Berita Mahulu Terkini

Dinas Perhubungan Kabupaten Mahulu Sebut Daerah Rawan Bencana Perlu Dilakukan Pemetaan

Terhitung sejak Desember 2023 hingga kini telah terjadi longsor di jalan poros ibu kota kabupaten sebanyak tiga kali

Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/KRISTIANI TANDI RANI
Penumpang speedboat menggunakan pelampung, Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Umum Mahakam Ulu Papilus Panyu mengatakan perlengkapan kendaraan harus diperhatikan. 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Kawasan jalan di kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) akhir-akhir ini kerap mengalami longsor.

Terhitung sejak Desember 2023 hingga kini telah terjadi longsor di jalan poros ibu kota kabupaten sebanyak tiga kali.

Pemetaan wilayah sebagai bentuk pengenalan perlu dilakukan sebagai mitigasi dan adaptasi sehingga dapat menimimalisir kerugian dan korban jiwa.

Baca juga: Antisipasi Kerusakan Logistik Pemilu 2024, KPU Mahulu Siapkan Plastik dan Pelampung untuk Distribusi

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Umum, Papilus Panyu mengatakan perlu adanya tanda kerawanan di jalan yang terkena musibah.

"Kalau kita ini hapal saja ya, tapi ketika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi karena dia berpikir nggak ada apa-apa pas ketemu begini ya kagetkan, Apalagi kalau bukan orang sini," katanya saat ditemui di kantornya, Selasa (27/2/2024).

Ia mengatakan sebagai bidang yang memiliki amanah untuk memantau transportasi, Dishub bertugas untuk melaksanakan pelayanan untuk keselamatan baik kendaraan di darat maupun di sungai.

"Ini juga perlu adanya kesadaran dari masyarakat. Seperti kendaraan di sungai, kita sudah menyiapkan pelampung tapi penumpang nggak ada yang makai, kan sayang pelampung itu nganggur kan," ujarnya kepada TribunKaltim.co.

Salah satu hal yang saat ini masih menjadi masalah serius namun tak kunjung diperhatikan masyarakat adalah penggunaan pelampung.

Baca juga: Perairan Kaltim Tak Ramah bagi Manusia, Basarnas Imbau Warga Bekali Diri Pakai Pelampung

Nampak, masyarakat yang melakukan perjalanan menggunakan speedboat masih lalai memakai pelampung.

Alasan masyarakat tidak memakai pelampung pun masih sangat klise, mulai dari alasan panas hingga tidak biasa memakai pelampung.

"Ya memang di sini nggak ada riam, tapi kalau terjadi kecelakaan dan ada yang meninggal yang menyesal siapa? Ya kita-kita juga. Seharusnya setiap masyarakat harus memiliki kesadaran masing-masing," tuturnya.

Namun, untuk menjaga keselamatan seharusnya sebelum berlayar wajib menggunakan pelampung.

Tak hanya bagi penumpang, seharusnya pelaku usaha motoris pun harus memperhatikan hal ini.

"Begitu juga dengan motoris speedboat harus siap, speedboat harus dalam keadaan kondusif. Kalau semuanya itu kita lakukan maksimal dan itupun terjadi ya kan itu musibah," pungkasnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved