Ramadhan 2024

Apakah Boleh Mencicipi Makanan Saat Puasa? Simak Penjelasan Kemenag dan Hukumnya dalam Islam

Apakah boleh mencicipi makanan saat puasa? Simak penjelasannya dan hal yang membatalkan puasa Ramadhan 2024.

Editor: Heriani AM
Viral Bharat via TribunPontianak
PUASA RAMADHAN 2024 - Apakah boleh mencicipi makanan saat puasa? Simak penjelasannya dan hal yang membatalkan puasa Ramadhan 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO - Apakah boleh mencicipi makanan saat puasa? Simak penjelasannya dan hal yang membatalkan puasa Ramadhan 2024.

Ulasan soal apakah boleh mencicipi makanan saat puasa Ramadhan 2024 saat ini sedang ramai diulas, cek penjelasannya.

Pemerintah sudah mengumumkan puasa Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa 12 Maret 2024.

Sedangkan Muhammadiyah sudah berpuasa mulai Senin 11 Maret 2024.

Baca juga: 5 Manfaat Bagi Kesehatan jika Makan Kurma saat Buka Puasa, Sangat Dianjurkan Nabi Muhammad SAW

Baca juga: Katalog Promo Pizza Hut Hari ini 13 Maret 2024, Buka Puasa Makan Paket Pedas Puas Rp 45.000

Baca juga: Jadwal Buka Puasa 13 Maret 2024 Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Lengkap Jadwal Imsak Besok

Persiapan-persiapan menjelang bulan Ramadhan biasanya sudah dimulai di rumah-rumah keluarga Muslim.

Selain persiapan fisik, ada baiknya untuk mengetahui hal-hal makruh yang dapat membatalkan puasa.

Seperti mencicipi makanan saat memasak apakah hukumnya?

Apakah membatalkan puasa?

Simak hal-hal makruh saat berpuasa di bulan Ramadhan.

PUASA RAMADHAN 2024 -
PUASA RAMADHAN 2024 - Apakah boleh mencicipi makanan saat puasa? Simak penjelasannya dan hal yang membatalkan puasa Ramadhan 2024. (IST via TribunMedan)

Dikutip dari laman resmi Kemenag, Rabu (13/3/2024), salah satu yang membatalkan puasa itu adalah masuknya ‘ain atau benda ke dalam rongga perut.

Dikecualikan jika yang masuk ke rongga perut tersebut karena lupa, tidak tahu, atau dipaksa, atau sesuatu yang sulit dipisahkan dari air liur.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Syekh Salim bin Sumair dalam Safinatun Najah.

الذي لا يفطر مما يصل إلى الجوف سبعة أفراد ما يصل إلى الجوف بنسيان أو جهل أو إكراه وبجريان ريق بما بين أسنان وقد عجز عن مجه لعذره

Artinya, “Yang tidak membatalkan puasa di antara yang masuk ke dalam rongga perut ada tujuh poin. (Pertama, kedua, dan ketiga) sesuatu yang masuk ke dalam perut orang yang berpuasa karena lupa, tidak tahu, dan dipaksa; (keempat) sesuatu yang masuk perutnya berupa aliran air liur bersamaan dengan sesuatu yang ada di antara sela-sela gigi, sementara ia tidak mampu memisahkannya di antara antara liur tersebut karena sulit.” (Lihat: Salim bin Sumair, Matan Safinatun Najah, Cetakan Darul Ihya, halaman 114).

Oleh sebab itu, mayoritas ulama Syafi’i berpendapat masuknya sisa-sisa makanan yang sedikit dan sulit dipisahkan dari mulut tidak membatalkan puasa.

Demikian pula rasa makanan yang tersisa dari bekas makanan. Hal itu juga tidak sampai membatalkan karena tidak adanya wujud benda yang masuk pada rongga.

أَمَّا مُجَرَّدُ الطَّعْمِ الْبَاقِي مِنْ أَثَرِ الطَّعَامِ فَلَا أَثَرَ لَهُ لِانْتِفَاءِ وُصُولِ الْعَيْنِ إلَى جَوْفِهِ

Artinya, “Adapun hanya sekadar rasa makanan yang tersisa dari bekas makanan, maka tidak ada pengaruhnya bagi pembatalan puasa karena tidak ada wujud benda yang masuk dalam rongga.” (Lihat: Hasyiyah al-Bujairimi, juz I, halaman 249).

Kesimpulan ini diambil para ulama Syafi’i berdasarkan qaul Ibnu Abbas:

عَنِ ابْنِ عَبّاسٍ، قالَ: لا بَأْسَ أنْ يَذُوقَ الخَلَّ أوِ الشَّيْءَ، ما لَمْ يَدْخُلْ حَلْقَهُ وهُوَ صائِمٌ

Artinya: Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata, tidak masalah apabila seseorang yang berpuasa mencicipi cuka atau sesuatu selama tidak masuk kerongkongan/memakan. (Musannaf Ibn Abi Syaibah, juz 2, halaman: 304)

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mencicipi makanan tidak sampai membatalkan puasa, selama yang dicicipinya sedikit, tidak ada wujud makanan yang masuk ke dalam rongga, kemudian rasa makanan yang terasa di ludah dan masih mungkin dibuang dikeluarkan.

Namun, jika mencicipi makanan sendiri bagi orang yang tidak ada kebutuhan, maka hukumnya makruh.

Sementara, bagi orang yang membutuhkan seperti juru masak, maka mencicipi makanan tidaklah makruh.

Hal ini bisa dilihat dalam fatwa asy-Syarqawi dalam kitabnya Hasyiyatusy Syarqawi ‘ala Tuhfatith Thullab :

وذوق طعام خوف الوصول إلى حلقه أى تعاطيه لغلبة شهوته ومحل الكراهة إن لم تكن له حاجة ، أما الطباخ رجلا كان أو امرأة ومن له صغير يعلله فلا يكره في حقهما ذلك قاله الزيادي

Artinya, “Di antara sejumlah makruh dalam berpuasa ialah mencicipi makanan karena dikhawatirkan akan mengantarkannya sampai ke tenggorokan. Dengan kata lain, khawatir terlanjur tertelan masuk, lantaran sangat dominannya syahwat (untuk makan). Kemakruhan itu sebenarnya terletak pada tidak adanya hajat tertentu dari orang yang mencicipi makanan itu. Beda hukumnya bila tukang masak dan orang yang masak untuk menyuapi anak kecilnya yang sedang sakit, maka mencicipi makanan tidaklah makruh. Demikian penuturan Az-Zayadi.”

Untuk diketahui, makruh dapat diartikan sebagai syariat untuk meninggalkan sebuah perbuatan.

Jika perbuatan tertentu berhukum makruh, tidak akan membuat dosa jika dikerjakan, namun jika ditinggalkan akan mendapat pujian dan kebaikan menurut Islam.

Menyangkut puasa Ramadan, perbuatan makruh sendiri akan mengurangi kualitas puasa.

Dengan kata lain, makruh puasa adalah hal atau perkara yang bisa mengurangi pahala, bahkan bisa membatalkan puasa Ramadan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadis berikut ini:

"Puasa itu bukanlah sebatas menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi puasa adalah menjauhi perkara yang sia-sia dan kata-kata kotor." (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1996. Tahqiq Syaikh Al-A'zami berkata ini shahih).

Baca juga: Hukum Menangis di Siang Hari saat Puasa Ramadhan, Batalkah atau Mengurangi Pahala?

Berikut hal-hal makruh dalam puasa yang sebaiknya dihindari dikutip dari berbagai sumber:

1. Berkumur berlebihan

Hal pertama yang termasuk makruh puasa adalah berlebih-lebihan ketika berkumur saat melakukan wudhu.

Berlebih-lebihan dalam perilaku ini sebenarnya disunatkan bagi orang yang berwudu.

Namun hukumnya menjadi makruh ketika sedang puasa.

Baca juga: Daftar 20 Merek Kurma Produksi Israel yang Diboikot Jelang Ramadhan 2024, Produsen Rugi Miliaran USD

Hukum makruh ketika berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung berlebihan saat puasa ini didasarkan pada sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Laqith bin Shabrah:

"Bersungguh-sungguhlah dalam berkumur dan dalam menghirup air ke hidung, kecuali jika engkau sedang berpuasa."

Jika ada air kumur yang masuk ke dalam perutnya secara sengaja, maka menurut ijtimak ulama puasanya batal dan dia harus meng-qadha atau mengganti puasanya.

2. Melakukan bekam saat puasa

Hal yang makruh saat puasa Ramadan selanjutnya adalah melakukan bekam yang bisa membuat tubuh menjadi lemah.

Namun, jika tidak memberikan dampak yang bisa membuat tubuh lemas, maka boleh melakukan bekam saat puasa.

3. Memandang istri atau wanita lain berlama-lama

Memandang istri atau wanita lain berlama-lama maka itu termasuk hal yang makruh saat puasa lantaran dikhawatirkan dapat membangkitkan nafsu syahwat.

Untuk mencegahnya, hal tersebut sebaiknya dihindari karena bisa menyebabkan puasanya rusak.

4. Tidur berlebihan saat puasa

Di dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa tidurnya orang yang sedang berpuasa adalah ibadah.

Maksud dari hadis tersebut adalah tidur di waktu puasa lebih baik daripada melakukan hal yang terlarang atau hal dapat membatalkan puasa.

Namun bukan berarti tidur seharian tanpa melakukan aktivitas yang lain, seperti salat, bekerja, atau sekolah.

Karena sesungguhnya semua hal yang berlebihan itu dibenci Allah SWT.

Begitu juga dengan tidur berlebihan saat puasa Ramadan.

5. Menggunjing (ghibah)

Menggunjing, bergosip, atau ghibah merupakan perbuatan yang makruh saat puasa Ramadan.

Perbuatan ini terkadang secara tidak sadar sering kita lakukan.

Sejatinya, tak cuma selama puasa saja perbuatan mengghibah orang lain itu dilarang.

Di luar puasa pun, hal ini tidak diperkenankan.

Mereka yang suka menggosip bahkan diibaratkan seperti orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri.

6. Mengumpulkan ludah dan menelannya

Kebiasaan seseorang untuk mengumpulkan ludah lalu ditelan ternyata masuk dalam kategori makruh puasa dan perbuatan yang jorok.

Begitu juga dengan perbuatan menelan dahak.

Walaupun ludah dan dahak berasal dari dalam tubuh, namun sesuatu yang masuk ke dalam kerongkongan dan kemudian ditelan termasuk makruh puasa Ramadan.

7. Mandi dengan menyelam

Hal yang makruh saat puasa berikutnya adalah mandi dengan menyelam ataupun berenang.

Mengapa begitu?

Karena bukan tidak mungkin ketika mandi dengan menyelam, ada air yang masuk walaupun sedikit ke dalam tubuh, baik melalui mulut, hidung, atau lubang-lubang tubuh yang lain.

8. Mencicipi makanan

Menurut sebagian ulama, mencicipi makanan jika tidak tertelan, tidak termasuk hal yang makruh saat puasa.

Namun jika mencicipi masakan berkali-kali dan ada yang masuk ke dalam perut walaupun hanya sebagian kecil, maka hal ini dapat membatalkan puasa.

9. Membayangkan hal jorok berkaitan dengan jimak

Memikirkan, membayangkan, atau berfantasi masalah hubungan badan atau jimak termasuk hal yang makruh saat puasa Ramadan.

Kegiatan tersebut dapat memancing orang melakukan hal seperti yang dibayangkan, sehingga memicu keluarnya air mani.

Baca juga: Jadwal Imsakiyah Kabupaten Kutai Barat dan Jam Buka Puasa Selama 1 Bulan Penuh Ramadhan 2024/1445H

10. Sikat gigi atau siwak saat puasa

Meski diperbolehkan, ada baiknya berhati-hati menyikat gigi saat berpuasa.

Jika tidak ada air maupun odol yang masuk tenggorokan sama sekali, puasanya memang tidak batal.

Namun apabila ada sedikit saja air atau odol yang tertelan walaupun tanpa sengaja, puasanya batal. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Berkumur dan Tidur Berlebihan Dapat Membatalkan Puasa Ramadhan, Simak 8 Hal Makruh Lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved