Sejarah

Sejarah 21 Februari: Hari Bahasa Ibu Internasional 2024, Simak Sejarah hingga Tema yang Diusung

Simak informasi terkait sejarah 21 Februari tentang Hari Bahasa Ibu Internasional 2024 lengkap dengan sejarah hingga tema yang diusung tahun ini.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
freepik.pikisuperstar
HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL 2024 - Ilustrasi. Simak informasi terkait sejarah 21 Februari tentang Hari Bahasa Ibu Internasional 2024 lengkap dengan sejarah hingga tema yang diusung tahun ini. (20/2/24) 

Pada saat itu dimulai pemberontakan karena Gubernur Jenderal Pakistan mendeklarasikan bahasa Urdu sebagai bahasa resmi Pakistan.

Beberapa kelompok tidak terima dengan keputusan tersebut, yaitu warga Pakistan Timur yang memiliki Bahasa Bangli hingga terjadi demonstrasi.

Biasanya, setiap tahunnya warga Bangladesh akan merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional dengan mengunjungi Shaheed Minar. 

Shaheed Minar adalah monumen yang dibangun mengenang para martir dan replikanya untuk mengungkapkan kesedihan dan memberi penghormatan. 

Pelestarian Bahasa Ibu di Indonesia

hari bahasa ibu internasional 2023 (2)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunggah gambar ilustrasi terkait Hari Bahasa Ibu Internasional 2023.

Bahasa ibu bukan hanya menjadi alat komunikasi, melainkan juga sebagai salah satu langkah melestarikan bahasa itu sendiri.

Baca juga: Sejarah 19 Februari: Hari Komando Pertahanan Udara Nasional, Si Penjaga Langit Tanah Air

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahasa daerah menjadi salah satu kategori bahasa ibu yang diterapkan di Indonesia. 

Dikutip dari hasil riset Badan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, terdapat sebanyak 718 bahasa daerah Indonesia. 

Jumlah bahasa ibu dalam kategori bahasa daerah dirincikan sebanyak 11 bahasa daerah telah punah, 4 dalam keadaan kritis, 16 rentan. 

Angka itu sewaktu-waktu bisa saja bertambah atau berkurang seiring dengan penelitian yang terus dilakukan pemerintah. 

Bayangkan saja jika 718 bahasa daerah Indonesia makin kehilangan penuturnya, maka lama kelamaan bahasa daerah terasa asing di telinga kita. 

Padahal, bahasa daerah adalah identitas kita sebagai bangsa Bhinneka Tunggal Ika yang kaya akan keberagaman dan warisan budayanya. 

Untuk itu perlu adanya program pemerintah dan masyarakat untuk lebih giat dalam menggalakkan pelestarian bahasa daerah di bumi pertiwi.  

Bahasa daerah sudah seharusnya menjadi bahasa ibu, diperkenalkan sejak kecil dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan bersosial.

Di lingkungan sekolah sendiri, bahasa ibu yang merupakan bahasa daerah ini dimasukkan ke dalam muatan lokal kurikulum. 

Baca juga: Sejarah 18 Februari: Hari Paus Sedunia, Membangun Dunia yang Lebih Baik untuk Paus

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved