Sejarah

Sejarah 5 Maret: Meninggalnya Hugo Chavez, Pemimpin Kudeta yang Menumbangkan Presiden Venezuela

Salah satu peristiwa sejarah 5 Maret yaitu meninggalnya Hugo Chavez, seorang pemimpin kudeta yang menumbangkan Presiden Venezuela saat itu.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Los Angeles Times
Sejarah 5 Maret: Meninggalnya Hugo Chavez, pemimpin kudeta yang menumbangkan Presiden Venezuela. 

TRIBUNKALTIM.CO - Salah satu peristiwa sejarah 5 Maret yaitu meninggalnya Hugo Chavez, seorang pemimpin kudeta yang menumbangkan Presiden Venezuela saat itu.

Hugo Chavez meninggal dunia pada 5 Maret 2013 setelah berjuang melawan kanker.

Ia menderita kanker di area panggulnya dan menjalani beberapa operasi di Kuba dan Venezuela.

Baca juga: Sejarah 26 Februari: Tim Berners Lee Perkenalkan Browser Web Pertama

Baca juga: Sejarah 7 Februari: Pertama Kali Dirilisnya Film Pinokio, Garapan Kedua dari Walt Disney

Baca juga: Sejarah 24 Februari: Hilaire de Chardonnet Penemu Sutra Buatan, Kenali 8 Jenis Kain Sutra yang Umum

Chavez mengalami kondisi kesehatan yang semakin memburuk, dan pada akhirnya, ia meninggal dunia di usia 58 tahun.

Setelah kematian Chavez, Nicolas Maduro, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden, mengambil alih kepemimpinan Venezuela.

Maduro terpilih sebagai Presiden dalam pemilihan umum pada April 2013 dan kemudian terus memimpin Venezuela, meskipun pemerintahannya telah dihadapkan pada berbagai tantangan dan kontroversi.

Kematian Hugo Chavez memiliki dampak besar pada politik dan dinamika di Venezuela, serta memicu perubahan-perubahan signifikan dalam arah kebijakan dan peta politik negara tersebut.

Biografi Singkat Hugo Chavez

Hugo Chavez Frias adalah seorang politikus Venezuela yang lahir pada tanggal 28 Juli 1954 di Sabaneta, Venezuela.

Ia dikenal sebagai tokoh kontroversial yang memimpin Venezuela selama lebih dari satu dekade sebagai Presiden.

Chavez berasal dari latar belakang militer dan merupakan lulusan Akademi Militer Venezuela.

Ia terlibat dalam kudeta militer pada tahun 1992 yang gagal, yang memperoleh popularitas baginya di kalangan rakyat Venezuela.

Setelah kudeta tersebut, Chavez menjadi terkenal secara nasional dan mendirikan Partai Revolusioner Bersatu (Movimiento V Republica, MVR) sebagai platform politiknya.

lihat fotoPresiden Venezuela saat baru dilantik, Hugo Chavez (kiri) dan istrinya, Maria Isabel Rodriguez (kanan), melambaikan tangan kepada para pendukungnya yang bersorak-sorai ketika mereka berjalan menuju istana kepresidenan di pusat kota Caracas setelah upacara pelantikannya di Kongres.
Presiden Venezuela saat baru dilantik, Hugo Chavez (kiri) dan istrinya, Maria Isabel Rodriguez (kanan), melambaikan tangan kepada para pendukungnya yang bersorak-sorai ketika mereka berjalan menuju istana kepresidenan di pusat kota Caracas setelah upacara pelantikannya di Kongres.

Pada tahun 1998, Hugo Chavez terpilih sebagai Presiden Venezuela dalam pemilihan umum yang menandai awal periode pemerintahannya yang kontroversial.

Selama masa pemerintahannya, Chavez menerapkan program-program sosialis yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi ketidaksetaraan, dan memperkuat kontrol negara terhadap sektor-sektor kunci ekonomi seperti minyak.

Chavez dikenal karena retorika anti-AS dan anti-kapitalisme serta pendekatannya yang otoriter terhadap kekuasaan.

Kritikus menuduhnya melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, pembungkaman oposisi politik, dan penggunaan kekuasaan untuk memperkuat kendalinya atas pemerintahan dan lembaga-lembaga negara.

Selama masa pemerintahannya, Chavez menghadapi berbagai tantangan politik dan ekonomi, termasuk upaya kudeta yang gagal pada tahun 2002 dan protes besar-besaran yang dipimpin oleh oposisi.

Namun, ia juga mempertahankan dukungan kuat dari sebagian besar rakyat Venezuela, terutama dari kelompok masyarakat yang lebih miskin.

Hugo Chavez meninggal dunia pada tahun 2013 setelah berjuang melawan kanker.

Warisannya tetap menjadi subjek perdebatan di Venezuela dan di seluruh dunia, dengan beberapa menganggapnya sebagai pahlawan revolusi sosialis, sementara yang lain mengkritik pemerintahannya karena otoritarianisme dan kegagalan dalam mengatasi masalah ekonomi negara.

Baca juga: Sejarah 2 Maret: Hari Penghargaan Karyawan serta 3 Alasan untuk Merayakannya

Keluarga Hugo Chavez

Hugo Chavez memiliki sejumlah anggota keluarga yang memainkan peran dalam kehidupan dan politiknya.

Berikut ini beberapa anggota keluarganya, meliputi:

1. Elena Frias de Chavez

Istri pertamanya, yang ia nikahi pada tahun 1977.

Mereka memiliki tiga anak bersama: Rosa Virginia, Maria Gabriela, dan Hugo Rafael.

2. Maria Isabel Rodriguez de Chavez

Istri keduanya, yang merupakan jurnalis Venezuela.

Mereka menikah pada tahun 1997 dan bercerai pada tahun 2004.

Mereka memiliki seorang putri bernama Rosines.

3. Rosa Virginia Chavez Colmenares

Salah satu anak perempuannya dari pernikahan pertamanya.

Dia memainkan peran politik yang signifikan dalam pemerintahan ayahnya, terutama dalam bidang kesehatan dan sosial.

4. Maria Gabriela Chavez Colmenares

Putri lainnya dari pernikahan pertamanya.

Dia adalah seorang diplomat dan mantan Wakil Tetap Venezuela untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

5. Hugo Rafael Chavez Colmenares

Putra bungsu Hugo Chavez, yang juga dikenal sebagai Huguito.

Dia juga terlibat dalam politik Venezuela dan mendukung pemerintahan ayahnya.

Baca juga: Sejarah 24 Februari: Pertunangan Pangeran Charles dengan Lady Diana Spencer, 43 Tahun yang Lalu

Alasan Hugo Chavez Melakukan Kudeta

• Ketidakpuasan terhadap Kebijakan Ekonomi dan Sosial

Chavez dan sekelompok perwira militer yang mendukungnya merasa tidak puas dengan kebijakan ekonomi dan sosial yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Carlos Andres Perez.

Kebijakan-kebijakan tersebut, termasuk pemotongan subsidi bahan bakar dan peningkatan harga bahan pokok, menimbulkan ketidakpuasan di kalangan banyak lapisan masyarakat.

• Korupsi dan Ketidakpuasan Politik

Pada saat itu, banyak elemen masyarakat Venezuela merasa bahwa pemerintahan Perez terlibat dalam korupsi yang merajalela dan bahwa sistem politik yang ada tidak mencerminkan kebutuhan dan aspirasi rakyat.

Ini menciptakan ketidakpuasan dan ketegangan di antara kelompok-kelompok yang berbeda di Venezuela.

• Krisis Ekonomi

Venezuela pada awal tahun 1990-an mengalami krisis ekonomi yang serius, termasuk krisis utang dan inflasi yang tinggi.

Ketidakstabilan ekonomi ini memberikan dasar bagi ketidakpuasan dan ketegangan di masyarakat.

• Ketidaksetujuan terhadap Kebijakan Neoliberal

Chavez dan kelompoknya menentang kebijakan ekonomi neoliberal yang diterapkan oleh pemerintahan Perez, yang meliberalisasi pasar dan mengurangi peran pemerintah dalam ekonomi.

Mereka ingin mengubah arah kebijakan menuju model yang lebih sosialis.

Kudeta Chavez pada tahun 1992, meskipun gagal, memberikan kesempatan bagi Chavez untuk muncul sebagai tokoh politik yang populer dan diakui di Venezuela.

Meskipun awalnya dihukum penjara, Chavez kemudian dibebaskan dan aktif terlibat dalam politik sipil.

Ia kemudian terpilih sebagai Presiden Venezuela dalam pemilihan umum pada tahun 1998. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved