Berita Nasional Terkini

Terjawab Alasan PKS Enggan Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, Cek Obrolan Refly Harun

Terjawab alasan PKS enggan Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, dorong Sohibul Iman

Editor: Rafan Arif Dwinanto
KOMPAS TV
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan usai menghadiri acara berbuka puasa bersama di DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat (22/3/2024). Terjawab alasan PKS enggan Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, dorong Sohibul Iman 

TRIBUNKALTIM.CO - Langkah Anies Baswedan menuju Pilkada Jakarta 2024 tampaknya berat.

Diketahui, nama Anies Baswedan kembali masuk bursa Pilkada Jakarta 2024 usai kalah di Pilpres 2024.

Sebagai petahana, peluang Anies Baswedan memenangkan Pilkada Jakarta 2024 tentu terbuka lebar.

Kendati demikian, Partai Keadilan Sejahtera alias PKS yang selama ini setia mengusung Anies, menolak mencalonkan capres 01 tersebut di Pilkada Jakarta 2024.

Alasannya, Anies dinilai levelnya sudah nasional lantaran merupakan calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan dalam kontestasi pilpres 2024.

Baca juga: Analisis Pilkada Sumut 2024, Bobby Nasution vs Edy Rahmayadi, Keluarga Jokowi vs Gubernur Petahana

"Anies levelnya sudah nasional," kata Juru Bicara DPP PKS Ahmad Mabruri, saat dikonfirmasi, Senin (8/4/2024).

"Kalau sudah maju capres jangan turun lagi maju gubernur," imbuhnya.

Ada pun, PKS berencana mengusung kader mereka yakni M Sohibul Iman di Pilgub Jakarta.

Untuk diketahui, Sohibul Iman merupakan mantan Presiden PKS yang kini menjabat Wakil Ketua Majelis Syura PKS.

"PKS rencana akan majukan M Sohibul Iman mantan presiden PKS sebagai cagub DKI (Jakarta)," ujar Mabruri.

Sekadar informasi, pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Anies Baswedan berpasangan dengan Sandiaga Uno diusung oleh Partai Gerindra dan PKS.

Pasangan Anies-Sandi memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017 setelah di putaran kedua mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat yang diusung oleh PDIP, Golkar, Hanura dan NasDem.

Baca juga: Hasto Ngotot Ingin Jokowi Dihadirkan di MK, Bongkar Sisi Gelap Kekuasaan, Bandingkan dengan Megawati

Obrolan Refly Harun dengan Anies

Refly Harun membongkar isi obrolannya dengan Anies Baswedan terkait isu Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Refly Harun, intinya Anies Baswedan tak ingin mengkhianati pendukungnya dengan bergabung ke Pemerintahan Jokowi maupun Prabowo-Gibran.

Diketahui, nama Anies Baswedan kemhali masuk bursa Pilkada Jakarta 2024.

Anies Baswedan diprediksi akan turun level ke Pilkada Jakarta 2024 usai KPU menyatakan pasangan Prabowo-Gibran memenangi Pilpres 2024.

Saat ini, kubu Anies-Muhaimin masih berupaya membatalkan hasil Pilpres 2024 via jalur Mahkamah Konstitusi.

Jika Anies kalah, tak sedikit publik yang memprediksi dirinya akan maju Pilkada Jakarta sebagai "batu loncatan" untuk persiapan Pilpres 2029 mendatang.

Namun, bagaimana respons Anies soal dirinya maju di Pilkada Jakarta?

Anggota Tim Hukum Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Refly Harun, berkomentar.

Jika seandainya model pemilihan Gubernur lewat jalur Presiden, Anies Baswedan dipastikan ogah menerima tawaran tersebut.

Jika Prabowo dipastikan menang dan telah resmi menjadi Presiden RI, Anies berpendirian teguh bahwa dirinya tak akan menerima pinangan bergabung ke dalam pemerintahan.

Maka dari itu, ia akan tegas menolaknya.

Hal itu disampaikan Anies ketika bertemu dengan Refly Harun.

Baca juga: Maruarar Tegaskan Prabowo Tak akan Berada di Bawah Bayang-Bayang Jokowi, Jadi Presiden yang Mandiri

"Anies udah bilang enggak mau. Baru kemaren saya datang ke sana.

Dia bilang begini, tolong jangan timpahkan kesalahan yang dibuat orang lain kepada saya," kata Refly dilansir dari tayangan Youtube Komisidotco pada Jumat (29/3/2024).

Anies tak ingin mengikuti jejak Prabowo Subianto yang tak kuat menjadi oposisi dan tergoda untuk bergabung ke dalam pemerintahan.

Menurut Anies, Prabowo berpindah haluan demi memenangkan Pilpres dan menjadi penguasa.

"Kan dia (Prabowo) selalu bilang jangan berkhianat, jangan berkhianat.

Padahal kata-kata berkhianat itu kan dilabelkan kepada Prabowo, tiba-tiba gabung dengan Jokowi.

Tapi Prabowo tahu itu cara the only way untuk win the election ya kan begitu dengan cara bergabung dengan penguasa," ujar Refly.

Refly melanjutkan Anies masih mempertimbangkan dirinya untuk maju Pilkada Jakarta.

Namun, ia memastikan bila seandainya maju, Anies Baswedan memilih istiqomah lewat jalur perubahan.

Ia tidak akan mengkhianati pendukungnya untuk bergabung di pemerintahan, baik pemerintahan Jokowi yang tersisa, maupun pemerintahan orang lain.

"Anies sudah bilang, dia tetap akan meniti jalan perubahan.

Soal bagaimana nanti apakah dia akan ikut Pilkada DKI kalau ada pemilihan langsung, soal nanti apakah ada ormas, soal apakah dia akan membentuk partai politik atau apapun, itu sesuatu yang belum diputuskan.

Sesuatu yang masih dalam pertimbangan," pungkasnya.

Baca juga: Nasib Koalisi Perubahan Pendukung Anies Jika MK Tetap Sahkan Kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres

Duet Anies-Rano Karno

Pengamat politik dari Indonesia Politik Opinion (IPO) Dedi Kurniansyah melihat kans Anies Baswedan dan Rano Karno berduet pada pilkada serentak.

"Justru, bisa menjadi kekuatan solid, " kata Dedi, Rabu (27/3/2024).

Dedi mengungkapkan Anies Baswedan memiliki basis massa yang kuat. Sementara Rano Karno berpengalaman sebagai birokrat di Banten serta memiliki popularitas.

Selain itu, Dedi menuturkan PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kali ini saling membuka diri untuk berkoalisi Pilkada DKI Jakarta 2024.

Meski dikenal punya perbedaan massa akar rumput mencolok.

Kedua partai tersebut sama-sama menunjukkan sinyal terbuka untuk koalisi.

"Pada dasarnya koalisi Parpol di Indonesia itu tidak tetap, PDIP dan PKS sejauh ini dianggap tidak dapat bersatu, tetapi di daerah koalisi keduanya biasa terjadi," ujarnya.

Menurut Dedi, peluang duet kedua partai di DKI Jakarta terbuka.

"Untuk di DKI Jakarta pun hal itu tidak akan masalah. Misalnya wacana Anies Baswedan bersanding dengan Rano Karno, ini juga hal biasa dan potensial," ucapnya.

Oleh karena itu, Dedi menilai koalisi PDI Perjuangan dengan PKS diyakini sangat ideal pada Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Refly Harun Bongkar Obrolannya dengan Anies Baswedan Soal Pilkada Jakarta 2024, Singgung Pengkhianat

Selain karena memiliki jumlah kursi yang cukup, dua partai ini juga dinilai memiliki karakter kader yang sangat mumpuni untuk diusung.

"Duet keduanya dari sisi partai maupun ketokohan sama-sama potensial dan baik," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Alasan PKS Tak Usung Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2024: Dia Levelnya Sudah Nasional

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved