Danlanud Tarakan Meninggal
Danlanud Anang Busra Tarakan Kalimantan Utara, Kolonel Penerbang Bambang Sudewo Meninggal
Kabar duka cukup mendadak terdengar dari Kolonel Penerbang (Pnb) Bambang Sudewo,sosok yang pernah ikut membantu Kepala Basarnas Tarakan
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
Almarhum sebagai orangtua, komandan dan pemimpin memiliki perhitungan yang begitu ketat cermat terstruktur terhadap personel yang melakukan penyelematan di lapangan. Satu komitmen saat itu adalah keselamatan pertama (safety first).
"Keselamatan adalah hal utama dan prioritas. Saya bangga, pelaksanaan itu sukses dan tidak ada insiden apapun," ujarnya.
Sampai selesainya penjemputan personel di lokasi kembali ke Tarakan semua selamat dan dalam setiap operasi harus betul-betul klir. Jangan sampai ada yang tertinggal di daerah operasi. Karena komitmen sejak awal, operasi hanya berjalan satu kali.
Tidak boleh ada operasi dua kali. Karena lanjutnya biasa terjadi operasi serupa, menyusul biasanya flight recorder atau black box dievakuasi karena tertinggal atau karena tidak diketahui keberadaannya.
"Makanya begitu turun operasi, kami bersama tim sangat matangkan persiapan. Sudah sharing dengan maskapai di mana posisi alat ini. Sehingga begitu dieksekusi, kita bagi tugas. Siapa yang assessment korban, siapa yang assessment bagian peralatannya, teknis yang disebut flight recorder," ujarnya.
Dan itu sudah jelas terbagi tugasnya dan semua clear. Prioritas utama evakuasi kecelakaan pesawat kemarin adalah korban. Untuk tim berapa lama pun di lapangan semua sudah terlatih.
Syahril mengakui cukup mendadak kabar duka. Ia sendiri menerima informasi saat itu tengah persiapan mengantarkan keberangkatan almarhum ke Jakarta. Karena seharusnya almarhum dijadwalkan berangkat ke Jakarta.
"Beliau mengundang saya untuk mengantarkan keberangkatan beliau di VIP Room Bandara Juwata. Malam terima undangannya. Jadi hari Sabtu itu kami persiapan mau ke bandara begitu di perjalanan kami dapat informasi protokoler bahwa bapak berada di RS Pertamedika. Kami juga kaget," akunya.
Antara percaya dan tidak percaya apalagi hanya tersisa last minute sebelum berangkat. Ia juga sempat tidak yakin kabar itu benar.
"Seperti tidak percaya jadi kami bergerak ke sana ke IGD Pertamedika. Sampai pagi padahal kondisi baik, kalau saya lihat beliau juga tidak ada riwayat penyakit jantung. Ini adalah ajal, beliau mendapat panggilan Illahi. Kita juga akan demikian, saya juga hanya menunggu waktu kapan tiba," bebernya.
Selama operasi SAR kemarin kondisi almarhum sangat baik dan prima. Walaupun lelah karena dari pagi hingga malam, tapi almarhum yang mencairkan suasana.
"Kalau dipikir kami kurang istirahat. Pagi sampai sore malam. Tapi memang kalau ada waktu senggang kami duduk diskusi di Musala atau di smoke room. Di suasana tegang kita bawa bagaimana supaya tidak stress, presure tidak terlalu tinggi, karena komando ada di kami. Kalau pikiran stress, konsentrasi akan buyar. Sehingga beliau juga ajak diskusi, beliau jiwanya paling suka guyon, jadi suasana cairnya bukan hanya saat operasi tapi di mana saja," ujarnya. (andi pausiah)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Kolonel Penerbang (Pnb) Bambang Sudewo
TribunKaltim.co
Kalimantan Utara
Danlanud Anang Busra
Danlanud Tarakan Meninggal
Syarat Beasiswa Kalla 2025 untuk Mahasiswa Lengkap Link dan Cara Daftarnya |
![]() |
---|
Demo di Balikpapan, Satlantas Polresta Terapkan Rekayasa Lalu Lintas Jalan Jenderal Sudirman |
![]() |
---|
Profil Adies Kadir dan Kontroversinya, Politisi Kelahiran Balikpapan Dinonaktifkan Golkar dari DPR |
![]() |
---|
Pemkot Balikpapan Ikuti Arahan Mendagri, Kepala Daerah Dilarang Keluar Negeri untuk Antisipasi Aksi |
![]() |
---|
Driver Online Tegaskan tak Ikut Aksi Demo, akan Galang Dana dan Doa di Simpang Plaza Balikpapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.