Ramadhan 2024

Mimpi Basah Saat Siang Hari, Apakah Membatalkan Puasa? Cek Penjelasan dan Cara Mandi Junub

Inilah penjelasan dan informasi terkait apakah mimpi basah membatalkan puasa? bagaimana cara melakukan mandi junub serta apakah puasanya sah?

|
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
Canva.com
MIMPI BASAH SAAT PUASA - Inilah penjelasan dan informasi terkait apakah mimpi basah membatalkan puasa? bagaimana cara melakukan mandi junub serta apakah puasanya sah? 

TRIBUNKALTIM.CO - Mimpi basah saat berpuasa di siang hari adalah pengalaman yang mungkin dialami oleh beberapa orang yang menjalankan puasa, terutama saat puasa Ramadhan.

Ini terjadi ketika seseorang bermimpi tentang situasi atau pengalaman erotis yang mengakibatkan ejakulasi dalam tidur.

Meskipun biasanya tidak disengaja dan diluar kendali individu, mimpi basah ini bisa menimbulkan rasa malu atau kekhawatiran bagi beberapa orang.

Bagi banyak orang yang menjalankan puasa, terutama di siang hari selama bulan Ramadhan, mimpi basah menjadi hal yang tidak diinginkan karena dapat dianggap sebagai gangguan terhadap ibadah dan kesucian.

20240319_MIMPI BASAH SAAT PUASA
MIMPI BASAH SAAT PUASA - Inilah penjelasan dan informasi terkait apakah mimpi basah membatalkan puasa? bagaimana cara melakukan mandi junub serta apakah puasanya sah?

Namun, dalam agama Islam, hal ini dianggap tidak membatalkan puasa karena individu tidak memiliki kendali atas apa yang mereka impikan saat tidur.

Meskipun demikian, beberapa orang mungkin merasa perlu untuk melakukan mandi besar (mandi junub) setelah mengalami mimpi basah sebagai bagian dari menjaga kesucian dan kebersihan spiritual.

Sehingga mimpi basah yang terjadi setelah tidur siang selama puasa Ramadhan dianggap tidak membatalkan puasa karena individu yang tidur tidak memiliki kendali atas mimpinya.

Dilansir dari Kompas Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda mengenai amalan seorang yang tidur tidak akan dicatat hingga dirinya kembali terbangun.

Berikut bunyinya,

رُفِعَ اْلقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ عَنْ النّائِمِ حَتّى يَسْتَيْقِظُ وَعَنِ اْلمَجْنُوْنِ حَتّى يُفِيْقَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَبْلُغَ

Artinya: “Pena catatan amal itu diangkat (tidak dicatat amalnya) untuk tiga orang: orang gila hingga dia waras, orang tidur hingga dia bangun, dan anak kecil hingga dia baligh (dewasa),” (HR An Nasa’i, Abu Daud, dan Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Sementara itu, dikutip dari buku Batalkah Puasa Saya? (Rumah Fiqih, 2019) karya Ustaz Muhammad Saiyid Mahadzir, menurut mayoritas ulama, khususnya mazhab Syafii menyebut, mimpi basah tidaklah membatalkan puasa.

Adapun sandaran hukum mimpi basah ketika puasa ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW perihal perkara yang membatalkan puasa.

Sabda Nabi: Tiga hal yang tidak membuat batal orang yang berpuasa: Berbekam, muntah dan mimpi (hingga keluar mani). (HR. At-Tirmizi).

Baca juga: Arti Allahumma Bihaqqi Sayyidina Muhammad, Kapan Dibaca saat Ziarah Kubur?

Apakah Mimpi Basah saat Puasa Harus Mandi Wajib?

Untuk melanjutkan puasa setelah mimpi basah, seseorang tidak diharuskan untuk melaksanakan mandi wajib.

Hal ini seperti dikutip dari Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid karya Ibnu Rusyd, mayoritas ulama fiqih sepakat bahwa suci dari jinabat bukanlah termasuk sebagai syarat sahnya puasa.

Landasan ini didasarkan dari kebiasaan Rasulullah SAW yang dikisahkan oleh Aisyah dan Ummu Salamah. Mereka berkata,

قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.

Artinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah berhadas besar (junub) pada waktu Subuh di bulan Ramadan karena malamnya melakukan hubungan badan, bukan karena mimpi. Dan beliau berpuasa (tanpa mandi sebelum fajar).”

Kendati demikian, mandi wajib harus dilakukan agar bisa melaksanakan ibadah lainnya di bulan Ramadan.

Misalnya, salat, baca Al-Qur'an dan seterusnya.

Baca juga: Bacaan Doa Mandi Wajib Saat Berhubungan Ketika Ramadhan, Lengkap Beserta Arab dan Latinnya

Baca juga: Doa Setelah Mandi Bersih Bagi Pria dan Rukun Mandi Wajib, Lengkap Beserta Artinya

Bacaan Niat Mandi Junub

Melafalkan niat mandi wajib mesti dilakukan pada saat memulai membasuh tubuh. Masih dari buku yang sama, berikut niat mandi wajib:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf 'il hadatsil abkari minal jinabati fardhal lillaahi ta'aala.

Artinya: Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabat, fardhu karena Allah Ta'ala

Niat mandi wajib adalah ungkapan dari niat batin seseorang untuk membersihkan diri dari hadas besar, seperti setelah berhubungan suami istri.

Bacaan niat ini dilakukan sebelum memulai proses mandi wajib.

Bacaan niat mandi wajib biasanya sederhana, di mana seseorang dengan tulus menyatakan niatnya untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual, sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Setelah membaca niat, proses mandi wajib dimulai dengan mencuci seluruh tubuh secara menyeluruh dengan menggunakan air yang mengalir.

Selama proses ini, penting untuk memastikan bahwa setiap bagian tubuh terkena air, termasuk rambut dan kulit.

Air yang digunakan harus bersih dan tidak tercemar oleh najis.

Setelah mandi wajib selesai, seseorang diharuskan mengakhiri dengan membaca doa atau dzikir sebagai bentuk syukur atas kesempatan untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual.

Doa ini dapat bervariasi tergantung pada tradisi atau kebiasaan masing-masing individu atau komunitas Islam. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved