Pemilu 2024

Romahurmuziy Beber Operasi Khusus Memenangkan PSI, Ada 2 Cara untuk Meloloskan ke Parlemen

Meroketnya suara PSI di Pemilu 2024, mengundang reaksi berbagai pihak, salah satunya Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy.

DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy. Ia membeber dua modus untuk meloloskan PSI ke parlemen. 

Di antara keganjilan itu adalah suara PSI yang melesat tajam menyimpang dari garis kewajaran.

Baca juga: Hasil Final Hitung Cepat Litbang Kompas, Hanya 8 Partai Lolos ke Senayan, Bagaimana Nasib PSI?

Dalam Sirekap, terdapat data input dari 110 hasil tempat pemungutan suara (TPS) yang menyumbang sekitar 19.000 suara bagi PSI.

Artinya, setiap TPS diperkirakan terdapat 173 pemilih PSI.

Hal ini dinilai tidak masuk akal karena partisipasi pemilih jika diasumsikan seperti 2019, maka suara setiap TPS hanya 81,69 persen dari 300 suara, atau 245 suara per TPS.

Dengan demikian, presentase PSI per TPS mencapai 173 suara sementara semua partai lainnya hanya 29 persen.

Baca juga: 8 Partai Lolos ke Senayan Menurut Hasil Final Quick Count Litbang Kompas, Nasib PSI dan Kata Kaesang

“Sebuah angka yang sangat tidak masuk akal mengingat PSI sebagai partai baru yang tanpa infrastruktur mengakar dan kebanyakan caleg RI-nya saya monitor minim sosialisasi ke pemilih,” ujar Gus Romi.

Adapun lonjakan suara PSI mulai terjadi dari hanya 2,86 persen atau 2.171.907 suara pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB menjadi 3,13 persen atau 2.402.268 suara pada Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.

Dalam jangka waktu yang sama, hasil tempat pemungutan suara (TPS) yang dilaporkan di situs real count KPU bertambah dari 539.084 menjadi 541.324 TPS.

Terdapat tambahan data dari 2.240 TPS.

Baca juga: Heboh, Akhirnya MK Hapus Parliamentary Threshold 4 Persen, Denny Siregar: Biar PSI Bisa ke Senayan

Dari data tersebut, bisa diasumsikan PSI mendapatkan tambahan 203.361 suara dari 2.240 TPS.

Data itu memiliki selisih cukup jauh dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Berdasarkan data hitung cepat Tim Litbang KOMPAS yang sudah terkumpul 100 persen misalnya, PSI hanya meraup 2,8 persen suara.

Analisa Pengamat

Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menyebut perolehan suara partai politik mustahil melonjak secara drastis seperti permainan sulap.

Pernyataan itu Ujang sampaikan saat dimintai tanggapan menyangkut melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berdasarkan hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved