Berita Nasional Terkini

Airlangga Hartarto Kritik Erick Thohir yang Minta BUMN Borong Dolar AS, Tindakan Tidak Bijaksana

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto  kritik Erick Thohir yang minta BUMN borong Dolar AS, sebut tindakan tidak bijaksana.

HO via Tribunnews
Erick Thohir dan Airlangga Hartarto - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto  kritik Erick Thohir yang minta BUMN borong Dolar AS, sebut tindakan tidak bijaksana. 

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto  kritik Erick Thohir yang minta BUMN borong Dolar AS, sebut tindakan tidak bijaksana.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat pemerintah mencari solusi.

Di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta perusahaan-perusahaan di BUM memborong Dolar AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto berpendapat, keputusan membeli dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penguatan indeks dolar merupakan tindakan yang tidak bijaksana.

Baca juga: Ketua TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD Silaturahmi Idul Fitri ke Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto

Baca juga: Lengkap Pernyataan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Muhadjir Effendy, Tri Rismaharini di Sidang MK

Baca juga: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Sebut Pajak Hiburan Boleh di Bawah 40 Persen

Hal tersebut juga sebagai respons dari pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta perusahaan BUMN agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam waktu dekat.

"Kalau situasi dolar lagi menguat tentu tidak bijaksana untuk beli dolar di harga tinggi," kata Airlangga saat konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Menurut Airlangga, di tengah tren pelemahan rupiah saat ini sedianya pihak-pihak terkait perlu meredam kebutuhan terhadap dolar.

Erick Thohir dan Airlangga
Erick Thohir dan Airlangga (HO via Tribunnews)

Terlebih, pemerintah sendiri memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor (DHE).

"Pemerintah sendiri punya instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor yang kita ingin tanam di dalam negeri. Jadi dengan tools-tools yang ada sebetulnya relatif terkendali. Namun, kita meminta kalau impor konsumtif ya ditahan-tahan dulu dalam situasi seperti ini," terangnya.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN melakukan langkah cepat dalam meminimalisasi dampak global melalui peninjauan ulang ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres dalam melihat kondisi BUMN dalam situasi terkini.

Baca juga: Respon Bahlil Lahadalia Disebut Jadi Tim Pemenangan Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto Menolak?

Erick meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak.

Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

"Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat," kata Erick dalam keterangannya.

Selain itu, sambung Erick, BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan.

Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved