Ibu Kota Negara
Hening, Tak Lagi Terdengar Alunan Musik Dangdut Campursari, Suasana IKN Nusantara saat Pekerja Mudik
Ada yang berbeda dengan suasana Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara setelah ditinggal mudik ribuan pekerja.
TRIBUNKALTIM.CO - Ada yang berbeda dengan suasana Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara setelah ditinggal mudik ribuan pekerja.
Bila biasanya alun musik dangdut campursari terdengar membahana melalui pengeras suara, maka kali ini sudah jauh berbeda.
Cakralawa IKN yang ditinggal mudik sekitar 13.000 orang dari total 16.380 pekerja kontruksinya, menyisakan struktur-struktur beton dengan ratusan tower crane yang tak lagi bergerak, seakan membiuskan orkestrasi musik meditatif menenangkan.
Cuaca IKN Nusantara begitu cerah, dengan langit yang demikian biru, diwarnai gugusan putih awan, sungguh sebuah visual panoramik.
Baca juga: 5 Fakta Rencana Pembangunan Kereta Cepat Brunei-Malaysia-IKN Nusantara dan Dampaknya
Kontras dengan kondisi sebelumnya yang begitu hiruk pikuk, truk mixer berkelebatan, bunyi gemuruh alat berat konstruksi, pemadatan tanah, pengaspalan, pemasangan beton, cengkerama pekerja, dan musik rakyat dangdut campursari membahana melalui pengeras suara.
Ya, IKN mulai ditinggal pekerjanya ke kampung halamannya masing-masing dengan menggunakan berbagai sarana moda transportasi baik melalui kapal laut, maupun pesawat udara.
Perjalanan mudik Lebaran 2024 yang dimulai sejak Jumat (5/4/2024), itu diakomodasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan melaksanakan kegiatan “Mudik Bareng Pekerja Kontruksi IKN 2024”.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto memastikan dukungannya dan apresiasi atas nama Menteri PUPR terhadap kinerja para pekerja konstruksi dalam pembangunan infrastruktur di IKN.
"Seluruh pekerja baik jajaran penyedia jasa, manajemen konstruksi dan pekerja kontruksi merupakan bagian dari Keluarga Besar Kementerian PUPR," ujar Iwan.
Mereka berperan penting dalam membangun berbagai infrastruktur serta hunian serta prasarana pendukung dan menjadi bagian dari sejarah dan legacy dari pembangunan IKN.

Kegiatan mudik Lebaran, dinilai Iwan, merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindarkan setiap tahunnya khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Oleh karena itu, pemerintah memberikan hak kepada pekerja untuk melaksanakan libur bersama guna menjalin tali silaturahmi bersama keluarga serta mendukung kelancaran proses perjalanan mudik para pekerja konstruksi IKN.
Pekerjaan konstruksi fisik pun libur selama periode mudik Lebaran hingga tanggal 15 April 2024, sebagaimana dikatakan oleh Tenaga Ahli Bidang Manajemen Perkotaan Otorita IKN (OIKN) Desiderius Viby Indrayana.
"Kegiatan konstruksi di lapangan dapat dikatakan relatif semua libur pada saat libur Lebaran ini," ungkap Viby kepada Kompas.com, Senin (8/4/2024).
Menurut Viby, tak semua pekerja mudik, ada sebagian kecil yang masih tinggal di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK). "Alasan mereka beragam dengan berbagai pertimbangan personal," imbuh Viby. Aman terkendali
Kendati ditinggal mudik, IKN yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) dipastikan dalam kondisi aman, dan terkendali.
Pangdam Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo memastikan hal itu kepada Kompas.com.
Menurutnya,pengamanan IKN tidak berhenti, dilakukan selama 24 jam penuh.
"Kami menjaga kawasan IKN lebih intensif, sementara ditinggal mudik oleh para pekerja. Dan secara umum tidak ada gangguan keamanan. Seluruhnya aman dan kondusif," tegas Tri.
Untuk pengamanan IKN selama perhelatan mudik Lebaran 2024, Kodam VI Mulawarman mengerahkan 100 personil.
Bahkan, guna memastikan bahwa PSN di IKN tersebut berjalan dengan tertib dan terkendali, serta untuk menjamin keamanan dan kelancaran selama bulan Ramadhan, Tri dan Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto melakukan patroli bersama pada Minggu (7/4/2024).
Baca juga: Kapolda Kaltim dan Pangdam VI/Mulawarman Pimpin Patroli di IKN, Pastikan Keamanan Jelang Idul Fitri
Dalam kegiatan monitoring tersebut, Pangdam dan Kapolda meninjau langsung progres pembangunan Bandara VVIP dan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, serta melihat kondisi Pos Pelayanan Operasi Ketupat di Sepaku.
Pangdam dan Kapolda pun mengharapkan semua pihak dapat bekerja sama untuk memastikan keberlangsungan proyek-proyek pembangunan serta menjaga keamanan dan ketertiban selama bulan Ramadhan.
Suasana Ramadhan di IKN, Kumandang Adzan, Gemerlap Lampu Proyek
Tigapuluh menit Maghrib menjelang. Doa dan litani suci terdengar syahdu dari suara empuk sang pemakmur Masjid Al Ikhwan, di Kompleks Hunian Pekerja Konstruksi (HPK), Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Suasana Ramadhan tahun ini memang berbeda dan istimewa.
Tidak saja disikapi dengan antusiasme tinggi, melainkan bagi sebagian penghuni HPK dan juga mereka yang terlibat pembangunan, tahun 2024 mungkin adalah Ramadhan kali pertama di ibu kota masa depan.
Tampak para pekerja dengan rupa-rupa seragam dan aneka lencana berbaur, melebur, dan mempersiapkan kudapan untuk berbuka. Canda, tawa, dan gurau meruap di kantin yang biasanya kerap dimanfaatkan sebagai tempat janji temu, janji tawa, dan juga janji cengkerama.
Menariknya, di antara ribuan pekerja yang tengah mempersiapkan untuk membatalkan puasa, terdapat sejumlah pekerja non muslim yang juga ikut menantikan saat berbuka.
Kenneth Pribadi yang bekerja untuk perusahaan KSO PT PP (Persero) Tbk-PT Markinah, dan Aditya Harland Lorentio Bandhaso, pekerja perusahaan konsultan PT Prama Karya Mandiri, salah duanya.
Bersama kedua temannya, Aditya menyengaja untuk ikut berbaur dengan rekan-rekan pekerja konstruksi lainnya usai menunaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Sementara Kenneth bahkan kerap membantu teman-teman muslimnya membelikan takjil, serta membangunkan sahur.
"Tak jarang saya juga sering mengingatkan mereka untuk jeda, menjalankan shalat dzuhur, dan ashar. Mereka senang dan berterima kasih diingatkan. Pokoknya, di sini pembauran itu ada dan nyata. Saya tidak merasa jadi minoritas. Saya justru gembira dan bangga bisa menjadi bagian dari sejarah, ikut membangun IKN," papar Kenneth.
Ekonomi Sirkular
Di HPK yang berjumlah 36 kios UMKM yang sebagian besar berasal dari kawasan Sepaku dan sekitarnya, para pekerja ini memenuhi hajat kulinernya.
Tersedia beragam takjil, mulai dari menu wajib seperti gorengan, kolak, minuman manis, hingga penganan khas Kalimantan bernama wadai talam dan soto banjar.
Baca juga: 4 Lokasi di Singapura Dikunjungi OIKN, Belajar Inovasi untuk Kualitas Hidup Penduduk IKN Nusantara
Selain itu, terdapat juga makanan berat seperti pecel, ayam goreng, nasi goreng, capcay, lalapan, masakan rumahan, nasi campur, dan lain sebagainya.
Menurut Direktur Pelayanan Dasar Otorita IKN (OIKN) Suwoto, seluruh tenant yang mengisi kantin HPK ini telah dikurasi, dan harus seluruhnya berasal dari warga Sepaku dan sekitarnya.
Hal ini untuk memenuhi ketentuan penyerapan tenaga kerja lokal, membangkitkan ekonomi UMKM lokal, serta sirkulasi ekonomi.
Terkait sirkulasi ekonomi ini, Haryati, pemilik Kedai Julia yang merupakan penduduk aseli Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) merasa terbantu dengan kehadiran kantin HPK.
Omzetnya per hari bisa mencapai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per hari.
Angka ini, menurutnya jauh lebih tinggi dibandingkan warung di rumahnya yang paling banter meraup Rp 500.000 per hari.
Kedai Julia menyediakan penganan ringan seperti roti, biskuit, mie instan, minuman dalam kemasan, es teh, es campur, dan lain-lain.
"Bahan baku saya dapatkan dari para tetangga, dan untuk yang kemasan saya ambil dari grosir di Sepaku," imbuh Haryati.
Untuk membantu dan menaikkan "kelas" UMKM macam Kedai Julia ini, OIKN memberikan pelatihan, pembinaan, serta pengelolaan usaha agar para UMKM ini mampu beradaptasi dan membersamai kemajuan dinamis zaman.
Contoh pelatihan yang diberikan adalah penjamah makanan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas kantin, agar dapat memberikan makanan sehat dan bergizi.
Selain itu, pelatihan juga ditujukan untuk memperkuat yang pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh seluruh tenaga Puskesmas di wilayah kerja masing-masing.
“Pelatihan yang kami laksanakan akan diteruskan pada periode selanjutnya, sehingga seluruh petugas kantin mendapatkan sertifikat penjamah makanan, jadi tidak hanya mendapatkan ilmu saja,” tutur Suwito.
Ke depannya, sambung Suwito, pihaknya bakal memberlakukan registrasi bagi kantin-kantin yang ada wilayah HPK IKN.
Sebagai salah satu syarat memperoleh registrasi, apabila kantin memiliki tenaga yang tersertifikasi pelatihan penjamah makanan.
Pelatihan ini juga memiliki tujuan untuk menjaga kesehatan para pekerja konstruksi IKN sehingga mereka tetap produktif.
Karena saat ini sumber energi para pekerja konstruksi didapatkan dari makan dan minuman yang ada di kantin HPK IKN.
“Sehingga apabila kantin menyediakan makanan sehat dan bergizi tentunya akan menjaga kesehatan para pekerja dan terhindar dari penularan penyakit,” jelas Suwito.
Dibeberkannya, menurut Keputusan Menkes RI tentang persyaratan higienitas sanitasi rumah makan dan restoran, yang dimaksud dengan penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan beserta peralatannya mulai dari persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian.
Ramadhan Pertama di IKN Raut wajah semringah terpancar dari rona dua anak muda generazi Z yang bekerja untuk konstruksi Jalan Seksi 6C-1: Sp 2 ITCI Simpang 1B yang berada di bawah naungan PT PP (Persero) Tbk.
Mereka adalah Wishnu Satria dan Fithriyatul Aufa yang masing-masing berasal dari Sumatera Barat, dan Yogyakarta.
Bagi keduanya, ini merupakan pengalaman baru, Ramadhan pertama di IKN. Jauh dari orangtua, perbedaan masa dan cuaca, serta budaya tak menghalangi Wishnu dan Fitri menjalankan perannya dalam memastikan infrastruktur, tegak mendunia.
"Perbedaan-perbedaan itu saya anggap tantangan ya, bukan hambatan. Karena, terus terang berpuasa Ramadhan di tengah teriknya IKN luar biasa menguras stamina, bikin haus, bikin drop," ungkap Wishnu.
Kendati demikian, Wishnu pantang berkeluh. Dia punya cara sendiri menaklukkan tantang itu.
Selain ngebut menyelesaikan tugas yang dibebankan, dia selalu membekali diri dengan vitamin dan asupan nutrisi yang baik.
"Sebelum sahur dan setelah berbuka, saya minum vitamin supaya fit. Sementara dalam bekerja, sebagai scheduler, tentu saja saya harus taat jadwal. Memastikan tak ada pekerjaan yang ditunda, ini supaya nanti Idulfitri bisa saya kejar, kumpul dengan keluarga," tandas Wishnu.
Demikian halnya Aufa. Baru beberapa bulan jauh dari keluarga, rasa rindu hebat menggantang.
Namun, itu tak memupuskan semangatnya untuk tetap berdaya, mengalahkan sentimental psikologis dalam dirinya.
Aufa tetap profesional, menunaikan pekerjaan yang tidak saja tepat jadwal, juga dengan kualitas yang ditetapkan.
"Jika rindu keluarga, atau jenuh rutinitas, saya justru punya cara sendiri. Bercengkerama dengan sesama rekan pekerja. Atau healing tipis-tipis, memandang gemerlap bintang di langit Nusantara yang jernih dan bersih," cetusnya.
Kala itu, 2 hari jelang Nuzulul Qur'an, IKN memang dianugerahi kerlip gemintang di langit terang.
Dari Menara Pandang, gemerlap lampu proyek Istana Presiden dan Kantor Kementerian Koordinator di kejauhan, menambah keelokan malam.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com, Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.