Berita Kaltim Terkini
Faktor Penyebab Inflasi Kota Samarinda dan Balikpapan Tetap Stabil dan Rendah
Dua kota di Provinsi Kalimantan Timur tingkat inflasinya dinyatakan stabil dan rendah. Kota Samarinda dan Balikpapan yang terpilih
Penulis: Ilo | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dua kota di Provinsi Kalimantan Timur tingkat inflasinya dinyatakan stabil dan rendah.
Dua daerah yang dimaksud adalah Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.
Alasan faktor apa yang membuat Kota Samarinda dan Kota Balikpapan bisa rendah untuk inflasinya?
Dijelaskan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengag (Disperindagkop) Kalyim, Heni Purwaningsih kepada TribunKaltim.co pada Rabu (17/4/2024).
Baca juga: Toko Penyeimbang akan Hadir di Penajam Paser Utara, Cara Melawan Spekulan Harga Kebutuhan Pokok
Heni Purwaningsih membeberkan, saat pengukuran Indeks Harga Konsumen hanya di Samarinda dan Balikpapan, tingkat inflasi keduanya cukup stabil dan rendah karena didukung oleh keberadaan pelabuhan besar.

Namun ketika ditambah dua kabupaten, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Berau sebesar 4,14 persen pada Februari 2024 lalu.
"Tentu itu menjadi tantangan kita untuk bagaimana mengendalikan inflasi," imbuh Heni Purwaningsih.
Oleh sebab itu, tambahnya, kehadiran toko penyeimbang dapat menjadi salah satu strategi jitu pengendalian inflasi sebab menghadirkan pasokan bahan pokok dengan harga terjangkau.
Baca juga: Pemkab Mahulu Harap Optimalisasi SOA untuk Kendalikan Inflasi
"Jadi toko penyeimbang ini dapat menjadi alternatif belanja masyarakat untuk mendapatkan harga yang lebih murah," pungkas Heni Purwaningsih.
Hadirkan Toko Penyeimbang
Setelah sebelumnya di bentuk di Samarinda, tepatnya Pasar Segiri, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan kembali membentuk Toko Siap Jaga Harga dan Pasokan (Sigap) di Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Berau.
Tiga wilayah tersebut dipilih sesuai dengan lokasi pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menentukan tingkat persentase inflasi di Kaltim.
Untuk diketahui, Toko penyeimbang ini menjadi inovasi Pemprov Kaltim untuk mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat.
"Terutama setiap menjelang hari raya besar keagamaan nasional (HBKN)," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengag (Disperindagkop) Kalyim, Heni Purwaningsih.
Ia menekankan toko penyeimbang tidak dimaksudkan sebagai rival pedagang.
Baca juga: Dampak IKN Nusantara, Sederet Upaya Ekstra Untuk Menahan Laju Inflasi di Kalimantan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.