Berita Samarinda Terkini
Muara Pegah Kukar, Alur Pelayaran yang Sering Kapal Tenggelam, KSOP Samarinda Minta Lokasi Dihindari
Muara Pegah yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini menjadi lokasi yang menakutkan bagi pelayaran
Penulis: Mir | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Muara Pegah yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini menjadi lokasi yang menakutkan bagi pelayaran.
Betapa tidak, sudah beberapa kali kejadian tenggelamnya kapal yang melewati Muara Pegah.
Bahkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda pernah mengeluarkan edaran kepada para crew kapal untuk menghindari area kejadian
Insiden pertama menimpa Kapal Landing Craft Tank (LCT) Delta AA3 yang tenggelam pada Kamis (29/2/2024) lalu.
Dari informasi yang Tribunkaltim.co peroleh, kapal LCT itu tengah membawa sejumlah alat berat yang seluruhnya tenggelam di perairan tersebut.
Teranyar pada Minggu (10/3/2024) lalu Tug Boat (TB) Danny 60 dikabarkan terkena imbas dari alat berat yang tenggelam dan tak kunjung dievakuasi tersebut.
Baca juga: Basarnas Balikpapan Kembali Evakuasi Korban Kapal Tenggelam yang Terjebak di Dek Kapal
Akibatnya sampai saat ini kapal berkelir biru itu mengalami kebocoran dan kandas bersama tongkang 300 feet yang ditariknya.
"Kapal (TB Danny 60) itu bocor karena terkena alat berat (muatan LCT Delta AA3) yang tenggelam itu dan belum diangkat," beber Samy (40), salah satu crew kapal yang melintas.
Sampai saat ini belum ada pergerakan dari kapal yang kandas tersebut.
Sejumlah kapal yang melewati buoy 5 juga terkena imbasnya.
Beberapa di antaranya bahkan mengalami kandas akibat berupaya menghindari TB dan tongkangnya tersebut.

Samy mengatakan alur pelayaran di buoy 5 cukup lebar namun dangkal. Apalagi karena masih ada kapal yang kandas tepat di pertengahan alur, akhirnya mereka harus bersabar menunggu pasang air agar bisa mencari alur lain untuk melanjutkan pelayaran.
"Kami berharap KSOP atau siapa yang berwenang di bidang itu bisa segera menangani. Karena sangat riskan terjadi insiden selanjutnya apabila kapal kandas dan alat berat yang tenggelam itu tidak segera diangkat," harap Samy.
Pewarta inipun mencoba mengkonfirmasi mengenai langkah yang akan dilakukan KSOP Samarinda untuk menangani persoalan tersebut namun belum mendapatkan tanggapan pasti.
"Kami sudah dapat informasinya. Tapi silahkan ke kantor karena itu ranah pimpinan (Kepala KSOP) untuk menjelaskan," singkat Kasi Patroli KSOP Samarinda, Kapten Sahrun kepada Tribunkaltim.co, Selasa (12/3/2024) petang ini.
Kapal Tabrakan dui Buoy 8 Muara Pegah
Insiden tabrakan kapal kargo MV Spil Renata dengan Tongkang Soluna 20 di Perairan Muara Pegah, tepatnya Buoy 8, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Minggu (28/1/2024) lalu masih dalam tahap pemeriksaan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda.
Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Samarinda Kapten Muhammad Ridha mengatakan mereka masih memeriksa perwira MV Spil Renata.
Kemudian direncanakan besok (Rabu, 31/1) mereka akan memanggil anak buah kapal (ABK) TB Napoleon 2 yang menarik tongkang Soluna 20.
Selain itu mereka juga akan memeriksa pandu yang kala itu berada di atas MV Spil Renata.
"Setelah semua diperiksa baru kita bisa memastikan siapa yang menabrak dan apakah kejadian ini ada kelalaian atau murni faktor alam," jelasnya.
Kendati demikian Kapten M. Ridha mengatakan kedua pihak perusahaan sepakat menyelesaikan permasalahan itu dengan musyawarah.
Hanya saja pihaknya tetap melakukan pemeriksaan sesuai SOP yang berlaku untuk menentukan apakah ada kelalaian dalam insiden tersebut.
"Kalau memang ada kelalaian akan ada sanksi administratif. KSOP kan sifatnya penindakan administratif," jelasnya.
Ia menjelaskan MV Spil Renata berangkat dari Surabaya dengan tujuan bongkar pelabuhan Peti Kemas Palaran, Kota Samarinda.
Sampai saat ini kapal kargo tersebut dikatakan masih berlabuh jangkar di perairan Palaran.
"Kita tidak beri izin gerak atau bongkar sampai proses pemeriksaan selesai," jelasnya.
Sementara Tongkang Soluna 20 ditarik oleh TB Napoleon 2 setelah muat Batu Bara dari Desa Senyiur, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menuju tempat bongkar di Balikpapan.
Sampai proses pemeriksaan selesai tongkang tersebut diamankan di Perairan Sungai Meriam, Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Terkait seberapa berat kerusakan akan disurvei oleh Marine Ispector. Mereka yang berhak menilai perbaikan apa yang harus dilakukan hingga kelayakan berlayarnya," pungkas Kapten M. Ridha.
Memiliki Arus Deras
Proses penyelidikan untuk mengetahui tenggelamnya kapal Landing Craft Tank (LCT) di Perairan Muara Pegah, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Rabu (24/1/2024) lalu masih terus bergulir.
Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda Kapten Muhammad Ridha mengatakan pihaknya baru selesai memeriksa para crew kapal per Senin (29/1) kemarin.
"Tapi belum kita simpulkan penyebabnya apa. Karena masih proses penyelidikan juga di Polairud Anggana (Kabupaten Kutai Kartanegara)," kata M. Ridha ditemui di ruang kerjanya, Selasa (30/1/2024).
Ia menjelaskan, sebelumnya LCT dengan nama lambung Karya Fortuna itu berlayar dari Balikpapan menuju Muara Berau dengan membawa muatan sejumlah alat berat.
Namun saat tiba dan berlabuh di perairan Muara Berau, LCT dengan 10 anak buah kapal (ABK) tersebut mengalami larat (Anchor Dragging) atau hanyut terdorong arus deras.
Akibatnya kapal tersebut tidak dapat meneruskan perjalanan dan harus berlindung di tepi perairan Muara Berau.
Namun arus yang tak bersahabat terus menerjang pertahanan labuh jangkar kapal dengan International Maritime Organization (IMO) 8738524 tersebut hingga hanyut ke perairan dangkal.
"Jadi diduga saat itu kapal menabrak karang. Karena di Muara Berau banyak yang dangkal dan bawahnya batu. Beda di Sungai Mahakam yang masih aman karena lumpur," bebernya.
Sadar kapal telah mengalami kebocoran, nahkoda LCT Karya Fortuna memilih untuk kembali ke Samarinda.
Nahas kapal yang dibuat di Samarinda pada 2009 lalu tersebut tak mampu bertahan dan karam di cardinal buoy (penanda alur yang aman dilewati kapal) 3, Muara Pegah, Kukar.
Dari keterangan kapten kapal saat itu dipastikan seluruh Crew telah mengenakan life jacket.
Namun nahas bagi Mualim II yang ditemukan meninggal dunia sesaat setelah mereka terjuan ke air.
"Entah life jacketnya terlepas atau bagaimana itu yang masih dalam penyelidikan Polairud," bebernya.
Karena cardinal buoy 3 merupakan alur pelayaran vital, KSOP Samarinda telah menarik LCT Karya Fortuna keluar sehingga aman untuk dilayari kembali. (Rita Lavenia)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Terminal Bayangan Samarinda tak Langgar Lalulintas Malah Mudahkan Akses Penumpang |
![]() |
---|
Remaja 18 Tahun di Samarinda Bobol Rumah, Tertangkap Gara-gara Tinggalkan Badik |
![]() |
---|
Pura-pura Beli Rokok, Pria di Samarinda Ini Curi Uang Rp3 Juta di Warung Klontong |
![]() |
---|
Disdag Samarinda Akan Verifikasi Ulang Data Pedagang Pasar Segiri untuk Hindari Komplain |
![]() |
---|
Bus Trans Samarinda Tampil di Pawai Pembangunan Merupakan Uji Publik Konsep Transportasi Massal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.