Jejak Islam di Bumi Etam

Jejak Islam di Bumi Etam 9 - Pangeran Noto Igomo Membuka Perkebunan Sembari Berdakwah

Sosok Habib Muhammad bin Yahya atau dikenal Pangeran Noto Igomo dikenal sebagai mufti yang masyhur di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura.

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Makam Pangeran Noto Igomo yang dimakamkan berdampingan bersama istrinya, Aji Raden Lesminingpuri di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pangeran Noto Igomo dikenal sebagai salah seorang ulama besar di Kesultanan Kutai Kartanegara yang berdakwah sembari membuka perkebunan. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

"Antara lain tentang perpecahan umat, banyaknya perempuan yang menyerupai laki-laki, beliau juga memberikan nasihat tentang keutamaan shalawat dan pentingnya istiqamah," lanjut Habib Mubarak.

Kemudian terhadap ajaran-ajaran aneh yang muncul di masa mendatang, Pangeran Noto Igomo memberikan nasihat agar janganlah mudah goyah, tapi janganlah pula mencela.

Keteladanan dalam kesehariannya, juga ditunjukkan ketika makan.

Bahwa kebiasaan Pangeran Noto Igomo jika makan adalah menghabiskan makanan di piring dengan cara mencampurkan air, lalu meminumnya hingga tak ada lagi yang tersisa di piring.

Hal ini secara tidak langsung beliau mengajarkan untuk menghindari perilaku mubazir.

Karena mubazir adalah pekerjaan setan.

"Beliau sangat berhati-hati dalam memelihara kehormatan diri, sesuai dengan tuntutan Allah SWT dan Rasulnya Nabi Muhammad SAW. Sikap ini tetap terjaga sampai akhir hayat beliau," tutur Habib Mubarak.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 4 - Berdakwah di Sepanjang Pesisir Kaltim

Sebagai seorang yang alim, sangat banyak keistimewaan yang merupakan karomah-karomah beliau yang pernah disaksikan masyarakat semasa zamannya.

Di antaranya adalah suatu hari di tahun 1945, Habib Qasim Baragbah menginap di rumah Pangeran Noto Igomo.

Setelah shalat dzuhur, beliau bercerita mendapat isyaroh bahwa pendudukan Jepang Insya Allah berakhir bertepatan dengan momen bulan suci Ramadhan pada bulan Agustus.

Benar saja, Jepang kalah dalam Perang Dunia II.

Kekuasaannya tidak lagi mencengkeram Nusantara.

Bahkan, Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 3 - Gelar Tunggang Parangan dari Kerajaan Kutai Kartanegara

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 2 - Adu Kesaktian Berujung Syahadat

Setelah berakhirnya penjajahan Jepang, beliau mengadakan acara syukuran.

Acara ini bertepatan dengan hari kedua Hari Raya Idul Fitri yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat dan ulama dari Samarinda sekitar 200 orang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved