar benar mencekik rakyat karena tidak memberikan jaminan kesejahteraan bagi kelas buruh.

Begitu juga seorang Ibu Rumah Tangga bernama Yaminah (50) yang kesehariannya berdagang sayur di Pasar Segiri, Kota Samarinda.

Menurutnya, kesejahteraan menjadi hal yang mesti diwujudkan pemerintah untuk masyarakatnya, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Presiden bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada rakyat kelas pekerja dibantu para menterinya di kabinet," kata dia.

Dia sendiri melihat dalam proses debat politik yang sudah dilangsungkan beberapa kali dari KPU, para capres yang ada belum ada memberikan gambaran keberpihakan kepada rakyat terutama kelas pekerja.

Pemerintahan melalui Presiden dan Wakil Presiden yang akan dipilih 14 Februari mendatang jadi sarana warga negara berharap kepada kepemimpinan nasional yang kuat, mandiri dan demokratis bisa berbuat banyak.

"Pemilu ini buat kita sebagai rakyat, ya untuk memberikan dukungan dan suaranya yang akan memerintah 1 periode. Artinya kita sebagai yang memberi amanah harus juga diperhatikan," tukasnya.

Baca juga: Terakhir! Info Debat Capres ke 5 Jam Berapa dan Tayang di TV Apa, Jadwal Debat Pamungkas Hari Ini

Sementara itu, M. Rafik (20), Pemilih Pemula Generasi Z yang kini akan mengikuti Pemilu perdananya menganggap bahwa debat Capres terakhir sudah semestinya ada adu gagasan.

Tolok ukur kalangan generasi Z bukan saja dilihat dari bagaimana tim kampanye masing-masing capres membranding agar bisa diterima seluruh masyarakat saja, tetapi kepada apa yang akan dilakukan ke depan setelah terpilih.

"Tak saling menjatuhkan personal, selama ini kan forum debat bukan jadi diskusi intelektualitas, tapi capres jadi ajang saling menjatuhkan, itu sangat merusak demokrasi apalagi pemilih pemula," tukasnya.

Mestinya KPU, kata dia, harus memberikan edukasi politik yang baik ke generasi muda.

Generasi Z menurutnya, merupakan penerus dan penopang jalannya demokrasi ke depan, untuk itu para capres diharapnya punya ide dan bahan kuat dalam mempertarungkan pikiran masing-masing untuk bangsa ke depan.

"Kalau stigma negatif ini diteruskan, akan berdampak ke pemilih pemula, jatuhnya politik tidak diminati, karena peserta debat mencerminkan perilaku tidak baik dalam kontestasi pemilu," pungkasnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved