Ramadhan 2024

Sidang Isbat Ramadhan, Syawal atau Idul Fitri, Dzulhijjah Digelar Setiap Tahun, Penjelasan Kemenag

Sidang Isbat penentuan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah perlu digelar setiap tahun. Berikut penjelasan Kemenag.

Editor: Amalia Husnul A
Tribunnews.com/Jeprima
SIDANG ISBAT - Petugas memantau hilal di area pemantauan hilal Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (20/4/2023) lalu. Hasil pantauan hilal di sejumlah lokasi ini dipakai menjadi pertimbangan dalam sidang isbat. Setiap tahun, Pemerintah menggelar sidang Isbat penentuan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Penjelasan Kemenag soal perlunya diadakan sidang isbat. 

TRIBUNKALTIM.CO - Setiap tahun Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat penetapan awal Ramadhan, Syawal atau Idul Fitri dan Dzulhijjah

Seperti halnya jelang puasa 2024 tahun ini, Pemerintah juga akan menentukan awal puasa setelah sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1445 H di akhir bulan Syaban, Minggu (10/3/2024).

Demikian juga untuk penentuan Idul Fitri 1445 H, Pemerintah juga akan menetapkan setelah sidang isbat penentuan 1 Syawal 1445 H yang digelar di akhir bulan Ramadhan 1445 H.

Lalu mengapa perlu diadakan sidang isbat Ramadhan, Syawal atau Idul Fitri dan Dzulhijjah setiap tahun?

Baca juga: 1 Ramadhan 1445 H Jatuh pada Tanggal Berapa? Jadwal Sidang Isbat Puasa 2024, Menag: Potensi Berbeda

Baca juga: Hitung Mundur Ramadhan 2024 Berapa Hari Lagi? Jadwal Sidang Isbat Puasa 2024 dan Amalan Jelang Puasa

Baca juga: SE Menag Ramadhan 2024 Disorot, Larangan Pakai Pengeras Suara Luar Masjid saat Tarawih dan Tadarus

Simak penjelasan Kemenag terkait alasan perlunya diadakan sidang isbat penentuan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah

Pelaksanaan sidang isbat penentuan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah ini telah dilakukan sejak dekade 1950-an, sebagian sumber menyebut tahun 1962.

Hasil sidang isbat ini kemudian diumumkan oleh Menteri Agama dan itu menjadi momen yang ditunggu masyarakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, dikutip TribunKaltim.co dari laman resmi kemenag.go.id, MUI menerbitkan Keputusan Fatwa No 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Fatwa itu salah satunya memutuskan bahwa penetapan awal Ramadan, Syawwal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI cq. Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Ditjen Bimas Islam, Adib, sidang isbat penting dilakukan karena Indonesia bukan negara agama, bukan juga negara sekuler.

Indonesia tidak bisa menyerahkan urusan agama sepenuhnya kepada orang per orang atau golongan.

Sidang isbat penting dilakukan karena ada banyak organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam di Indonesia yang juga memiliki metode dan standar masing-masing dalam penetapan awal bulan Hijriyah.

Ilustrasi sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 2023 atau 1444 H lalu. Kapan sidang isbat Idul Fitri 2023? Penjelasan pakar mengenai perkiraan tanggal Lebaran. Ada potensi berbeda atau tidak serentak.
SIDANG ISBAT - Ilustrasi sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 2023 atau 1444 H lalu. Sidang Isbat penentuan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah perlu digelar setiap tahun. Berikut penjelasan Kemenag. . (Tangkap layar YouTube Kompas TV)

Tidak jarang pandangan satu dengan lainnya berbeda, seiring dengan adanya perbedaan mazhab serta metode yang digunakan.

Sidang isbat menjadi forum, wadah, sekaligus mekanisme pengambilan keputusan.

Baca juga: Jadwal Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 2024 Lengkap 134 Lokasi Pantau Hilal

“Sidang isbat dibutuhkan sebagai forum bersama mengambil keputusan.

Ini diperlukan sebagai bentuk kehadiran negara dalam memberikan acuan bagi umat Islam untuk mengawali puasa Ramadan dan berlebaran," ujar Adib di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

 

Dalam prosesnya, sidang isbat menjadi forum musyawarah para ulama, pakar astronomi, ahli ilmu falak dari berbagai ormas Islam, termasuk instansi terkait dalam menentukan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

Sidang ini dihadiri juga Duta Besar Negara Sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Perwakilan Mahkamah Agung, Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Perwakilan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Perwakilan Badan Informasi Geospasial (BIG), Perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Perwakilan Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Perwakilan Planetarium Jakarta, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, dan Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Pondok Pesantren.

“Hasil musyawarah dalam sidang isbat ditetapkan oleh Menteri Agama agar mendapatkan kekuatan hukum.

Jadi bukan pemerintah yang menentukan jatuhnya awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijah.

Pemerintah hanya menetapkan hasil musyawarah para pihak yang terlibat dalam sidang isbat,” sebut Adib.

SIDANG ISBAT - Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kementerian Agama (Kemenag) RI, Adib. Simak penjelasan Kemenag terkait perlunya sidang isbat Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.
SIDANG ISBAT - Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kementerian Agama (Kemenag) RI, Adib. Simak penjelasan Kemenag terkait perlunya sidang isbat Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. (kemenag.go.id)

Sidang Isbat penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah, kata Adib, bukan hanya dilakukan Indonesia saja.

Negara-negara Arab juga melakukan isbat setelah mendapatkan laporan rukyat dari lembaga resmi pemerintah atau perseorangan yang sudah terverifikasi dan dinyatakan sah oleh Majlis Hakim Tingginya.

Bedanya, Indonesia menggunakan mekanisme musyawarah dengan seluruh peserta sidang isbat.

Baca juga: Jadwal Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1445 H, Awal Puasa 2024 Muhammadiyah, Ada Potensi Berbeda

“Inilah yang menjadi nilai lebih bahwa keputusan diambil bersama, nilai-nilai demokrasi sangat tampak dengan kehadiran seluruh ormas yang hadir pada saat sidang isbat,” tegas Adib.

Adib menegaskan bahwa peran pemerintah dalam proses sidang isbat adalah fasilitator ormas Islam dan para pihak untuk bermusyawarah.

Hasil sidang isbat kemudian diterbitkan dalam bentuk Keputusan Menteri Agama agar mempunyai kekuatan hukum yang dapat dipedomani masyarakat.

“Sidang isbat mengingatkan kita semua akan pentingnya menyatukan langkah dalam menjalankan ibadah dan memperkuat hubungan bersama dengan Allah, dengan tetap mengedepankan toleransi dan sikap saling menghormati atas beragam keputusan yang ada,” tandasnya.

Sidang Isbat Ramadhan 1445 H

Sebelumnya, PP Muhammadiyah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H atau awal puasa Ramadhan 2024 bertepatan dengan Senin, 11 Maret 2024.

Selain itu, PP Muhammadiyah juga telah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal pada 10 April 2024.

Untuk penetapan 1 Ramadhan 1445 H, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat puasa 2024 pada Minggu, 10 Maret 2024.

Terkait awal puasa, Menag Yaqut Cholil Quomas mengungkapkan potensi perbedaan awal puasa Ramadhan 2024. 

Oleh karenanya, Menag mengimbau agar seluruh Umat Islam bisa menjaga toleransi dan persaudaraan jika terjadi perbedaan.

"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi," sebut Yaqut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Potensi perbedaan itu bisa terjadi karena Majelis Tarjih Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadan bertepatan 11 Maret 2024.

Namun, ada juga sebagian jemaah umat Islam lainnya yang akan mulai puasa pada 10 Maret 2024.

Imbauan tersebut dikeluarkan secara resmi oleh Kementerian Agama lewat Surat Edaran Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2024 yang ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama hingga tingkat kecamatan.

Baca juga: 25 Ucapan Permohonan Maaf Menyambut Bulan Ramadhan 2024 dalam Bahasa Indonesia dan Inggris

Edaran juga disampaikan kepada pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam, pengurus Badan Kesejahteraan Masjid.

Begitu juga untuk pengurus Majelis Dai Kebangsaan, pengurus dan pengelola masjid/musala, panitia Hari Besar Islam tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta masyarakat muslim di Indonesia.

"Umat Islam agar melaksanakan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri sesuai dengan syariat Islam dan menjunjung tinggi nilai toleransi," tandas Yaqut.

Awal Puasa Muhamamdiyah: 11 Maret 2024

Sebelumnya Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan awal puasa Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (18/1/2024), penetapan tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

PP Muhammadiyah berpandangan, pada Minggu, 29 Syakban 1445 H atau 10 Maret 2024, ijtimak menjelang Ramadhan 1445 H terjadi pada pukul 16.07.42 WIB.

Sebagai informasi, ijtimak adalah saat berakhirnya Bulan lalu dan munculnya Bulan baru dalam penanggalan Hijriah.

Tinggi Bulan saat Matahari terbenam di Yogyakarta pada hari tersebut sudah berada di atas ufuk, sehingga dapat menjadi penanda awal bulan.

Pada waktu yang sama, Bulan di banyak wilayah Indonesia juga berada di atas ufuk atau hilal sudah wujud.

Sementara itu, Muhammadiyah turut menetapkan, 1 Syawal 1445 Hijriah atau hari raya Idul Fitri 2024 di wilayah Indonesia akan jatuh pada Rabu, 10 April 2024. 

Baca juga: 8 Waktu yang Diijabah Membaca Doa Nabi Yusuf di Bulan Ramadhan 2024

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved