Sejarah

Sejarah 22 Februari: Hari Kepanduan Pramuka Sedunia dan Lahirnya Baden Powell

Simak informasi dan penjelasan terkait Sejarah 22 Februari Hari Kepanduan Sedunia (Pramuka) dan lahirnya Baden Powell 

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
Canva.com
HARI KEPADUAN SEDUNIA. Simak informasi dan penjelasan terkait Sejarah 22 Februari Hari Kepanduan Sedunia (Pramuka) dan lahirnya Baden Powell  

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi dan penjelasan terkait Sejarah 22 Februari Hari Kepanduan Sedunia (Pramuka) dan lahirnya Baden Powell 

Sejarah Hari Kepanduan Sedunia diperingati setiap 22 Februari sekaligus lahirnya Baden Powell yang merupakan perintis Pramuka.

Kepanduan dunia bermula dari refleksi seorang pemuda Inggris yang mencatat pengalamannya selama tugas di Afrika dan India.

Sosok ini tak lain adalah Lord Baden Powell of Giwell yang nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Baden Powell, namun lebih dikenal sebagai Baden Powell.

Baden Powell lahir pada 22 Februari 1857 di London.

Ayahnya, Domine Baden Powell merupakan seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford, meninggal saat Stephenson masih kecil.

20240221_HARI KEPADUAN
Baden Powell . Simak informasi dan penjelasan terkait Sejarah 22 Februari Hari Kepanduan Sedunia (Pramuka) dan lahirnya Baden Powell 

Pada tahun 1876, Baden Powell bergabung dengan pasukan Hussars ke-13 di India.

Antara tahun 1888 dan 1895, ia sukses menjalankan tugasnya di India, Afganistan, Zulu, dan Ashanti.

Selama Perang Boer, Baden Powell menjabat sebagai staf dalam pasukan Kerajaan Inggris (1896-1897) dan kemudian menjadi kolonel pasukan berkuda di Afrika Selatan.

Pengalaman paling mencolok adalah ketika ia terkepung oleh bangsa Boer di Kota Mafeking, Afsel selama 127 hari dengan keterbatasan makanan.

Baca juga: Sejarah 17 Februari: Giordano Bruno Dibakar Hidup-hidup karena Idenya Dianggap Sesat oleh Gereja

Di samping itu, ia juga berhasil mengalahkan bangsa Zulu di Afrika dan merebut kalung manik kayu milik raja Dinizulu.

Pemikiran dan pengalaman Baden Powell inilah yang kemudian menjadi landasan bagi gerakan kepramukaan atau kepanduan dunia.

Perjalanan Hidup Baden Powell

Pengalaman hidup Baden Powell direkam dalam karya tulisnya berjudul "Aids to Scouting" sebuah buku yang pada awalnya ditujukan sebagai panduan bagi tentara Inggris dalam menjalankan tugas penyelidikan dengan efektif.

Buku ini mencakup berbagai aspek, memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat praktis untuk menjelajahi hutan dan melaksanakan misi penyelidikan.

Dalam bukunya, Baden Powell menguraikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan, baik yang diperoleh dari alam maupun dari tokoh masyarakat setempat.

Contohnya termasuk kemampuan untuk mengenali jejak perjalanan yang baru dilalui sebagai kunci untuk keluar dari hutan yang lebat.

Selain itu, buku ini juga memberikan panduan tentang cara mengenali buah-buahan yang aman untuk dikonsumsi dan mengidentifikasi sumber air yang dapat diminum, keterampilan yang sangat penting dalam situasi penjelajahan.

Sebagai tambahan, Baden Powell menyajikan teknik untuk mengetahui arah mata angin tanpa mengandalkan posisi matahari, terutama saat berada di dalam hutan yang rimbun.

Semua informasi ini disusun dengan rinci, mencakup aspek-aspek praktis dari kehidupan di alam liar yang dapat membantu tentara dalam menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif.

Baca juga: Sejarah 16 Februari: Peresmian Gorontalo Sebagai Provinsi ke-32 di Indonesia

Untuk menguji kebenaran isi buku itu, 21 orang pemuda mengundang Baden Powell bersama-sama membuktikannya mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea (Brownsea Island) pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari peserta perkemahan melakukan pengembaraan menerapkan isi buku Aids for Scouting bersama Baden Powell.

Pengalaman dalam perkemahan tersebut dicatat setiap hari pada akhir perkemahan catatan tersebut dikumpulkan menjadi satu oleh Baden Powell dijadikanlah sebuah buku denan judul “ SCOUTING FOR BOYS “ yang diterbitkan than 1908.

Kelompok anak muda yang melakukan perkemahan di Brownsea tersebut mengubah nama kelompoknya dari Boys Brigade menjadi BOY SCOUT dan menjadikan Scouting For Boys sebagai buku panduannya.

Kemudian ajaran Baden Powell ini berkembang dan berdirilah organisasi kepanduan-kepanduan (yang semua hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boys Scout.

Kemudian disusul berdirinya organisasi kepanduan putri yang diberi nama GIRL GUIDES, atas bantuan Agnes adik perempuan Baden Powell dan diteruskan oleh Ny. Baden Powell dengan buku panduan HANDBOOK GIRL GUIDESS (dikerjakan sama-sama dengan Agnes Baden Powell tahun 1912), GIRL GUIDES (1918).

Baden Powell kembali ke Inggris tahun 1908 menjadi Letnan Jendral dianugrahi Ksatria tahun 1909, Pada tahun 1910 Baden Powell minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letjend.

Kemudian tahun 1918 Baden Powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia Penengak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun tetapi masih sering giat di bidang kepanduan, dengan buku panduan ROVERING TO SUCCES (Mengembara Menuju Kebahagiaan) yang telah diterbitkan tahun 1912.

Pada tahun 1920 para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama.

Ketika hari terakhir kegiatan jambore tanggal 6 Agustus 1920 Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Sedunia.

Sejak Tahun 1920 itu dibentuklah Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya berada di London Inggris.

Pada tahun 1929 Baden Powell mendapat gelar kehormatan ” Lord ” hingga namanya menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Baron, gelar tersebut diberikan oleh Raja George V.

Setelah berkeliling dunia termasuk berkunjung ke Batavia (Sekarang : Jakarta, Indonesia) tanggal 3 Desember 1934, sepulang meninjau Jambore di Australia.

Baca juga: Sejarah Pemilu Indonesia Pertama Kali 1955 Hingga Saat Ini 2024

Baden Powell beserta istrinya menghabiskan waktu tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935-1938).

Kemudian ia kembali ke Afrika tanah yang amat dicintainya, masa tuanya di Nyeri, Kenya.

Beliau wafat tanggal 8 Januari 1941 dan diantar diatas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir.

Pada ahun 1958 Biro Kepanduan Sedunia (Putra) dipindahkan dari London ke Ottawa, Kanada.

Pada tanggal 1 Mei 1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved