Ramadhan 2024
Teks Doa Kamilin untuk Dapat Berkah, Doa Sesudah Shalat Tarawih dan Witir yang Dianjurkan Dibaca
Inilah bacaan doa Kamilin selengkapnya lengkap dengan artinya, dibaca setelah menunaikan Shalat Tarawih atau sebelum shalat witir.
Wa fil 'âkhirati râghibîn.
Wa bil-qadlâ'I râdlîn.
Wa lin na'mâ'I syâkirîn.
Wa 'alal balâ'i shâbirîn.
Wa tahta liwâ'i muhammadin shallallâhu 'alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ'irîna wa alal haudli wâridîn.
Wa ilal jannati dâkhilîn.
Wa minan nâri nâjîn.
Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn.
Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn.
Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn.
Wa min tha'âmil jannati âkilîn.
Wa min labanin wa 'asalin mushaffan syâribîn.
Bi akwâbin wa abârîqa wa ka'sin min ma'în.
Ma'al ladzîna an'amta 'alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ'i wash shâlihîna wa hasuna ulâ'ika rafîqan.
Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi 'alîman.
Allâhummaj'alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su'adâ'il maqbûlîn.
Wa lâ taj'alnâ minal asyqiyâ'il mardûdîn.
Wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma'în.
Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil 'âlamîn.
Artinya:
"Yaa Allah,
jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya,
yang memenuhi kewajiban-kewajiban,
yang memelihara sholat,
yang mengeluarkan zakat,
yang mencari apa yang ada di sisi-Mu,
yang mengharapkan ampunan-Mu,
yang berpegang pada petunjuk,
yang berpaling dari kebatilan,
yang zuhud di dunia,
yang menyenangi akhirat,
yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu),
yang mensyukuri nikmat,
yang sabar atas segala musibah,
yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat,
yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad),
yang masuk ke dalam surga,
yang selamat dari api neraka,
yang duduk di atas ranjang kemuliaan,
yang menikah dengan para bidadari,
yang mengenakan berbagai sutra,
yang makan makanan surga,
yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.
Mereka itulah teman yang terbaik.
Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.
Ya Allah,
jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya,
dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya.
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau.
Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
Demikianlah doa kamilin yang dibaca setelah sholat Tarawih di bulan Ramadan lengkap Arab, latin dan artinya.
Hukum Shalat Tarawih
Berdasarkan buku Tuntunan Ibadah di Bulan Ramadhan yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, dijelaskan bahwa hukum Shalat Tarawih adalah sunnah.
Waktu Shalat Tarawih
Waktu pelaksanaan Shalat Tarawih yaitu sesudah Shalat Isya hingga fajar (sebelum datang waktu Subuh). Dilaksanakan setiap malam selama bulan puasa Ramadhan.
Shalat Tarawih sebaiknya dikerjakan secara berjamaah, baik di masjid, musala, ataupun di rumah.
Namun, Shalat Tarawih dan Witir juga bisa dilakukan sendirian.
Niat Shalat Tarawih sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa
Artinya: "Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala."
Niat Shalat Tarawih sebagai Makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa
Artinya: "Saya niat Shalat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
Niat Shalat Tarawih Sendiri (Munfarid)
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatattarowihi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala
Artinya: "Saya niat Shalat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
Tata Cara Shalat Tarawih
Tata cara pelaksanaan Shalat Tarawih bisa dikerjakan dengan cara 4 rakaat, 4 rakaat tanpa tasyahud awal, dan 3 rakaat witir tanpa tasyahud awal.
Shalat Tarawih dapat juga dikerjakan dengan cara 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat dan 1 rakaat Witir.
Dikutip Tribunnews.com dari tulisan DR Marabona Munthe ME Sy, Dosen Universitas Islam Negeri Riau (UIN) Riau, dalam artikelnya Tata Cara shalat Tarawih di Rumah Berjamaah dan Sendiri-Sendiri, berikut urutan shalat Tarawih:
1. Mengucapkan niat Shalat Tarawih sesuai posisinya sebagai imam atau makmum
2. Niat di dalam hati
3. Ketika takbiratul ihram mengucap takbir
4. Saat takbiratul ihram membaca Surat Al-Fatihah
5. Kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Quran
6. Rukuk
7. I’tidaal
8. Sujud pertama
9. Duduk di antara dua sujud
10. Sujud kedua
11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
12. Bangkit dari duduk
13. Mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
14. Salam pada rakaat kedua (Jika mengikut kepada yang dua rakaat-dua rakaat), lanjut sampat rakaat keempat baru salam (Jika mengikut kepada pendapat yang empat rakaat-empat rakaat).
Baca juga: 30 LINK Twibbon Ramadhan 2023, Kartu Ucapan Menarik Marhaban Ya Ramadhan
Shalat Witir
Setelah Shalat Tarawih, hendaknya diteruskan melaksanakan Shalat Witir, minimal satu rakaat.
Namun, pada umumnya, Shalat Witir dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam.
Tapi, diperbolehkan juga jika dikerjakan tiga rakaat dengan satu salam.
Niat Shalat Witir 1 Rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: "Saya niat Shalat Witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum karena Allah ta’alaa".
Niat Shalat Witir 3 Rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa.
Artinya: "Saya berniat Shalat Witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa".
Urutan Surat Pendek yang Dibaca saat Shalat Tarawih
Ada sekitar 10 surat pendek Al-Quran yang biasa dibaca saat Shalat Tarawih maupun Shalat Witir selama bulan puasa Ramadhan.
Cara pelaksanaan Shalat Tarawih sama dengan cara pelaksanaan shalat fardhu, baik gerakan maupun bacaannya.
Yang membedakan hanya pada niat saat kita akan melaksanakan shalat sunnah tersebut.
Di samping itu, dalam Shalat Tarawih surat yang dibaca setelah Al-Fatihah sebaiknya adalah:
a). Malam tanggal 1 sampai pertengahan Ramadhan:
Setap rakaat pertama dibaca satu surat dari surat-surat berikut secara berurutan, yaitu:
* At- Takaatsur - Baca buka di sini
* Al-‘Ashr - Baca buka di sini
* Al-Humazah - Baca buka di sini
* Al-Fiil - Baca buka di sini
* Quraisy - Baca buka di sini
* Al-Maa’uun - Baca buka di sini
* Al-‘Kautsar - Baca buka di sini
* Al-Kaafiruun - Baca buka di sini
* An-Nashr - Baca buka di sini
* Al-Lahab - Baca buka di sini
Sedangkan setiap rakaat kedua dibaca surat Al-Ikhlash - Baca buka di sini.
b). Malam pertengahan sampai akhir Ramadhan:
Setiap rakaat pertama dibaca surat Al-Qadr - Baca buka di sini.
Sedangkan setiap rakaat kedua dibaca surat-surat berikut secara berurutan, yaitu:
* At- Takaatsur - Baca buka di sini
* Al-‘Ashr - Baca buka di sini
* Al-Humazah - Baca buka di sini
* Al-Fiil - Baca buka di sini
* Quraisy - Baca buka di sini
* Al-Maa’uun - Baca buka di sini
* Al-‘Kautsar - Baca buka di sini
* Al-Kaafiruun - Baca buka di sini
* An-Nashr - Baca buka di sini
* Al-Lahab - Baca buka di sini
Urutan Surat Pendek yang Dibaca saat Shalat Witir
Ustadz H Nasrihul Haq menjelaskan, terkait dengan bacaan surah yang disunnahkan pada Shalat Witir, terdapat beberapa riwayat yang menjelaskannya, antara lain:
"Dari ‘Ubay bin Ka’ab beliau berkata: Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat witir dengan membaca Sabbihismarabbikal a’laa (al-A’la), dan Qul yaa ayyuhal kafirun (al-Kafirun), dan Qul huwallahu ahad (al-Ikhlas)". (HR. Ahmad, An-Nasai dan yang lainnya).
Riwayat ini menyebutkan bahwa bacaan surah pada rakaat terakhir (rakaat ketiga) Shalat Witir adalah surah Al Ikhlas.
Dalam sebuah riwayat juga dinyatakan bahwa Aisyah ra ditanya tentang surah yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW dalam Shalat Witir.
Lalu dia menjawab, "Pada rakaat pertama beliau membaca sabbihisma rabbika al-A‘la, pada rakaat kedua membaca qul ya ayyuha al-kafirun, dan pada rakaat ketiga membaca qul huwallahu ahad dan al-mu‘awwidzatain. Al-mu‘awwidzatain adalah qul a‘udzu bi rabbi al-falaq dan qul an-nas)." (HR Tirmidzi)
Riwayat yang kedua ini menunjukkan bahwa bacaan surah pada rakaat terakhir dari Shalat Witir adalah 3 surah yang biasa disebut 3 Qul, yaitu surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
Adapun membaca surah-surah yang lain selain 3 surah tersebut pada dasarnya dibolehkan.
Hal ini didasarkan pada sebuah hadits riwayat An-Nasai yang menyebutkan bahwa Abu Musa Al-Asy’ary pernah menunaikan Shalat Witir satu rakaat dengan membaca 100 ayat dari surat An-nisa, kemudian beliau mengatakan: "aku membaca apa yang dibaca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam".
* Surah Al-A’la pada rakaat pertama - Baca buka di sini
* Al-Kafirun pada rakat kedua - Baca buka di sini
* Al-Ikhlas pada rakaat terakhir - Baca buka di sini
Kemudian boleh menambahkan 2 surah setelah Al-Ikhlas yaitu;
* Al-Falaq - Baca buka di sini
* An-Nas - Baca buka di sini.
Doa Kamilin
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allahummaj‘alna bil imani kamilin. Wa lil faraidli muaddin. Wa lish-shlati hafidhin. Wa liz-zakati fa‘ilin. Wa lima ‘indaka thalibin. Wa li ‘afwika rajin.
Wa bil-huda mutamassikin. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlin. Wa fid-dunya zahdin. Wa fil ‘akhirati raghibin. Wa bil-qadla’I radlin. Wa lin na‘ma’I syakirin.
Wa ‘alal bala’i shabirin. Wa tahta lawa’i muhammadin shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irina wa ilal haudli waridin. Wa ilal jannati dakhilin. Wa min sundusin wa istabraqin wadibajin mutalabbisin.
Wa min tha‘amil jannati akilin. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syaribin. Bi akwabin wa abariqa wa ka‘sin min ma‘in. Ma‘al ladzina an‘amta ‘alaihim minan nabiyyina wash shiddiqina wasy syuhada’i wash shalihina wa hasuna ula’ika rafiqan.
Dalikal fadl-lu minallahi wa kafa billahi ‘aliman. Allahummaj‘alna fi hadzihil lailatisy syahrisy syarifail mubarakah minas su‘ada’il maqbûlin. Wa la taj‘alna minal asyqiya’il mardûdin.
Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shahbihi ajma‘in. Birahmatika ya arhamar rahimin wal hamdulillahi rabbil ‘alamin.
Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat , yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.