Berita Samarinda Terkini

Marak Kasus Ayah Setubuhi Anak Kandung, Psikolog Samarinda Sebutkan Faktor Penyebabnya

Belakangan marak terjadi kekerasan seksual yang dilakukan orangtua terhadap anak kandungnya sendiri

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
KEKERASAN SEKSUAL - Ajakan TRC PPA Kaltim agar masyarakat lebih aware terhadap maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Benua EtamTRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Belakangan marak terjadi kekerasan seksual yang dilakukan orangtua terhadap anak kandungnya sendiri.

Sejak awal Januari 2024 saja Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) kaltim mencatat telah terjadi 7 kasus serupa.

Menanggapi hal tersebut, Psikolog Klinis Samarinda Ayunda Ramadhani mengatakan maraknya kasus persetubuhan yang dilakukan oleh ayah kandung terhadap darah dagingnya sendiri disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.

Dari sisi faktor eksternal kemungkinan disebabkan oleh adanya tekanan dari masyarakat.

Baca juga: Sosok Selebgram Venny Alberti yang Ngaku Ngidap Penyakit Menular Seksual karena Suaminya

Baca juga: Melki Sedek, Ketua BEM UI Nonaktif Diskors 1 Semester, Putusan Rektor Kasus Dugaan Kekerasan Seksual

Misalnya tekanan ekonomi yang membuat kepala keluarga frustasi sehingga saat mengalami birahi tinggi namun tidak bisa mendapatkan di tempat lain akhirnya melampiaskan ke anaknya sendiri.

Sementara faktor internalnya adalah kemungkinan para pelaku mengalami gangguan kejiwaan sehingga perlu adanya pemeriksaan secara meluruh.

"Karena apa yang dilakukan oleh ayah kandung kepada anaknya itu bukan hal lazim. Bisa saja memang gangguan kejiwaan," jelas Ayunda.

Selain gangguan kejiwaan bisa juga tindakan immoral itu merupakan dampak dari mengkonsumsi zat terlarang atau narkoba ataupun pengaruh minuman beralkohol.

"Pengaruh zat-zat tadi membuat pola pikir yang seharusnya rasional menjadi tidak. Makanya perlu sekali melakukan pemeriksaan menyeluruh," sarannya.

Kemudian faktor ketiga bisa juga disebabkan oleh kecanduan pornografi.

Sebab jelasnya perbuatan immoral tersebut rata-rata sudah dilakukan berulang kali kemungkinan terbesar merupakan adiksi pronografi sehingga pikiran pelaku terobsesi dengan aktivitas seksual yang tidak terkontrol.

Faktor-faktor itulah menurutnya yang menjadi kemungkinan yang membuat pelaku bukannya menyalurkan hasrat kepada istrinya tetapi justru menyasar anak kandungnya.

Baca juga: 240 Kasus Bullying dan Kekerasan Seksual di Sekolah di Samarinda, Disdikbud Bentuk Satgas TPPK

"Bisa juga karena hiperseksual. Tetapi kondisi seperti ini harus dicek. Tetapi terlepas dari itu secara moral si pelaku ini sudah pasti perkembangan moralnya bermasalah. Karena kalau moralnya bagus tentu hal ini tidak terjadi," tegas Ayunda. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved