Horizzon
Mimpi 100 Tahun Balikpapan 'Ditumpahkan' Rahmad Mas’ud di Meja Makan
Mimpi 100 tahun Balikpapan ditumpahkan Walikota Rahmad Mas’ud di meja makan, simak ulasannya berikut ini.
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Diah Anggraeni
Ia ingin menempatkan siapapun, utamanya pemimpin-pemimpin sebelum dirinya adalah orang yang telah banyak berjasa terhadap Balikpapan.
Boleh jadi lantaran pembawaan ini juga yang membuat Rahmad Mas’ud seringkali memilih diam ketika kebijakan yang diambil menimbulkan kontroversi atau lebih tepatnya reaksi negatif dari publik.
Satu di antaranya adalah proyek DAS Ampal yang membuatnya memilih menelan semua 'hujatan' yang diberikan oleh sejumlah pihak.
Baca juga: Ironi Demokrasi Basa-basi
Tribun Kaltim mencoba memancing tema ini dengan visi besar di balik DAS Ampal secara konsepsi yang visioner, namun ada kendala di beberapa hal teknis.
Kenapa seorang walikota tidak menjawab ide besar di balik proyek DAS Ampal untuk mengakhiri polemik?
Jawaban Rahmad Mas’ud sungguh di luar perkiraan.
Ia mengaku sengaja diam dan menelan semua kritikan itu demi sebuah keyakinan tentang visi besarnya tentang Balikpapan.
Intinya, proyek DAS Ampal adalah soal keberanian untuk melakukan sesuatu demi Balikpapan lebih baik. Dan itu seyogyanya sudah dilakukan jauh-jauh hari.
Ia hanya berjanji pada saatnya akan menjelaskan kepada publik tentang apa yang dicita-citakan jika waktunya sudah tepat.
Mungkin Rahmad Mas’ud paham, jika dia standing saat ini, esensi dari proyek DAS Ampal akan tenggelam oleh perspektif negatif yang menjadi narasi umum di publik.
Tak ketinggalan, Rahmad Mas’ud juga menumpahkan cita-cita besarnya untuk Balikpapan dan Kalimantan Timur yang pernah ia rangkum dalam kisah 'Mimpi 100 Tahun Balikpapan.'
Ia berkisah tentang bagaimana ia meramu sejumlah mimpi masyarakat Balikpapan melalui inovasi yang pernah ia buat dalam lomba menulis tentang mimpi masyarakat Balikpapan 100 tahun ke depan.
Rahmad Mas’ud rupanya mencatat betul banyak mimpi yang dituangkan dalam inovasi lomba menulis yang ia lakukan.
Dari itu juga Rahmad Mas’ud membawanya dan menuangkan ke dalam visi-misinya saat mendedikasikan diri sebagai nakhoda Kota Balikpapan.
Baca juga: Netralitas yang Sudah Berubah Makna
Dalam 'Mimpi 100 Tahun Balikpapan' tersebut ia menyinggung soal IKN.
Menurutnya, pembangunan IKN menjadi bagian dari salah satu mimpi Balikpapan yang di dalamnya pernah ada idiom tentang 'Basampan' yang dimaknai sebagai Balikpapan, Samboja, dan Penajam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.