Tribun Kaltim Hari Ini

Api Muncul saat Azan Subuh, Korban Kebakaran Klandasan Balikpapan Berharap Uang Tunai dan Material

Musliatin baru saja mengakhiri santap sahur bersama keluarga. Dia bersama anaknya lantas bersiap untuk menunaikan solat subuh, Senin (18/3/2024).

Tribun Kaltim
Tribun Kaltim Hari Ini edisi Selasa 19 Maret 2024. Membahas kebakaran yang terjadi di Klandasan Ulu Balikpapan dan menyebabkan 45 rumah habis terbakar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Musliatin baru saja mengakhiri santap sahur bersama keluarga. Dia bersama anaknya lantas bersiap untuk menunaikan solat subuh, Senin (18/3/2024).

Peringatan Imsak sudah terdengar. Sayup-sayup suara kajian dari pengeras suara masjid sudah menyusul, pertanda adzan subuh sebentar lagi berkumandang. Jam di layar ponsel sudah menunjukkan sekitar pukul 04.50 WITA.

Musliatin tak berpikir hal buruk. Tak ada prasangka buruk usai sahurnya rampung. Wanita Ibu Rumah Tangga ini menganggap semua berjalan normal dan tak ada perasaan gundah.

Tak berselang lama, azan subuh terdengar. Musliatin mulai beranjak dari tempat duduknya, berniat menyiapkan mukenah dan sajadah.

Baca juga: Balap Liar Meresahkan Warga di Paser dan Balikpapan yang Meningkat Selama Bulan Ramadhan

Di saat itu, tiba-tiba dia mendengar suara gemeretak yang mengganggu. Semakin lama, kian intens. Musliatin yakin betul, suara asing itu datang dari atap rumahnya. Sempat mengira rintik hujan, namun Musliatin masih meragu.

Seraya bertanya-tanya, Musliatin memastikan dengan melihat keluar mengingat suara asing itu tak kunjung berhenti. Setelah membuka pintu, Musliatin terbelalak, bibirnya spontan tak henti mengucap zikir.

Tribun Kaltim Hari Ini edisi Selasa 19 Maret 2024. Membahas kebakaran yang terjadi di Klandasan Ulu Balikpapan dan menyebabkan 45 rumah habis terbakar.
Tribun Kaltim Hari Ini edisi Selasa 19 Maret 2024. Membahas kebakaran yang terjadi di Klandasan Ulu Balikpapan dan menyebabkan 45 rumah habis terbakar. (Tribun Kaltim)

Pemandangan di depan matanya membuatnya panik. Dia baru menyadari, bukan rintik hujan yang menimbulkan suara aneh itu. Pandangannya merekam jelas: rumahnya dihujani bara api.

"Saya kira hujan, bunyi di atas atapku itu. Tak buka pintu, ternyata lain. Api yang jatuh," ujar Musliatin kepada TribunKaltim, sambil menyeka air mata dengan jilbabnya.

Dirinya lantas merangkul anak-anaknya, bergegas angkat kaki dari rumah dan menjauh sebisanya. Rumahnya yang ditopang kayu ulin itu, terus dihujani bongkahan material yang terbakar.

Sambil berlari setengah merunduk, Musliatin terus melangkah jauh dari rumahnya. Dia baru menyadari, rumah bertingkat sebelah rumahnya, tengah menjadi santapan api.

Musliatin meyakini, rumah tetangganya tersebut yang menjadi sumber api pertama kali. Meski dirundung sedih, dia bertanya-tanya, bagaimana bisa rumah itu terbakar sementara tak ada penghuni.  "Ada orangnya rumah sebelah, cuma saya tahunya lagi nggak di sini. Nggak tahu kemana," ujar Musliatin lagi.

Tak butuh waktu lama, api terus merambat ke bangunan lain, tak terkecuali milik Musliatin. Dia terus meratap, tak ada barang yang bisa diselamatkan selain nyawa.  Musliatin masih tak percaya, kebakaran hebat melanda pemukiman tempat dia tinggal di Jalan Jendral Sudirman RT 09 Kelurahan Klandasan Ulu, Balikpapan.

Lalu lalang warga yang berlarian lantaran tak kalah panik, mengiringi langkah kakinya mengevakuasi diri. Sebagian terlihat hanya tangan kosong, sebagian lagi masih sempat memboyong pakaian dan perabotan.

Di tengah kebingungan itu, dia mengikuti para warga yang berlari ke arah tepi pantai. Dari sana, pemandangan api yang terus membesar terlihat jelas.  Musliatin mengingat, petugas pemadam berangsur-angsur berdatangan, diiringi suara sirine yang saling bersahutan. Lalu melakukan penyemprotan dari berbagai sisi.

Dia bersama warga hanya bisa menyimak dari tepi pantai. Para warga berkerumun dan terus berdatangan. Pekikan suara panik terus menggema di telinga Musliatin.

Pemadaman terus berlangsung. Memasuki pukul 07.30 Wita, api lambat laun berhasil dikuasai, menyisakan kepulan asap putih dan pemandangan kerangka rumah yang hangus.

Sementara di tepi pantai, barang-barang pribadi tampak berjejer menghadap pantai. Tak hanya tas berisi pakaian, perangkat elektronik seperti kulkas, televisi, dan semacamnya ikut mendarat di atas tepi pantai.  "Saya nggak bawa apa-apa," ujarnya sesenggukan diikuti anaknya yang ikut menangis, menatap kosong ke bekas rumahnya yang habis dilahap api.

Akibat dari kejadian ini, banyak warga yang harus kehilangan tempat tinggal. Berdasarkan pendataan terbaru, api melahap 40 rumah, menyebabkan 92 KK dan 257 jiwa tak lagi memiliki rumah.

Kepala BPBD Balikpapan, Usman Ali, memastikan tidak ada korban jiwa akibat kebakaran ini.  Dalam mengatasi si jago merah, lanjut Usman, pihaknya mengerahkan sebanyak 15 unit mobil pemadam kebakaran dari BPBD Kota Balikpapan, dibantu 1 unit dari Polda Kaltim, dan 3 unit PMK Pertamina Balikpapan.

Api baru bisa dikendalikan hampir 3 jam. Dari semula langit masih gelap, hingga terang. Menurut Usman, pemadaman sempat terkendala masalah suplai air. Ditambah titik api yang berlokasi di pemukiman padat penduduk, pihaknya harus berjibaku mencari celah agar bisa menyemprotkan air tepat sasaran.

Sementara itu, Camat Balikpapan Kota, Rosin Suparlan, menjelaskan, posko kebencanaan kebakaran telah didirikan untuk membantu para korban. Petugas juga melakukan pendataan korban untuk mendapatkan bantuan.

Menurut sumber TribunKaltim.co, Api diduga berasal dari rumah warga bernama Solekhan (55) yang tengah bepergian ke Jawa. Sementara sedang ditempati oleh warga lain.

Rosin menyebutkan, penyebab kebakaran masih diselidiki. Namun dia mengira, insiden tersebut bermula dari korsleting listrik. "Masih diinvestigasi," ucap Rosin. 

Lebih lanjut, pihaknya bersama Pemkot Balikpapan membangun posko darurat bagi korban terdampak. Setelahnya, dia akan berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai bantuan.

Berharap Uang Tunai dan Material Bangunan

Ratusan warga korban kebakaran mengungsi ke posko penampungan sementara yang disediakan Dinas Sosial Kota Balikpapan. Mereka berharap bantuan uang tunai atau bantuan material bangunan dari pihak terkait.

Pasalnya, kebakaran hebat yang terjadi pada Senin subuh  mengakibatkan tempat tinggal mereka ludes. Selain itu, harta benda dan barang-barang berharga lainnya milik mereka juga tak satupun terselamatkan.

Jalan satu-satunya saat ini hanyalah berharap adanya bantuan dari pemerintah dan pihak-pihak lainnya.

"Kami berharap pemerintah bisa membantu kami untuk membangun kembali rumah kami. Syukur-syukur kami diberi bantuan uang tunai atau material bangunan saja supaya kami bisa membangun kembali rumah kami yang telah rata dengan tanah itu," harap Musriati, salah satu korban kebakaran saat ditemui  di lokasi penampungan sementara.

Sementara itu, korban lainnya Wati Budi juga berharap bila ada bantuan yang diberikan agar mendahulukan kebutuhan yang bersifat mendesak, pasalnya korban kebakaran tidak hanya orang tua tetapi juga anak-anak yang masih berstatus belajar.

"Kalaupun ada bantuan dari orang baik, kami harap bantuan yang diberikan itu hanya bersifat benar-benar dibutuhkan saja. Contohnya pakaian, selimut dan perlengkapan anak-anak, karena anak-anak ini masih ada yang sekolah SD. Seragam mereka nggak ada," harap Budi Wati.

Bahkan para korban juga mengaku bantuan makanan saat ini tidak terlalu dibutuhkan karena jumlahnya sudah menumpuk.

Mereka  berharap ada bantuan khusus yang memungkinkan mereka bisa kembali membangun rumah walaupun hanya bangunan sederhana yang bersifat sementara.

"Kami tidak membutuhkan makanan karena itu sudah tersedia berlimpah di mana-mana. Kami lebih membutuhkan bantuan berupa uang atau bahan bangunan agar kami dapat kembali memiliki tempat tinggal yang layak," harap Musri korban kebakaran.

Para korban kebakaran mengaku kebutuhan utama mereka saat ini adalah tempat tinggal, mengingat mereka telah tinggal di tempat itu selama 28 tahun. 

"Harta benda kami, termasuk laptop, buku kuliah putri kami, dan pakaian, semua habis terbakar. Kami hanya berhasil menyelamatkan beberapa surat-surat penting dan selimut tidur. Kami membutuhkan bantuan untuk memulai kembali hidup kami," tambah Isman, korban lainnya.

Baca juga: Warga Sepaku Resah Terima Surat OIKN, Sebanyak 294 Bangunan Bakal Digusur, 2 Opsi Diberikan

Relawan Terluka dan Pingsan

Sejumlah relawan yang berjibaku memadamkan kobaran api di Kelurahan Klandasan Ulu, Balikpapan Kota,  Senin (18/3/2024). 

Beberapa dilaporkan tumbang.  Salah seorang relawan bahkan harus ditandu oleh petugas untuk mendapatkan penanganan medis.

Sementara relawan lain yang merupakan anggota Satlinmas terlihat mengalami luka di bagian kepala.  Petugas PSC 119 yang dikonfirmasi, Bambang atau biasa disapa Mbah Jenggot, membenarkan kabar tersebut.

Kata dia, total ada tiga relawan yang mesti mendapatkan penanganan.  "Relawan pertama nggak sadarkan diri, dia jatuh, siup nggak sadarkan diri," tuturnya.

Sebab itu, pihaknya menandu relawan tersebut untuk dilarikan ke rumah sakit.

Namun relawan yang diketahui seorang wanita itu, bukan tumbang lantaran material atau menghirup asap berlebih, melainkan diduga akibat serangan panik.  Relawan itu tumbang tidak lama setelah api perlahan bisa dikuasai. 

"Dia kaget. Posisinya  itu persis di depan rumah yang terbakar, ditambah beliau ada riwayat jantung. Tapi posisinya sudah sadar sekarang di rumah sakit," lanjut Mbah Jenggot.

Sementara dua relawan lainnya, kata dia, telah ditangani di mobil milik PSC 119 dan tidak mengalami masalah serius. 

Sementara itu, sejumlah relawan tetap berada di TKP kebakaran mendampingi mendampingi korban, sebagian lagi membantu mendirikan posko darurat. (zyn/znl)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved