Pilkada Kaltim 2024
Rudy Masud Pantau Hasil Survei, Cari Bakal Calon Wakil Gubernur di Pilkada Kaltim 2024
Ketua Golkar Rudy Mas'ud sudah mendapat mandari dari partainya untuk maju di kontestasi Pilkada Kaltim atau Pilgub Kaltim 2024.
"Apalagi misalnya untuk Pilkada Gubernur, saya membaca berita, ada seolah-olah kandidat Gerindra meminta posisi 02 (Calon Wakil Gubernur), itu merendahkan Partai Gerindra, kita ingin dorong kader-kader dan figur kandidat yang terafiliasi dengan manifesto perjuangan Pak Prabowo Subianto dan partai itu yang kedepankan, kita usung," tegasnya.
Baca juga: Hasil Survei Pilkada Samarinda 2024 Elektabilitas Andi Harun Capai 91 Persen, Unggul Strong Voters
"Kita sekarang punya Presiden terpilih, partai kita masuk 3 besar nasional, masa cita-citanya orang kedua," sambung politisi yang karib disapa AH ini.
Ia juga menekankan, soal nanti bagaimana proses dinamika politik sampai batas akhir penentuan dari mandat DPP Partai Gerindra tak perlu pusing dipikirkan.
Tentu saja yang terpenting saat ini semua kader ia persilahkan untuk memantaskan diri menawarkan programnya pada masyarakat dan tidak hanya masuk pada figur saja serta kultus pada popularitas.
Pada akhirnya, keputusan ada di Ketua Umum Pak Prabowo Subianto dan DPP, itu platform di Partai Gerindra, karena belum ada keputusan dan petunjuk apapun.
"Jangan jualan dulu nomor berapa-berapa. Maju saja dulu, toh nantinya di survei, semuanya," tukas AH.
Baca juga: Gerindra soal Rekomendasi jadi Cawagub di Pilkada Kaltim 2024, Andi Harun: Itu Merendahkan Partai
"Misal di Samarinda ada Pak Helmy, Andi Harun, tidak harus saya yang maju, karena bukan pemilik tunggal partai, di Kukar Pak Seno, Pak Alif Turiadi, Pak Reza Fachlevi, boleh. Ya kan untuk maju, walau kita memiliki perahu tidak hanya berstatus kader," imbuhnya.
AH juga menekankan, bahwa dalam kontestasi politik memang banyak syarat, termasuk diketahui Pilkada yang sebelumnya dikatakannya berbiaya mahal.
Harus punya kesiapan logistik yang cukup, karena akan running beberapa bulan kedepan untuk terus memanaskan mesin politik.
"Jadi tidak hanya karena kader partai, ada juga termasuk syarat elektoral. Kalau memang surveinya unggul kenapa tidak maju nomor satu, tapi ketika survei di bawah barulah ada negosiasi dalam dinamika politik, kita kerja sama politik yang disebut koalisi, kini kita menunggu keputusan DPP," pungkas AH. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.