Berita Kukar Terkini
Penanaman Pohon di Muara Jawa Kukar, KLHK Incar Lahan Basah demi Manfaat untuk Masyarakat
Pada tanggal 7 Februari 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar kegiatan penanaman pohon serentak
Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Budi Susilo
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli terhadap kelestarian lahan basah, khususnya mangrove, serta berkontribusi dalam menciptakan lingkungan hidup yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Mari kita bersama-sama membangun harmoni dengan alam, mulailah menanam untuk masa depan yang lebih baik.
Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari mengatakan, "Dalam rangka hari lahan basah sedunia kita melaksanakan arahan presiden dan menteri KLHK melakukan penanaman pohon serentak seluruh Indonesia.
Melakukan pemulihan restorasi gambut karena tidak ada gambut di Kalimantan Timur kita rehabilitasi mangrove lahan ini.
Lahan tersebut merupakan salah satu lahan yang direncanakan untuk kegiatan rehabilitasi mangrove di 2024.
Baca juga: Jadwal Operasional Bus Sekolah di Muara Jawa Kukar, Junaidi Hitung 63 Persen Mau Memakainya
"Akan kita kembalikan ekosistem mangrove agar dapat memberikan manfaat untuk seluruh masyarakat," ujarnya.
BRGM dengan seluruh UPT KLHK dan Forkompinda menjadi tugas kita bersama untuk menyukseskan penanaman mangrove. Mangrove secara langsung akan menjadi ekosistem rumah kepiting.
Mangrove menyimpan karbon 5 sampai 8 kali lebih banyak daripada daratan.
Secara khusus luas mangrove di Kalimantan Timur sekitar 180 ribu hektare dengan jenisnya yang beragam.
"Mangrove bisa menghasilkan manfaat kelompok tani untuk diolah menjadi batik dan produk minuman, ikon Kalimantan," pungkasnya.
Baca juga: Kampung Jambuk Kutai Barat Dukung Penanaman Pohon Kembali Demi jadi Hutan
Sekretaris Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Mahfud, menambahkan, "saya kira gerakan menanam sangat strategis, karena tiga pilar penting, ekologi, ekonomi, dan sosial," bebernya.
Dengan menggerakkan seluruh komponen masyarakat baik pemerintah daerah, pusat, dan NGO.
Tentunya dapat mendorong pembangunan yang berkelanjutan. Ruang kelola masyarakat menjadi bagian penting dari sustainability pengelolaan hutan dari tiga pilar tersebut.
"Beberapa lokasi sudah memberikan hasil dan memberikan impact buat pendapatan lokal masyarakat," tuturnya.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.