Pilpres 2024

Hasil Akhir Quick Count Pilpres 2024 di 3 Lembaga Survei, Prabowo-Gibran Hampir Sentuh 60 Persen

Tengok hasil akhir quick count Pilpres 2024 di 3 lembaga survei. Pasangan Prabowo-Gibran hampir sentuh 60 persen.

Tangkap layar Kompas Tv
Capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran memberi pidato politik - Tengok hasil akhir quick count Pilpres 2024 di 3 lembaga survei. Pasangan Prabowo-Gibran hampir sentuh 60 persen. 

Adapun quick count Litbang Kompas ini menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.

Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.

Baca juga: Prabowo-Gibran Menang, Program Makan Siang dan Susu Gratis Dinilai Hanya Prank, TKN Beri Penjelasan

Hasil quick count bukanlah hasil resmi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari tingkat terendah sampai tertinggi, yakni tempat pemungutan suara (TPS), lalu kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

Menurut Komisioner KPU RI Hasyim Asy’ari, penetapan hasil rekapitulasi suara dilakukan paling lambat 35 hari setelah pemungutan suara.

Oleh karena pemungutan suara digelar secara serentak pada 14 Februari 2024, penetapan rekapitulasi suara nasional dilakukan paling lambat pada 20 Maret 2024.

PSI Tak Lolos

Dari hasil quick count Pileg 2024 Litbang Kompas, PSI tak lolos ambang batas atau parliamentary threshold sebesar 4 persen. 

Sosok Jokowi yang dianggap dekat dengan PSI tak memuluskan jalan ke Senayan, hingga sosok Jokowi dibandingkan dengan peran Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY terhadap Demokrat. 

Dari hasil hitung cepat Litbang Kompas menunjukkan bahwa PSI diprediksi tidak akan masuk ke parlemen karena perolehan suaranya sementera ini 2,84 persen, di bawah parliamentary threshold 4 persen.

Peneliti Litbang Kompas Bestian Nainggolan mengatakan, hasil hitung cepat itu membuktikan bahwa sosok Presiden Joko Widodo tidak menjamin pendukungnya memilih partai yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, itu.

"(Sosok Jokowi) enggak menjamin (orang memilih PSI)," kata Bestian, Kamis (15/2/2024).

Bestian menuturkan, pengaruh Jokowi terhadap PSI tidak sebesar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Partai Demokrat pada 2004.

Ia menjelaskan, ketika itu, SBY sedang berada dalam posisi yang dianggap menjanjikan oleh publik sehingga sukses mendongkrak suara Partai Demokrat.

Untuk diketahui, suara Demokrat pada Pemilu 2004 berada di 7,45 persen, lalu melonjak menjadi 20,85 persen pada 2009 ketika SBY sudah lima tahun berkuasa sebagai presiden.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved