Pembunuhan Sekeluarga di PPU
Di Luar Dugaan! Ternyata Ini Isi Curhat Junaedi Sebelum Lakukan Pembunuhan Satu Keluarga di Babulu
Sejumlah hal baru seputar kasus pembunuhan satu keluarga di Babulu terkuak, salah satunya isi curhat Junaedi sebelum melakukan melakukan pembunuhan
TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah hal baru seputar kasus pembunuhan satu keluarga di Babulu, Penajam Paser Utara (PPU) terkuak.
Sebelum melakukan pembunuhan satu keluarga di Babulu, Junaedi dan sejumlah rekannya diketahui mabuk-mabuk.
Saat bersama rekannya itu, Junaedi ternyata sempat menyampaikan curahan hati alias curhat.
Menariknya, isi curhat Junaedi ini berbeda dengan sejumlah dugaan motif yang sudah dulu mengemuka, yakni soal asmara hingga masalah ayam dan helm.
Baca juga: Kenapa Junaedi yang Masih Pelajar Bisa Begitu saat Sadis Habisi Nyawa 1 Keluarga? Ini Kata Psikolog
Kapolres Penajam Paser Utara (PPU) AKBP Supriyanto menekankan Junaedi tidak mengakui memiliki hubungan dengan korban.
Pernyataan ini membantah isu yang selama ini beredar, bahwa antara pelaku dan RJS (15) salah satu korban memiliki hubungan asmara, namun kandas karena tidak direstui.
Dari hasil pemeriksaan polisi justru menemukan motif lain, yakni pencurian.
Sebab saat sedang mabuk dengan temannya tak jauh dari lokasi pembunuhan satu keluarga, pelaku sempat curhat.
Junaedi mengaku memiliki tanggungan untuk memperbaiki handphone.
"Saat mabuk ada pembicaraan pelaku ini punya tanggungan untuk menebus HP yang sedang diservis," katanya.
Demi mencukupi uang itu, pelaku kemudian mendatangi rumah korban.
"Pelaku mau mencukupi kebutuhan itu menyatroni rumah korban," katanya.
Setelah membunuh satu keluarga, Junaedi juga mengambil tiga unit handphone dan uang Rp 363 ribu.
"Selesai pembunuhan dia mengambil HP kemudian dirusak, dibuang ke sungai. Masih kami lacak," katanya.
Junaedi yang masih pelajar di sebuah SMK melakukan tindak kejamnya pada Selasa (6/2/2024).
Dia tinggal persis di samping rumah korban.
Sedangkan korban adalah Suami Waluyo (35), Istri Sri Winarsih (34), Anak Pertama RJS (15), Anak Kedua VDS (11) dan Anak Ketiga ZAA (3).
"Setahu saya jarang ketemu (korban dan pelaku). Orang samping rumah kok," kata keluarga korban, Randi.
Randi memastikan Junaedi sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan korban, RJS (15).
Pasalnya sampai kini santer diperbincangkan bahwa Junaedi membunuh satu keluarga karena hubungannya tak direstui.
"Ndak ada itu hubungan asmara, ndak pernah, setahu saya keponakan saya kalau ada cowok ngomong sama saya. Setiap ada yang suka sama dia pasti cerita sama saya," kata Randi.
Meski tinggal berdekatan, kata Randi, Junaedi bukan tipe tetangga yang ramah.
"Ketemu orang juga gak mau senyum. Gak bermasyarakat," katanya.
Kakak Pelaku Minta Maaf
Inilah isi permintaan maaf kakak kandung Junaedi pelaku pembunuhan satu keluarga di Babulu Penajam Paser Utara.
Baru-baru ini beredar viral di media sosial, video yang disebut merupakan kakak kandung Junaedi minta maaf kepada keluarga korban dan warga Penajam Paser Utara.
Salah satunya video viral permintaan maaf kakak kandung Junaedi diunggah di Instagram @penajam_terkini.
Dalam video singkat, diketahui kakak kandung Junaedi itu bernama Alimudin.
Baca juga: Alasan Rumah Junaedi Pembunuh 1 Keluarga di Penajam Dirobohkan, Rumah Korban Juga akan Dibongkar
Ia sebagai perwakilan keluarga pelaku pembunuhan 1 keluarga di Penajam.
Alimudin dalam pernyataannya mengucapkan bela sungkawa dan meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Simak selengkapnya isi permintaan maaf kakak Junaedi dan videonya yang viral di media sosial.
"Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh
Saya Alimudin, selaku kakak kandung Junaedi, pelaku pembunuhan keluarga almarhum Bapak Waluyo, mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya,
Kami mewakili keluarga dari Junaedi memohon maaf sebesar-besarnya lahir dan batin kepada keluarga almarhum Bapak Waluyo sekeluarga selaku korban dari perilaku adik kami Junaedi dan memohon maaf kepada seluruh warga RT 18 Desa Babulu Laut dan khususnya kepada umumnya warga Kabupaten Penajam Paser Utara
Demikian permohonan maaf ini kami sampaikan, dan kami akhiri wassalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh."
Hal ini sontak mendapat berbagai respons dari warganet pada kolom komentar.
"Lima nyawa adik kau hilangkan.dengan sadar dia melakukannya tapi permintaan maaf mu sesingkat itu toh yg sdh meninggal gak bakal denger permintaan maafmu," tulis warganet.
"Yang berbuat adenya yg minta maaf ortunya, jun" sudah beban bikin malu lgi," tulis warganet.
"Pulang sana ke asalmu, jangan injakkan kaki lg di tanah PPU," tulis warganet.
Rumah Junaedi di Babulu Laut PPU Digusur
Penggusuran rumah yang ditinggali Junaedi (17), pelaku pembunuhan di Desa Babulu Laut, Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan hasil kesepakatan berbagai pihak.
Yaitu antara keluarga korban, pihak kepolisian, dan masyarakat setempat.
Penggusuran rumah berbahan kayu itu dilakukan dengan menggunakan satu unit alat berat jenis eksavator pada Sabtu (10/2/2024) menjelang siang.
Ini disampaikan oleh kuasa hukum keluarga korban, Adv. Bayu MM., SHI., S.Pd, menyampaikan kepada TribunKaltim.co melalui sambungan telepon.
Dikatakan, penggusuran tersebut bertujuan untuk menghilangkan memori kelam dan mencegah potensi aksi anarkis dari masyarakat yang merasa kesal.
Sebelum itu terjadi penggusuran, lebih dulu sudah pernah disampaikan juga.
Bayu membeberkan, jadi pada hari Kamis kemarin itu dirinya diminta oleh keluarga korban untuk datang ke kediaman beliau di Babulu.
Pada saat itu, posisi dirinya sedang berada di Penajam. Nah disitu juga berkesempatan bertemu dengan Kapolres Penajam Paser Utara.
"Kemudian Kapolsek, kepala Desa, kemudian masyarakat yang ada di sekitar RT 18 di sekunder 8. Kemudian juga dengan utusan dari Polda," ujar Bayu.
Baca juga: BREAKING NEWS: Rumah Keluarga Junaedi, Pelaku Pembunuhan Sadis di Babulu PPU Kini Rata dengan Tanah
Juga Bongkar Rumah Korban
Dia menambahkan, rencananya usai 40 hari setelah kejadian pembunuhan itu, rumah korban juga akan dihancurkan sebagai bagian dari proses penyelesaian tragedi yang sangat memilukan di Penajam Paser Utara.
Sebelum penggusuran kata dia, pada pertemuan krusial yang diadakan di kediaman keluarga korban pada Kamis lalu.
Pihak kepolisian, kepala desa, dan kuasa hukum berhasil mencegah potensi aksi anarkis oleh masyarakat setempat, yang menginginkan main hakim sendiri.
Pada kesempatan tersebut kata dia, mantan kepala desa yang memiliki kedekatan dengan keluarga korban juga turut hadir.
Kuasa hukum menyampaikan permintaan agar keluarga pelaku dievakuasi dari daerah tersebut.
Mengingat trauma yang dirasakan keluarga korban dan kegeraman masyarakat setempat.
"Bahkan masyarakat dari luar juga jengkel," katanya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20240210_Rumah-keluarga-Junaedi-di-Babulu-PPU-dibongkar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.