Berita Internasional Terkini

Data Intelijen Rusia, 4 Tentara Bayaran Asal Indonesia Tewas dalam Perang di Ukraina

Kabar mengenai adanya tentara bayaran asal Indonesia yang terlibat pertemuan di Ukraina, terungkap dari rilis yang dikeluarkan Rusia.

Anatolii Stepanov / AFP
Ilustrasi. Tentara Ukraina duduk di atas pengangkut personel lapis baja di jalan dekat Lyman, wilayah Donetsk pada 4 Oktober 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Anatolii Stepanov / AFP) 

Lalu, dari musuh bebuyutan Rusia yakni Amerika Serikat ada sebanyak 1.113 'tentara keberuntungan' yang tiba dari AS, dan sebabyak 491 orang diantaranya tewas.

Selain itu lebih dari 40 persen tentara bayaran Kanada tersingkir atau 422 meninggal dari jumlah total 1.005 tentara bayaran yang hadir di Ukraina.

Sementara dari 822 pejuang yang datang dari Inggris sebanyak 360 tereliminasi. 

Adapun 784 tentara bayaran yang tiba dari Rumania sebanyak 349 diantaranya tewas. 

Sedangkan dari Jerman - masing-masing 235 orang dan 88 meninggal.

Baca juga: Vladimir Putin Resmi Daftar ke KPU Rusia sebagai Calon Presiden 2024, Diprediksi Bakal Menang

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, perlu dicatat bahwa Prancis, yang disemua tingkatan telah menyangkal kehadiran tentara bayaran mereka di wilayah Ukraina, telah kehilangan 147 militan dari 356 militan yang tiba.

Desakan Ukraina

Menurut laporan Reuters, Ukraina mendesak negara-negara Selatan pada hari Jumat untuk berbuat lebih banyak guna mencegah warganya direkrut untuk berperang demi Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.

Dengan memperkenalkan kepada publik delapan tawanan perang dari negara-negara tersebut.

Orang-orang tersebut termasuk lima pria dari Nepal, dan masing-masing satu dari Kuba, Somalia, dan Sierra Leone, menurut Petro Yatsenko, perwakilan di Markas Koordinasi Pemerintah Ukraina untuk Perlakuan terhadap Tahanan Perang.

“Dengan menunjukkan warga negara yang ditangkap, kami mengatakan bahwa mungkin perlu untuk menggunakan langkah-langkah yang lebih radikal dan efektif sehingga puluhan, ratusan dari orang-orang ini tidak ditipu oleh para agitator,” katanya kepada wartawan di Kyiv.

“Jika kita mengambil contoh negara dengan tingkat pendapatan per penduduk yang rendah, ada kemungkinan besar bahwa beberapa warga negara tersebut akan direkrut oleh Rusia dan digunakan sebagai pasukan penyerang, umpan meriam,” kata Yatsenko.

Pekan lalu, India mengatakan pihaknya mengungkap jaringan besar perdagangan manusia yang memikat para pemuda untuk bekerja di Rusia sebelum mengirim mereka ke garis depan.

Baca juga: Kunjungi Otorita IKN, Investor Rusia Tertarik untuk Wujudkan Konsep Smart City di IKN 

Pada bulan Desember, Nepal mengatakan pihaknya meminta Moskow untuk tidak merekrut warganya menjadi tentara Rusia dan mengirim kembali tentara Nepal yang bertugas di sana.

Para tahanan ditampilkan dalam seragam militer dan duduk dalam dua baris pada konferensi pers di pusat kota Kyiv.

“Selama mereka tidak ditetapkan oleh pengadilan sebagai tentara bayaran, kami memperlakukan mereka dengan cara yang sama seperti kami memperlakukan tawanan perang lainnya,” tambah Yatsenko.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved