Kesehatan
Apa Saja Penyebab Vertigo? Berikut Penjelasan Dokter Spesialis Saraf RS Pertamina Balikpapan
Apa saja penyebab vertigo? Berikut penjelasan dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
Penulis: Ardiana | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pukulan ke kepala hingga infeksi ternyata dapat memicu vertigo pada seseorang.
Hal itu disampaikan dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, Fajar Rudy Qimindra dr. Sp.N FIN CIPS FIPP.
Vertigo merupakan gejala dari gangguan kesehatan tertentu yang dapat terjadi pada telinga dan otak.
Beberapa hal dapat menjadi pemicu seseorang menderita vertigo.
Baca juga: RS Pertamina Balikpapan Kini Miliki Kamar Suite Business, Lengkap Kitchen Set dan 2 Kamar Mandi
Pertama adalah vertigo posisi paroksismal jinak (BPPV), yakni penyebab paling umum dan menciptakan perasaan intens nan singkat bahwa pengidapnya berputar atau bergerak.
"Episode ini dipicu oleh perubahan cepat dalam gerakan kepala, seperti pukulan ke kepala," ujarnya, Minggu (18/2/2024).
Kedua, dipicu oleh infeksi virus di saraf vestibular yang disebut neuritis vestibular atau labirin, di mana hal ini menyebabkan vertigo yang intens dan konstan.
Ketiga adalah penyakit meniere, yakni ketika cairan berlebihan menumpuk di telinga bagian dalam, sehingga dapat memicu episode vertigo secara mendadak.
"Perlu diketahui bahwa episode tersebut dapat berlangsung selama beberapa jam," jelasnya.
Baca juga: Mengenal Metode Pengobatan Hyperbaric Chamber ala RS Pertamina Balikpapan
Keempat, vertigo yang disebabkan oleh migrain, di mana hal ini dapat berlangsung beberapa menit hingga berjam-jam.
Selain itu, lanjut dr Rudy, cedera kepala atau leher berada di posisi kelima yang menyebabkan penyakit vertigo.
Kondisi itu merupakan salah satu gejala umum akibat cedera traumatis di kepala atau leher.
Terutama jika cedera menyebabkan kerusakan pada sistem vestibular.
Terakhir, penggunaan obat-obatan juga dapat memicu hadirnya vertigo.
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kemunculan yang bersamaan dengan gejala lain seperti pusing, gangguan pendengaran, dan tinnitus atau telinga berdenging.
Selain itu, menurut dokter yang juga berpraktik di Optik Ainun Balikpapan ini, vertigo sebenarnya dapat sembuh tanpa pengobatan.
Hal itu terjadi jika otak berhasil beradaptasi dengan perubahan di telinga bagian dalam.
Baca juga: Kesiapan Sambut IKN Nusantara, RS Pertamina Balikpapan Resmikan 3 Pelayanan
Sementara untuk penanganan, beber dr Rudy, hal itu tergantung pada penyebabnya.
Terdapat beberapa perawatan yang umum dilakukan saat mengalami vertigo, diantaranya, penggunaan obat yang dapat membantu meringankan gejala.
"Misalnya, jika vertigo adalah produk sampingan dari infeksi, dokter dapat meresepkan antibiotik, atau steroid untuk membantu mengurangi peradangan," ungkap Dokter Rudy.
Selain itu, rehabilitasi vestibular berupa terapi fisik juga dapat dilakukan jika disebabkan dari masalah telinga bagian dalam untuk membantu mengurangi gejala.
"Rehabilitasi vestibular dapat membantu memperkuat indra yang lain sehingga dapat mengimbangi kemunculan episode," jelasnya.
Vertigo juga dapat ditangani dengan canalith repositioning procedure (CRP).
Dokter Rudy mengatakan, jika seseorang memiliki BPPV, manuver reposisi canalith dapat dilakukan.
Perawatan ini bertujuan untuk membantu memindahkan endapan kalsium ke ruang telinga bagian dalam.
Sementara saat masalah vertigo disebabkan hal yang serius, seperti tumor otak atau cedera leher, pembedahan mungkin diperlukan. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.