Berita Samarinda Terkini
Hasil Survei LSI Denny JA di Samarinda, Masyarakat Tak Melihat Parpol saat Memilih Kepala Daerah
Hasil survei LSI Denny JA di Samarinda, masyarakat cenderung tak melihat parpol saat memilih kepala daerah.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa masyarakat cenderung tidak melihat partai politik (parpol) saat memilih kepala daerah.
Peneliti LSI Denny JA, Fadhli Fakhri Fauzan menerangkan, masyarakat mempersepsikan kepala daerah mampu memecahkan masalah daripada keterikatan dengan parpol.
"Sebenarnya, data ini memang sinergis dengan riset nasional beberapa waktu, di Indonesia kedekatan masyarakat dengan partai atau masyarakat merasa dekat dengan partai semakin menurun," ujarnya di Cafe D'Bagios, Kota Samarinda, Rabu (17/4/2024) malam.
Dengan kata lain bahwa masyarakat tidak lagi merasa terikat dengan partai tertentu.
Hal itu juga linear dengan survei yang dilakukan LSI Denny JA terhadap kepala daerah yang memimpin di periode pertama Kota Samarinda.
Baca juga: Harga dan Jadwal Tiket Sheila On 7 Samarinda dan Fakta Terkait Tour Konser Tunggu Aku Di
Sebagai informasi, survei LSI Denny JA terbaru dilakukan periode 25-31 Maret 2024.
Metode penentuan sampel yakni multi stage random sampling, didapatkan 600 responden.
Teknik pengumpulan data, yakni wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.
Survei ini menghasilkan margin of error +-4,1 persen.
Baca juga: Tingkat Kepuasan Kinerja Andi Harun Capai 96 Persen, Masyarakat Samarinda Ingin Lanjut Dua Periode
Pertimbangan Memilih Kepala Daerah
Di antara enam aspek yang ditanyakan, pertimbangan tertinggi dalam memilih kepala daerah yang bisa memecahkan masalah mendapat persentase tinggi.
Berikut daftar pertimbangan masyarakat dalam memilih kepala daerah:
1. Kemampuan kepala daerah dalam memecahkan masalah yang ada di Kota Samarinda: 70 persen
2. Kepribadian calon walikota: 14,5 persen
3. Kesamaan latar belakang dengan kepala daerah (misalnya agama, suku dan sebagainya): 8,2 persen
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.