Berita Internasional Terkini
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Memberikan Sinyal Hijau untuk Operasi Militer di Rafah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan sinyal hijau untuk operasi militer di Rafah.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan sinyal hijau untuk operasi militer di Rafah.
Pada hari Senin (18/3/2024), Israel mengumumkan rencananya untuk melakukan apa yang disebutnya sebagai "kegiatan besar" di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, setelah evakuasi warga Palestina ke wilayah barat kota tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat Israel berulang kali menolak kembalinya para pengungsi Palestina dari Jalur Gaza selatan ke wilayah utara.

Pernyataan Katz muncul sehari setelah juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menegaskan bahwa Washington tidak akan mendukung operasi militer Israel berskala besar di Rafah tanpa adanya rencana yang layak untuk menjamin keamanan dan keselamatan 1,5 juta orang yang mengungsi.
Pada tanggal 15 Maret, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui rencana operasi militer di Rafah, dan tentara sedang bersiap untuk mengevakuasi penduduk.
Baca juga: Pemilihan Presiden Rusia Resmi Ditutup, Vladimir Putin Siap Memerintah Selama 6 Tahun Lagi
Diketahui, Israel telah melancarkan serangan militer mematikan ke Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 31.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh di daerah kantong tersebut, dan lebih dari 73.700 lainnya terluka di tengah-tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan.
Perang Israel telah mendorong 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Keputusan sementara pada bulan Januari lalu memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Delegasi Israel Akan Berkunjung ke Washington Untuk Membahas Rencana Serangan ke Rafah
Dikutip dari situs web The Guardian, Delegasi Israel akan berkunjung ke Washington untuk membahas rencana serangan ke Rafah
AS mengatakan serangan akan menjadi 'kesalahan' saat Biden dan Netanyahu berbicara melalui telepon untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu bulan.
Baca juga: Siklon Tropis Megan di Australia Meningkat Menjadi Siklon Kategori 3, Indonesia Patut Waspada
Israel akan mengirimkan sebuah tim pejabat ke Washington untuk mendiskusikan rencana serangannya ke Rafah.
Sementara pemerintahan Biden bersikeras bahwa serangan tersebut akan menjadi sebuah "kesalahan" dan berusaha membujuk Israel untuk mengizinkan masuknya lebih banyak bantuan dalam menghadapi bencana kelaparan yang akan segera terjadi di Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.