Sejarah
Sejarah 24 Februari: Partai Nazi Jerman Didirkan, dan Perkembangannya Bersama Adolf Hitler
Simak informasi dan penjelasan terkait Sejarah 24 Februari pertama kali Partai Nazi Jerman didirkan, dan perkembangannya bersama Adolf Hitler.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi dan penjelasan terkait Sejarah 24 Februari pertama kali Partai Nazi Jerman didirkan, dan perkembangannya bersama Adolf Hitler.
Seperti yang kita ketahui Adolf Hitler merupakan salah satu tokoh dunia yang berkaitan erat dengan Nazi dan Perang Dunia II, untuk mengetahui informasinya lebih detail, berikut ialah penjelasan yang berhasil dikumpulkan Tribunkaltim.co mengutip beberapa sumber.
Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, NSDAP) dibentuk pada tanggal 24 Februari 1920 di Munich, Jerman.
Partai ini awalnya didirikan oleh Anton Drexler, seorang tukang kecil dan mantan tentara Jerman, yang membentuk kelompok politik awal yang disebut Deutsche Arbeiterpartei (DAP) pada tahun 1919.
Adolf Hitler bergabung dengan DAP pada bulan September 1919 dan kemudian menjadi pemimpinnya.
Transformasi DAP menjadi Partai Nazi dimulai ketika Adolf Hitler mengajukan beberapa perubahan pada program partai.

Pada tanggal 24 Februari 1920, di sebuah pertemuan besar di Bürgerbräukeller di Munich, Hitler menyampaikan Program 25 Poin yang kemudian menjadi dasar ideologi Partai Nazi.
Program ini mencakup poin-poin seperti penolakan terhadap Traktat Versailles, anti-Semitisme, nasionalisme ekstrim, dan keinginan untuk menciptakan negara Jerman yang kuat dan bersatu.
Pada saat itulah, DAP resmi mengubah namanya menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP), atau Partai Nazi.
Baca juga: Sejarah 17 Februari: Giordano Bruno Dibakar Hidup-hidup karena Idenya Dianggap Sesat oleh Gereja
Bendera partai ini, yang terkenal dengan swastika, juga diperkenalkan pada saat itu.
Partai Nazi semakin berkembang di Jerman dan mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok, terutama di kalangan kaum buruh dan veteran Perang Dunia I.
Pada tahun 1923, Hitler mencoba untuk merebut kekuasaan melalui Putsch di Munich, sebuah upaya kudeta yang gagal.
Hitler kemudian dihukum penjara dan di dalam penjara, ia menulis buku manifesto berjudul "Mein Kampf" yang menjadi panduan ideologis bagi Partai Nazi.
Setelah Hitler keluar dari penjara, Partai Nazi terus berkembang dan pada tahun 1933 setelah kemenangan dalam pemilihan umum, Hitler diangkat menjadi Kanselir Jerman.
Dari sinilah dimulai pengaruh besar Partai Nazi dalam politik Jerman yang akhirnya membawa Jerman ke jalur totaliter dan berkontribusi pada pecahnya Perang Dunia II.

Sejarah Adolf Hitler dan Partai Nazi
Selanjutnya, Adolf Hitler tidak mendirikan Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, NSDAP) di Jerman tetapi dia menjadi anggota kelompok tersebut pada tahun 1919 dan kemudian menjadi pemimpinnya.
Partai Nazi didirikan oleh Anton Drexler, seorang tukang kecil dan mantan tentara Jerman, pada tanggal 5 Januari 1919 di Munich.
Hitler bergabung dengan Partai Pekerja Jerman (Deutsche Arbeiterpartei, DAP), yang kemudian berubah nama menjadi NSDAP, pada bulan September 1919. Sejak saat itu, dia menjadi sosok kunci dalam transformasi partai menjadi kekuatan politik yang signifikan di Jerman.
Baca juga: Sejarah 15 Februari: Hari Kanker Anak Sedunia
Program 25 Poin yang dirumuskan oleh Adolf Hitler pada tahun 1920 menyajikan serangkaian tujuan dan ideologi Partai Nazi.
Berikut adalah beberapa poin utama yang disampaikan oleh Hitler dalam dokumen tersebut:
1. Penolakan Terhadap Traktat Versailles
Program ini menegaskan penolakan terhadap ketentuan-ketentuan Traktat Versailles yang mengatur persyaratan dan pembatasan terhadap Jerman setelah Perang Dunia I.
2. Nasionalisme Ekstrim
Dokumen ini mencerminkan semangat nasionalisme yang ekstrim dengan menekankan kepentingan dan kejayaan negara Jerman sebagai fokus utama.
3. Anti-Semitisme
Program 25 Poin secara terang-terangan mengandung elemen-elemen anti-Semitis memenyalahkan dan menargetkan Yahudi sebagai kelompok tertentu yang dianggap sebagai musuh atau ancaman.
4. Pengembalian Tanah Air dan Hak Azasi Jerman
Program ini menuntut pengembalian tanah air dan hak-hak azasi yang dianggap telah diambil oleh pihak asing, dengan tujuan mengembalikan "kemuliaan" Jerman.
5. Pembentukan Negara Bersatu Jerman
Hitler menekankan pentingnya menyatukan semua bangsa Jerman dalam satu negara yang kuat dan bersatu.
Baca juga: Sejarah 23 Februari: Rudolf Diesel Menerima Hak Paten Atas Penemuannya Mesin Diesel
6. Penolakan Materialisme
Program ini menentang nilai-nilai materialistik dan menyerukan kebangkitan semangat idealisme dan moralitas.
7. Anti-Komunis
Hitler menyatakan penentangannya terhadap paham komunisme dan mengecam pengaruhnya dalam masyarakat Jerman.
8. Penghormatan terhadap Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Itulah 8 poin diatara 25 poin menekankan pentingnya menghormati warga negara yang bertanggung jawab, dengan fokus pada kesetiaan kepada negara.
Dengan menyampaikan Program 25 Poin ini, Adolf Hitler dan Partai Nazi mengukuhkan dasar ideologis mereka yang menjadi landasan untuk pergerakan politik mereka selama dekade berikutnya, membentuk dasar kebijakan mereka selama pemerintahan Nazi di Jerman.
Setelah dibebaskan dari penjara, Hitler melanjutkan perjalanan politiknya, dan pada tahun 1933, setelah kemenangan Partai Nazi dalam pemilihan umum, dia diangkat sebagai Kanselir Jerman.
Sejak saat itu, dia mengonsolidasikan kekuasaannya dan membawa Jerman ke jalur totaliter, yang akhirnya berujung pada Perang Dunia II. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.