Berita Internasional Terkini

Tentara Israel Menarik Diri dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Tidak Ada Kehidupan Di Sini

Israel telah menarik pasukannya dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza setelah melakukan operasi selama dua minggu terakhir.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
AFP
Ilustrasi. Tentara Israel menarik diri dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza: Tidak ada kehidupan di sini. 

"Dari apa yang kami lihat, tampaknya pasukan penjajah sengaja menargetkan sektor kesehatan dan menghancurkan kompleks medis terbesar di Kota Gaza."

Militer Israel menggambarkan serangan tersebut sebagai salah satu operasi paling sukses dalam perangnya di Gaza, yang kini telah berlangsung selama hampir enam bulan.

Mereka mengklaim telah menewaskan banyak pejuang Hamas, termasuk para petinggi. 

Seorang juru bicara mengatakan bahwa sekitar 900 orang yang dicurigai sebagai "militan" telah ditangkap, dan senjata, informasi intelijen yang berharga, serta lebih dari $3 juta dalam berbagai mata uang, telah disita.

Pihak militer juga bersikeras bahwa penyerbuan ke rumah sakit tersebut dilakukan "untuk mencegah bahaya bagi warga sipil, pasien, dan tim medis".

Baca juga: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Memberikan Sinyal Hijau untuk Operasi Militer di Rafah

Sumber-sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ratusan mayat ditemukan di dalam kompleks dan di jalan-jalan di sekitarnya.

Rekaman video yang beredar di dunia maya menunjukkan bangunan-bangunan yang rusak parah dan hangus, gundukan tanah yang diaduk oleh buldoser, dan para pasien yang ditandu di koridor-koridor yang gelap.

Pada hari Minggu, kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa 21 pasien telah meninggal sejak Israel memulai pengepungannya.

Selama serangan Israel sebelumnya pada bulan November, militer Israel menuduh bahwa Hamas memiliki pusat komando dan kontrol yang rumit di dalam dan di bawah al-Shifa, dengan menunjukkan video beberapa terowongan dan ruangan. 

Hamas telah menepis klaim Israel, menyebutnya sebagai "kebohongan dan propaganda murahan".

Perang dimulai pada 7 Oktober setelah serangan Hamas ke Israel, yang menewaskan sekitar 1.100 orang dan membuat kelompok bersenjata itu menawan hampir 250 orang.

Israel merespons dengan serangan udara, darat, dan laut yang telah menewaskan lebih dari 32.000 warga Palestina.

Hal ini membuat sebagian besar penduduk wilayah itu mengungsi, dan mendorong sepertiga penduduknya ke ambang kelaparan.

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved