Sejarah

Sejarah 23 Februari: Mengenang K.H. Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah yang Meninggal 101 Tahun Lalu

Simak informasi dan penjelasan terkait sejarah 23 Februari mengenang K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah yang meninggal 101 tahun lalu.

|
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
Wikipedia
K. H. AHMAD DAHLAN. Simak informasi dan penjelasan terkait sejarah 23 Februari mengenang K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah yang meninggal 101 tahun lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi dan penjelasan terkait Sejarah 23 Februari mengenang K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah yang meninggal 101 tahun lalu.

Pada tahun 1923, dunia kehilangan salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam Indonesia, K.H. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi Muhammadiyah.

Lahir pada tahun 1868, K.H. Ahmad Dahlan dikenal sebagai pembaharu Islam yang memiliki visi untuk mengembalikan kemurnian ajaran Islam dan mengangkat harkat serta harga diri masyarakat12.

K.H. Ahmad Dahlan dikenal karena konsep kemanusiaannya yang berbasis pada cinta kasih untuk mempersatukan orang-orang bagian dari nilai dasar spirit profetik1.

K.H. Ahmad Dahlan menerapkan konsep ini dalam kehidupan bermasyarakat, bukan hanya sebagai konsep yang dihafal.

Sebagai pemimpin, K.H. Ahmad Dahlan dikenal memiliki jiwa kepemimpinan transformatif yang bersifat karismatik, motivator, dan memiliki kecerdasan intelektual serta berpikir visioner2.

Ia juga dikenal memiliki kemampuan untuk melihat dan memahami secara emosional seluruh fenomena yang terjadi dan memiliki empati tinggi terhadap posisi dan keadaan orang lain, terutama dalam hal perbedaan pandangan atau pendapat.

Baca juga: Sejarah 21 Februari: Didirikannya Republik Persatuan Arab UAR untuk Pertama Kalinya

K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang ulama dan pendidik Islam yang terkenal sebagai pendiri Muhammadiyah, salah satu gerakan reformis Islam terbesar di Indonesia.

Berikut adalah informasi sejarah mengenai K.H. Ahmad Dahlan:

1. Kelahiran

K.H. Ahmad Dahlan lahir pada tanggal 1 Agustus 1868 di Yogyakarta, Jawa Tengah.

2. Pendidikan

Ahmad Dahlan belajar di sekolah tradisional pesantren, di mana ia mendalami ilmu agama Islam.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Makkah, Arab Saudi, untuk menuntut ilmu di bawah bimbingan ulama-ulama terkemuka pada masanya.

Baca juga: Sejarah 17 Februari: Giordano Bruno Dibakar Hidup-hidup karena Idenya Dianggap Sesat oleh Gereja

3. Muhammadiyah

Pada 18 November 1912, Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Islam yaitu Muhammadiyah di Yogyakarta.

Organisasi ini didirikan sebagai respons terhadap kondisi sosial dan keagamaan di masyarakat pada waktu itu.

Muhammadiyah bertujuan untuk melakukan pembaruan dalam bidang pendidikan, agama, dan sosial.

K. H. AHMAD DAHLAN. Simak informasi dan penjelasan terkait sejarah 23 Februari yaitu meninggalnya tokoh Islam. (Suara Muhammadiyah)
K. H. AHMAD DAHLAN. Simak informasi dan penjelasan terkait sejarah 23 Februari yaitu meninggalnya tokoh Islam. (Suara Muhammadiyah) (Suara Muhammadiyah)

4. Prinsip-prinsip Muhammadiyah

Ahmad Dahlan menjadikan Muhammadiyah sebagai wahana untuk menyebarkan ajaran Islam yang bersih dan murni, sambil memadukan nilai-nilai Islam dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ia juga menekankan pentingnya kemandirian umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan.

5. Aktivitas Sosial

Selain menjadi pemimpin spiritual Muhammadiyah, K. H. Ahmad Dahlan juga aktif dalam kegiatan sosial.

Ia terlibat dalam usaha kesehatan, pendidikan, dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Sejarah 16 Februari: Peresmian Gorontalo Sebagai Provinsi ke-32 di Indonesia

6. Wafat

Wafatnya K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 23 Februari 1923 di Yogyakarta merupakan momen duka dan bersejarahdimana dirinya meninggalkan kekosongan dalam dunia keagamaan dan pendidikan Indonesia.

Meskipun tubuhnya telah kembali kepada Sang Pencipta, warisan intelektual, semangat reformis, dan visi keislaman yang dimilikinya terus berkembang dan memberi inspirasi hingga kini.

K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah tidak hanya meninggalkan jejak dalam sejarah organisasinya, tetapi juga menciptakan fondasi bagi perkembangan Islam yang terbuka, moderat, dan progresif di Indonesia.

Kontribusinya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial terus dihargai sebagai pijakan utama bagi gerakan-gerakan Islam yang berfokus pada kesejahteraan umat.

Meskipun fisiknya telah tiada, pengaruh K.H. Ahmad Dahlan terus terasa dalam setiap langkah kemajuan Muhammadiyah dan pergerakan Islam di Indonesia.

Semangatnya untuk memadukan nilai-nilai keislaman dengan ilmu pengetahuan tetap menjadi pendorong bagi para pengikutnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Sebagai pemimpin spiritual dan intelektual K.H. Ahmad Dahlan mengajarkan nilai-nilai keadilan, toleransi, dan keberagaman, yang masih menjadi pedoman bagi banyak individu dan organisasi Islam hingga saat ini.

Walaupun beliau telah berpulang, warisan dan peranannya membentuk identitas Islam di Indonesia tetap hidup dan menginspirasi generasi-generasi selanjutnya.

K.H. Ahmad Dahlan diakui sebagai tokoh yang berperan besar dalam pembentukan identitas Islam di Indonesia, terutama melalui Muhammadiyah yang terus berperan dalam mengembangkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umat. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved