Berita Berau Terkini
3 Orang di Berau Meninggal Usai Kena Difteri, Jaya Mualimin Beber Penyebabnya
Ditemukan 4 kejadian luar biasa (KLB) Difteri di Kabupaten Berau. Sebanyak 3 diantaranya meninggal dunia, salah satunya merupakan orang dewasa
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
"Karena pasien tidak ada riwayat pemberian vaksinasi. Begitu juga yang terjadi di Berau," jelasnya.

Jika bisa ditangani lebih cepat, tentunya pasien akan bisa sembuh.
Sementara, yang tidak tertolong karena pasien sudah mengalami bull neck atau pembesaran kelenjar getah bening dan pembengkakan jaringan lunak di leher. Terjadi sumbatan jalan napas karena tertutup selaput putih keabu-abuan, kerusakan otot pembungkus jantung, serta kelainan susunan saraf pusat dan ginjal.
"Diagnosanya tidak cepat dan datang terlambat untuk mendapat perawatan. Disitulah kesadaran masyarakat belum meningkat. Karena banyak dikira sebagai penyakit amandel biasa," terangnya.
Penyebab Difteri adalah bakteri yang juga disebut Difteri. Utamanya karena lingkungan yang tidak bersih. Makanya, salah satu pencegahan harys rajin cuci tangan pakai sabun (CTPS). Yang menjadi salah satu sosialisasi yang dilakukam lintas sektoral.
Perlu diwaspadai karena Difteri merupakan penyakit menular. Paling umum, akan tertular jika terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk
"Meskipun penulatannya tidak secepat Covid-19, jika sakit harus tetap memakai masker. Dan harus rajin cuci tangan," ucapnya.
Arahan Kemenkes dikatakannya sudah jelas, bahwa penyakit yang susah disembuhkan dan jika terjadi menimbulkan kematian, maka pencegahannya harus dilakukan vaksinasi. Atau biasa disebut Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Termasuk, Difteri, Pertusis, Tetanus, TBC hingga Hepatitis.
Menanggapi tingginya kasus kematian akibat Difteri, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Muhammad Said menuturkan, Pemkab Berau berkomitmen penuh untuk penanganan kasus Difteri di Kabupaten Berau. Itu dibuktikan dengan rapat dan kesepakatan bersama lintas sektor untuk membahas penanganan Difteri.
Pihaknya juga telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Berau Nomor 23 Tahun 2024 perihal penetapan status kejadian luar biasa penyakit difteri. Berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium pada UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Kaltim terhadap 2 kasus di Kecamatan Teluk Bayur.
Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan imunisasi yang menyasar kepada anak-anak dan itu sudah mulai dilakukan. Vaksinasi tersebut menyasar kepada empat kecamatan dengan kasus Difteri. Yakni, Kecamatan Gunung Tabur, Teluk Bayur, Pulau Derawan dan Kelay. Pihaknya yakin dengan kesiapan semua perangkat daerah untuk penanganan Difteri tersebut.
"Kami yakin kejadian ini bisa ditangani baik dari sisi personal, anggaran dan sebagainya," sebutnya.
Selama ini, diakuinya banyak orang yang tidak dengan bahayanya Difteri ini. Makanya, sosialisasi terkait Difteri gencar dilakukan sebagai upaya pihaknya untuk menekan kasus tersebut. "Kami harap para orangtua dapat bekerja sama agar mau anaknya divaksin," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie menyebut, sejak akhir 2023 lalu telah ditemukan 8 kasus Difteri.
Di antaranya 3 suspect atau dicurigai dan 2 masih konfirmasi yang ternyata hasilnya negatif. Sementara, tahun 2024 terdapat 3 kasus dengan 2 konfirmasi dan 1 klinis.
PKK Berau Kunjungi 4 Anak Terdampak Stunting, Beri Bantuan hingga Edukasi |
![]() |
---|
Tunjangan Profesi Guru di Berau Capai Rp32,2 Miliar, Tersalur Langsung ke Rekening hingga Juni |
![]() |
---|
Khidmat HUT ke-80 RI di Berau, Bupati Sri Juniarsih Ajak Warga Jaga Persatuan dan Nasionalisme |
![]() |
---|
Suku Banua Berau Jaga Tradisi, Timbang Bayi Lahir di Bulan Safar Pakai Buah untuk Harapan Baik |
![]() |
---|
Keraton Sambaliung Berau: Raja Alam Pantas Sandang Gelar Pahlawan Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.