Kabar Artis

Isi Permintaan Maaf Babe Cabita Sebulan sebelum Meninggal karena Sakit Autoimun, Anemia Aplastik

Pesan yang ditulis Babe Cabita, sebulan sebelum meninggal akibat sakit autoimin, anemia aplastik. Penjelasan ahli UI terkait Anemia Aplastik.

Editor: Amalia Husnul A
Instagram babecabita
PERMINTAAN MAAF - Komika Babe Cabita meninggal dunia hari ini, Selasa (9/4/2024). Pesan yang ditulis Babe Cabita, sebulan sebelum meninggal akibat sakit auto imin, anemia aplastik. Penjelasan ahli UI terkait Anemia Aplastik. 

TRIBUNKALTIM.CO - Komika Babe Cabita meninggal dunia hari ini, Selasa (9/4/2024) menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Komika Babe Cabita yang bernama asli Priya Prayogha Pratama ini meninggal dunia, Selasa (9/4/2024) pukul 06/38 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 

Sekitar satu bulan sebelum meninggal dunia, Babe Cabita sempat menuliskan pesan untuk keluarga dan para penggemarnya di akun instragram @babecabita.

Seperti sudah ada firasat, pesan Babe Cabita membuat status sebagai berikut 

Baca juga: Ini Nama Lengkap Babe Cabita dan Terjawab Menderita Penyakit Apa, Sang Komedian Meninggal Tadi Pagi

Baca juga: Profil/Biodata Babe Cabita, Komika yang Dikabarkan Meninggal Dunia Lengkap Riwayat Penyakitnya

Baca juga: Arya Saloka Ketawa Ngakak Tahu Fakta Soal Arie Kriting, Indah Permatasari Dikira Istri Babe Cabita

Assalamualaikum dihari jumat yang baik ini dan sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan, aku babecabita/yoga ingin meminta maaf kepada semua yang membaca/netizen apabila aku ada salah, menyakiti hati bila ada konten yang menyinggung, kurang berkenan dihati, memberi dampak negatif, atau komunikasi yang tidak baik lewat DM, oku memohon maaf dengan tulus dan semoga kalian bisa memaafkannya, Tengkiu perimutz

Sahabat Babe Cabita, Kevin Kautsar mengatakan Babe Cabita akan dimakamkan sore ini di TPU Cireundeu, Tangerang Selatan.

“Dimakamkan hari ini setelah solat Ashar, di pemakaman umum Cireundeu kec. Ciputat Timur Tangerang Selatan,” tulis Kevin Kautsar di Instagramnya.

“Mohon dimaafkan segala khilaf dan salah," lanjutnya.

Perjalanan karir Babe Cabita

Babe Cabita merupakan seorang komika dan aktor asal Indonesia.

Pria kelahiran 5 Juni 1989 ini memulai kariernya sejak 2013.

Ia mengawalinya dengan mengikuti Stand Up Comedy Indonesia musim ketiga (2013) yang tayang di Kompas TV.

Komika Babe Cabita
SAKIT AUTO IMUN - Komika Babe Cabita yang meninggal dunia hari ini, Selasa (9/4/2024) karena penyakit auto imun.  (Nurul Nareswari/Grid.ID)

Namanya mulai dikenal masyarakat luas setelah berhasil menyabet gelar juara Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim ketiga.

Setelah kemenangannya, ia kerap wira-wiri tampil Stand Up Comedy di sejumlah program televisi. 

Baca juga: Nasib Lolly Kini, Cari Uang Sendiri untuk Hidup dan Sebut Nikita Mirzani Ingin Dirinya Putus Sekolah

Selain itu, ia juga pernah menjadi pembawa acara di beberapa acara.

Babe Cabita kemudian menjadi salah satu komika ternama di Tanah Air juga dipercaya untuk menjadi juri di sejumlah ajang Stand Up Comedy, salah satunya adalah Liga Komunitas Stand Up.

Ia merupakan seorang komika dan aktor asal Indonesia.

Pria kelahiran 5 Juni 1989 ini memulai kariernya sejak 2013.

Ia mengawalinya dengan mengikuti Stand Up Comedy Indonesia musim ketiga (2013) yang tayang di Kompas TV.

Namanya mulai dikenal masyarakat luas setelah berhasil menyabet gelar juara Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim ketiga.

Setelah kemenangannya, ia kerap wira-wiri tampil Stand Up Comedy di sejumlah program televisi. 

Selain itu, ia juga pernah menjadi pembawa acara di beberapa acara.

Babe Cabita kemudian menjadi salah satu komika ternama di Tanah Air juga dipercaya untuk menjadi juri di sejumlah ajang Stand Up Comedy, salah satunya adalah Liga Komunitas Stand Up.

Penyakit Anemia Aplastik

Diketahui, Babe Cabita sempat dirawat beberapa kali di rumah sakit, akibat sakit autoimun langka yang disebut Anemia Aplastik.

Anemia Aplastik adalah penyakit yang menyerang tulang sumsum belakang hingga tidak mampu untuk memproduksi sel-sel darah.

Baca juga: Desta dan Natasha Rizky Trending X, Ungkap Kehidupan Setelah Bercerai, Ada Sesuatu yang Kosong

"Nggak tahu kenapa bisa sampai kena autoimun ini," kata Babe Cabita di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada 4 September 2023.

Saat itu Babe Cabita ditemani Zulfati Indraloka, istrinya.

"Nggak ada juga faktor genetik, dan sakit ini tidak menular ke anakku," lanjutnya.

Menurut dokter, sebut Babe Cabita, "Penyebab autoimun Anemia Aplastik ngga ada yang pasti."

"Penyakit ini termasuk langka, obatnya susah dan alternatifnya melakukan transfusi darah seumur hidup," ucap Babe Cabita.

Babe Cabita diketahui sudah berobat ke rumah sakit di Malaysia sesuai saran dokter.

Sambil menunggu pemeriksaan lanjutan, Babe Cabita rutin mengonsumsi obat-obatan.

"Sekarang cukup untuk obat himotologi, untuk autoimunnya itu, darahnya incharge bagus selama tiga bulan," kata Zulfati Indraloka.

Babe Cabita juga menjalani terapi bersama dokter.

"Sehari tiga kali minum obat dan nanti tiga bulan sekali berobat ke dokter," katanya ketika itu.

"Kalau bagus jadi sehari dua kali minum obatnya dan kalau bagus lagi dikurangi lagi sehari sekali obatnya," ujar Babe Cabita.

"Ada kemungkinan lepas obat kalau ada respon bagus di tubuh," lanjutnya.

Baca juga: Aktor Marvel Ma Dong Seok Umumkan Pernikahan dengan Model yang Berusia 17 Tahun Lebih Muda Darinya

Lalu, apa itu sakit autoimun?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi dan Imunologi Klinik Mayapada Hospital sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Iris Rengganis Sp PD-KAI, FINASIM, mengatakan, autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya berfungsi menyerang dan mengeliminasi kuman justru menyerang sel-sel tubuhnya sendiri.

Serangan sel imun tersebut dapat menimbulkan gejala sistemik yang mencakup berbagai macam organ.

Menurut Profesor Iris, penyebab penyakit autoimun belum diketahui pasti sampai saat ini.

Namun, faktor individu dan lingkungan disinyalir menjadi pemicu penyakit tersebut.

Faktor individu yang dimaksud adalah kerentanan genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi.

“Sementara itu, faktor lingkungan bisa berupa pola makan yang tidak sehat, stres psikologis, sampai intensitas bekerja yang berlebihan," kata Prof Iris dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (23/8/2021).

"Hal ini dapat menyebabkan munculnya penyakit autoimun pada individu yang rentan,” imbuhnya.

Profesor Iris melanjutkan, seiring perkembangan pola hidup manusia, penyakit autoimun tidak hanya menyerang masyarakat di negara nontropis, tapi juga masyarakat yang tinggal di daerah tropis. Salah satunya adalah Indonesia.

Di negara nontropis yang memiliki musim dingin, lanjut Prof Iris, matahari terkadang tidak cukup menyinari sehingga penduduk kerap mengalami winter depression. Depresi jenis ini dapat membuat keadaan sistem kekebalan tubuh menurun.

Menurutnya, agar terhindar dari penyakit autoimun, orang dengan kondisi tersebut dianjurkan mengonsumsi vitamin D.

Nutrien ini dapat menggantikan cahaya matahari yang kurang terserap oleh tubuh.

Perlu diketahui, cahaya matahari membantu pembentukan vitamin D di dalam tubuh.

“Hal tersebut berbeda dengan orang yang tinggal di negara tropis.

Karena matahari bersinar hampir sepanjang musim, kebutuhan vitamin D dapat terpenuhi hanya dari asupan makanan,” kata Prof Iris.

Meski demikian, terdapat berbagai faktor yang membuat orang yang tinggal di negara tropis menjadi rentan terserang penyakit autoimun.

Faktor tersebut adalah kualitas udara yang buruk, lingkungan, tingginya tingkat stres, pola makan buruk, dan kurangnya aktivitas fisik karena kesibukan.

Gejala penyakit autoimun

Profesor Iris menjelaskan, penyakit autoimun memiliki dampak yang beragam terhadap tubuh.

Sebagian besar penyakit autoimun bersifat sistemik sehingga gejala yang timbul tergantung pada organ yang terkena.

Ia mencontohkan, jika penyakit autoimun menyerang sistem darah, penderita akan mudah merasa lelah, mudah terkena infeksi, sampai mudah mengalami pendarahan.

Lalu, jika autoimun menyerang sendi, gejala yang timbul adalah nyeri dan bengkak pada persendian, baik sendi besar maupun kecil.

“Pada kondisi berat, penyakit autoimun, seperti lupus, bisa menyerang otak sehingga bisa menyebabkan penderitanya kejang," katanya.

"Sementara, bila menyerang ginjal dalam waktu yang lama, penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan berat pada ginjal, seperti kebocoran ginjal dan gagal ginjal kronis,” lanjut Prof Iris.

Jenis-jenis penyakit autoimun

Penyakit autoimun memiliki banyak jenis. Bahkan, jumlahnya bisa mencapai 100 jenis.

Meski demikian, terdapat penyakit autoimun yang sering ditemui, yakni lupus eritematosus sistemik, sinProfom sjogren, anemia hemolitik autoimun, rheumatoid arthritis, dan scleroderma.

Profesor Iris mengatakan, penyakit lupus eritematosus sistemik kerap menyerang wanita dan orang-orang pada usia muda. Penyakit ini kerap menimbulkan gejala multiorgan.

Penyakit autoimun lain yang cukup sering ditemukan adalah rheumatoid arthritis.

Penyakit ini juga kerap menyerang wanita dengan berbagai gejala yang timbul pada persendian, baik sendi besar maupun kecil.

“Gejala yang timbul adalah bengkak dan nyeri pada sendi,” kata Prof Iris.

Selain menyerang orang dewasa, penyakit autoimun juga dapat menyerang anak-anak.

Jenis penyakit autoimun yang kerap menyerang anak adalah juvenile idiopathic arthritis (JIA).

JIA, jelas Prof Iris, menyerang sendi pada anak. Hampir mirip dengan rheumatoid arthritis, gejala penyakit ini adalah nyeri dan bengkak pada lebih dari satu sendi, baik sendi besar maupun kecil.

Penyakit autoimun lain yang dapat menyerang anak adalah idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP).

Penyakit autoimun ini menyerang sel-sel keping darah (trombosit) pada tubuh anak.

“Penurunan trombosit pada anak dalam jumlah berat dapat menyebabkan timbulnya pendarahan, seperti mudah lebam dan gusi berdarah,” ujar Prof Iris.

Ia melanjutkan, penyakit autoimun tidak berbahaya bila dapat dikontrol dengan baik.

Sebaliknya, penyakit autoimun yang tak dikontrol dan kambuh dapat menimbulkan berbagai komplikasi.

Penyakit lupus, misalnya, bisa menyebabkan kerusakan otak, penurunan kesadaran, sampai timbul kejang.

“Pada ginjal, autoimun dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal berat sampai cuci darah. Sementara, jika terkena jantung dapat menyebabkan gangguan pompa jantung,” ujarnya.

Penanganan penyakit autoimun

Menurut Prof Iris, penyakit autoimun tidak dapat disembuhkan, sama seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit kencing manis (diabetes).

Meski demikian, pasien tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari layaknya orang normal yang sehat selama penyakit ini dikontrol dengan baik.

Pasien yang menderita penyakit autoimun harus berkomitmen dan bersungguh-sungguh supaya bisa mencapai tingkat kontrol yang baik.

“Berbagai tindakan yang bisa dilakukan adalah minum obat secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, serta olahraga yang cukup,” ujar Prof Iris.

Sementara untuk perawatan, lanjut Prof Iris, penderita autoimun harus berobat ke dokter.

Sebab, menurutnya, diagnosis awal penderita autoimun cukup sulit sehingga perlu ditangani dokter spesialis yang ahli dalam bidang autoimun.

Setelah diagnosis, penderita harus menjalani pola hidup sehat serta makan teratur dengan gizi seimbang.

“Penderita juga harus mengurangi stres, rutin berolahraga, mengonsumsi obat teratur, dan kontrol rutin ke dokter,” ujar Prof Iris.

Pencegahan penyakit autoimun

Cara terbaik untuk mencegah penyakit autoimun menyerang tubuh adalah menerapkan pola hidup sehat, makan makanan bergizi seimbang dan teratur, olahraga secara rutin, mengurangi stres, serta menjaga berat badan ideal.

“Jika perlu, lakukan skrining dan konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi untuk mencegah timbulnya penyakit autoimun.

Terlebih, pada individu yang memiliki kerentanan genetis,” ujarnya.

Baca juga: Kuasa Hukum Harvey Moeis Bantah Kejagung Sita Rp 76 Miliar dan Emas 1 Kg di Rumah Suami Sandra Dewi

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Babe Cabita Meninggal Jelang Lebaran Karena Sakit Autoimun, Ini Penjelasan Ahli dari UI, dan Sebulan Sebelum Meninggal Babe Cabita Tulis Pesan ini untuk Para Netizen.
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved