Ibu Kota Negara
5 Fakta Rencana Pembangunan Kereta Cepat Brunei-Malaysia-IKN Nusantara dan Dampaknya
Sejumlah fakta baru seputar wacana pembangunan kereta cepat tiga negara yang akan melintasi IKN Nusantara terungkap.
TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah fakta baru seputar wacana pembangunan kereta cepat tiga negara yang akan melintasi IKN Nusantara terungkap.
Sebelumnya diberitakan, sebuah perusahaan infrastruktur di Brunei Darussalam disebut berencana untuk membangun kereta cepat lintas negara.
Proyek tersebut nantinya akan melalui tiga negara Asia Tenggara, yakni Brunei Darussalam, Malaysia, dan Indonesia atau disebut Trans-Borneo.
Kereta cepat tersebut membentang sepanjang 1.620 kilometer di sisi timur dan barat Kalimantan.
Baca juga: 4 Lokasi di Singapura Dikunjungi OIKN, Belajar Inovasi untuk Kualitas Hidup Penduduk IKN Nusantara
Rencananya, kereta cepat itu bisa melaju hingga kecepatan 350 kilometer per jam dengan biaya pembangunan mencapai 70 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1 kuadriliun.
Berikut 4 fakta rencana pembangunan kereta cepat Trans-Borneo ini:
1. Diusulkan Brunergy Utama
Proyek kereta cepat Borneo-Malaysia-Indonesia digagas oleh perusahaan infrastruktur yang berbasis di Brunei Darussalam, Brunergy Utama.
Brunergy Utama adalah perusahaan minyak dan gas yang kini beralih ke infrastruktur.
Proyek itu diluncurkan pada akhir Maret 2024 dan rencananya akan melintasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusatara di Pulau Kalimantan.
Usulan tersebut menjadi angin segar bagi Indonesia yang berencana membangun jaringan kereta barang KA Trans Asia (Trans Asian Railway) melewati Brunei dan Malaysia.
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (3/4/2024) mega proyek kereta cepat ini akan menghubungkan Pontianak, Kalimatan Barat dengan Kuching dan Kota Kinabalu, Serawak dan Sabah, Malaysia serta Distrik Tutong di Brunei dan wilayah barat di pantai utara Kalimantan.
Nantinya, pembangunan akan dilanjutkan ke arah selatan menghubungkan Tutong dengan Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, termasuk Samarinda dan Balikpapan Setidaknya, akan ada 4 terminal yang berfungsi sebagai jaringan utama dari total 24 stasiun.
2. Dibantah Pemerintah Brunei Darussalam
Akan tetapi, Kementerian Perhubungan dan Infokomunikasi Brunei Darussalam membantah bahwa pihaknya menunjuk Brunergy Utama untuk mengerjakan proyek Trans-Borneo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.