Berita Nasional Terkini

Kata BRIN Soal Banjir Demak dan Kemunculan Selat Muria, Sejarah Gunung Muria Terpisah dari Jawa

Banjir yang melanda di Demak, Jawa Tengah, dan sekitarnya memunculkan perdebatan baru mengenai kemunculan Selat Muria.

Editor: Heriani AM
Kompas.com
SELAT MURIA - Banjir yang melanda di Demak, Jawa Tengah, dan sekitarnya memunculkan perdebatan baru mengenai kemunculan Selat Muria. 

Perubahan kondisi alam tersebut terjadi karena daerah pesisir di sekeliling gunung api Muria telah terjadi perubahan fenomena geomorfik.

Perubahan fisik dan kimia akibat proses-proses perubahan muka bumi.

Perubahan itu diakibatkan oleh dinamika iklim dan dinamika laut.

Tanah Muria yang kini dipijak telah memberikan kehidupan, seperti air yang berasal dari sumber hulu di Pegunungan Muria.

Baca juga: Tiba di Samarinda, Keluarga yang Satu Anaknya Tewas Dibunuh di Demak Sulit Memulai Usaha

Kata Ahli Soal Gunung Muria Terpisah 

Menurut beberapa warganet, Gunung Muria terlihat terpisah dari Pulau Jawa karena wilayah di sekitarnya dulu merupakan Selat Muria.

Mereka juga menyebutkan, terjadi penurunan tanah di Semarang, Kudus, Pati, dan Rembang yang menyebabkan wilayah ini terendam banjir.

Foto yang beredar di media sosial sesuai dengan gambar yang diperoleh Kompas.com, Selasa (19/3/2024) dari peneliti ahli utama Kelompok Riset Petrologi dan Mineralogi Pusat Riset Sumber Daya Geologi Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN, Haryadi Permana.

Foto tersebut menunjukkan, Gunung Muria terpisah dari Pulau Jawa karena Kudus, Demak, Semarang, Kudus, Pati, dan Rembang akibat dilanda banjir.

Gunung Muria Terpisah Dari Pulau Jawa

"Betul. Gunung Muria sebelumnya terpisah dari Jawa. Erosi dan produk vulkanik (Gunung) Muria menyebabkan pendangkalan dan pembentukan daratan," ujar Haryadi.

Sementara itu, pensiunan peneliti Badan Geologi, Herman Moechtar, yang pernah melakukan penelitian geologi kuarter di Jepara, Rembang, Pati, Demak, dan Kudus pada 2012-2014, menjelaskan bahwa kawasan di sekitar Gunung Muria dulunya merupakan selat.

Geologi kuarter yang dimaksud Herman adalah segala sesuatu proses peristiwa Bumi yang terjadi sejak kurang lebih dua juta tahun silam hingga sekarang.

Herman menerangkan awal mula terbentuknya kawasan di sekitar Gung Muria yang kini menjadi Jepara, Rembang, Pati, Demak, dan Kudus.

Ketika wilayah tersebut berada pada praholosen, masa ini ditandai dengan rekaman kegiatan erupsi Gunung Muria. Pada saat itu, muka air laut rendah dengan kondisi iklim agak lembap (subhumid) dan tidak ada tanda aktivitas tektonik.

"Awal Holosen memperlihatkan muka laut naik yang mencapai puncaknya lebih kurang 9.000 tahun lalu muka laut berada pada situasi maksimum (high sea level) yang diikuti oleh aktivitas tektonik," ujar Herman kepada Kompas.com, Selasa.

Secara ringkas, Herman mengatakan, wilayah di sekitar Gunung Muria sebelum Holosen berupa daratan seperti kondisi saat ini. Tetapi, terjadi kenaikan muka air laut sehingga wilayah tersebut ditutupi laut.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved