Sejarah

Sejarah 6 Februari:Hari Kematian Raja George VI, Ratu Elizabeth II Langsung Naik Tahta Usia 25 tahun

Sejarah 6 Februari mengingatkan kita pada hari meninggalnya Raja George VI dari Britania Raya tepat 72 tahun yang lalu.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Intisari
Raja George VI dan Lady Elizabeth Marguerite Bowes Lyon ketika menikah. 

Dengan mengurangi diskriminasi agama, emansipasi ini memungkinkan kerajaan untuk memainkan peran yang lebih nasional.

Keborosan dan kesulitan pernikahan George berarti bahwa ia tidak pernah mendapatkan kembali popularitasnya, dan ia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dalam pengasingan di Windsor, meninggal pada usia 67 tahun.

Satu-satunya anak perempuannya meninggal tanpa anak, tahta diteruskan ke saudara laki-lakinya yang berikutnya, William, Adipati Clarence, sebagai William IV.

Setelah bertugas di Angkatan Laut selama Perang Dunia Pertama, termasuk bertempur di Pertempuran Jutland, Raja sangat ingin mengunjungi pasukannya kapan pun memungkinkan.

Dia pergi ke Prancis pada tahun 1939 untuk menginspeksi Pasukan Ekspedisi Inggris, dan ke Afrika Utara pada tahun 1943 setelah kemenangan El Alamein.

Pada bulan Juni 1944, Raja mengunjungi pasukannya di pantai Normandia 10 hari setelah D-Day, dan di akhir tahun itu ia mengunjungi pasukan di Italia dan Negara-negara Rendah.

Pada Hari VE (Kemenangan di Eropa), 8 Mei 1945, Istana Buckingham menjadi titik fokus perayaan.

Perang telah memperkuat hubungan antara Raja dan rakyatnya.

Pada tahun 1947, Raja melakukan tur besar ke Afrika Selatan, ditemani oleh Ratu dan putri-putri mereka, Putri Elizabeth dan Putri Margaret - pertama kalinya seorang raja melakukan tur bersama keluarganya.

Ketika India dan Pakistan merdeka pada tahun 1947, George tidak lagi menjadi Kaisar India.

Baca juga: Sejarah 2 Februari: Pelaut Inggris Selamat Usai 4 Tahun Terdampar, Robinson Crusoe yang Sebenarnya

Perubahan dalam Persemakmuran berarti bahwa ikatannya tidak lagi didasarkan pada kesetiaan bersama kepada Mahkota, tetapi pada pengakuan Penguasa sebagai Kepala Persemakmuran.

Perubahan dalam hubungan Persemakmuran dan reformasi sosial pemerintahan. Partai Buruh pascaperang ini terjadi dengan latar belakang lemahnya posisi ekonomi Inggris pascaperang dan dimulainya Perang Dingin, yang berarti bahwa privatisasi perang diperpanjang hingga periode pascaperang.

Pada tahun 1948, tampaknya Inggris telah mengatasi kesulitan terburuk pada tahun-tahun pasca perang, tetapi ketegangan Perang Dunia Kedua dan ketegangan pada periode pasca perang telah berdampak pada kesehatan sang Raja.

Raja George VI gagal pulih dari operasi paru-paru, dan meninggal dalam tidurnya pada tanggal 6 Februari 1952 di Sandringham. Saat ia berusia 56 tahun.

Setelah berbaring di Westminster Hall, pemakaman Raja George VI diadakan di Kapel St George, Windsor, di mana ia disemayamkan.

Pada pemakamannya, melekat pada karangan bunga Pemerintah adalah sebuah kartu yang bertuliskan kalimat yang tertulis di Victoria Cross - 'Untuk Keberanian'.

Kepergian Raja George VI secara otomatis menjadikan Elizabet II naik tahta menjadi Ratu baru Inggris. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved