Berita Nasional Terkini

Ray Rangkuti Nilai 80 Persen PKS Ngebet Gabung ke Pemerintahan, Prabowo Bakal Tinggalkan Gelora

Ray Rangkuti nilai 80 persen PKS ngebet gabung ke Pemerintahan, Prabowo Subianto bakal tinggalkan Partai Gelora

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Warta Kota/YULIANTO
Founder Lingkar Madani Ray Rangkuti dalam acara Talkshow Memilih Damai Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa Di Universitas Al-Azhar Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (8/12/2022). Ray Rangkuti nilai 80 persen PKS ngebet gabung ke Pemerintahan, Prabowo Subianto bakal tinggalkan Partai Gelora 

TRIBUNKALTIM.CO - Hingga kini Presiden Terpilih Prabowo Subianto belum mengajak PKS masuk ke dalam gerbong koalisinya.

Berbeda dengan Nasdem dan PKB.

Di sisi lain, PKS sudah memberi kode siap jika diajak bergabung ke dalam Pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming.

Meski demikian, keinginan PKS gabung ke kubu Prabowo mendapat penolakan dari Partai Gelora.

Bahkan, pengamat politik Ray Rangkuti menuturkan, bila dipersentasikan, 80 persen PKS sangat ingin gabung ke kubu Prabowo-Gibran.

Hal itu dikatakan Ray Rangkuti, jika PKS dalam waktu dekat tak umumkan akan berperan sebagai oposisi pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca juga: Diam-Diam Gibran Siapkan Perahu Politik Baru Usai Didepak PDIP, Qodari: Jadi Game Changer Politik

"PKS menurut saya 80 persen akan masuk (Parpol koalisi Prabowo-Gibran).

Kalau PKS tidak deklarasi dari sekarang bahwa berada posisi oposisi," kata Ray, Jumat (3/5/2024).

Itu artinya 80 persen menurutnya, PKS ingin diajak masuk ke parpol koalisi Pemenang Pilpres 2024 tersebut.

"Kecuali sekarang ini PKS deklarasi bawa mereka menempatkan posisi sebagai oposisi.

Kalau sampai sekarang PKS tidak menyebut itu, berarti ingin sekali diajak. 80 persen PKS akan ikut gabung, kalau Prabowo benar-benar mengajak," jelasnya.

Menurutnya ganjalan PKS masuk parpol Koalisi Prabowo-Gibran saat ini karena ada protes dari Partai Gelora.

"Ini jadi ujian untuk Prabowo mampu tidak menghadapi konflik yang seperti ini.

Karena konflik internal seperti ini akan banyak terjadi di sepanjang pemerintahan Prabowo-Gibran," tegasnya.

Kemudian Ray mengungkapkan apakah Prabowo berani mengambil PKS lalu meninggalkan Gelora.

"Saya yakin Prabowo bakal berani. Jadi Pak Prabowo akan ambil PKS dengan sendirinya akan 'meninggalkan' Gelora.

Meninggalkan bukan dalam artian dilepas begitu saja, tidak. Hanya Gelora akan tetap berada di koalisi," kata Ray.

Keberatan-keberatan Gelora dicatat oleh Prabowo, kata Ray. Tapi kalau kemudian Gelora tidak terima tidak permasalahkan.

"Artinya Pak Prabowo tidak akan ngotot mempertahankan gelora di koalisinya. Karena tidak ada kursinya sama sekali di DPR.

Jadi jelas lebih menguntungkan Pak Prabowo menggandeng PKS dibandingkan dengan Gelora dari semua aspek," tegasnya.

Baca juga: Jagoan Gerindra Bisa Gembosi Suara Ganjar, Cek 3 Survei Elektabilitas Terbaru Pilkada Jateng 2024

PDIP dan PKS Ditinggal

Sinyal PDIP dan PKS bakal ditinggalkan di luar Koalisi Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming makin menguat.

Hingga kini, elite PDIP dan PKS belum ada bertemu langsung dengan Prabowo Subianto.

Beda dengan PKB dan Nasdem yang sudah menyatakan bergabung usai bertemu Prabowo Subianto.

Terbaru, Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Wihadi Wiyanto, berbicara mengenai keinginan presiden terpilih Prabowo Subianto untuk merangkul seluruh partai politik ke dalam pemerintahan.

Menurutnya, setelah Pilpres 2024 selesai, Prabowo menginginkan seluruh pihak bersama-sama membangun Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Wihadi dalam program SATU MEJA, Rabu (1/5/2024).

"Ya, itu adalah salah satu keinginan Pak Prabowo bahwa semuanya setelah kontestasi presiden ini selesai, kita saatnya membangun, artinya bersama-sama membangun," tuturnya, dilansir YouTube Kompas TV.

Setelah sidang sengketa Pilpres 2024 berakhir, tak berselang lama NasDem dan PKB menyatakan dukungannya kepada Prabowo.

Kini tersisa dua partai lolos ambang batas parlemen Pemilu 2024 yang belum menentukan langkahnya ke depan.

Ketika ditanya kapan pihaknya akan bertemu dua partai itu, PDIP dan PKS, Wihadi menyebut komunikasi terus dijalankan.

Meski begitu, PDIP dan PKS belum berkomunikasi secara langsung dengan Prabowo.

Pasalnya, PDIP masih menunggu Rapat Koordinasi Nasional (Rakernas) sedangkan PKS menunggu Dewan Syuro.

"Pertemuan-pertemuan itu tetap komunikasi tetap dijalankan di level-level pimpinan partai dalam komunikasi untuk bagaimana memberikan satu pengertian terhadap satu visi dan misi," sambungnya.

Baca juga: Cak Imin Bentuk Poros Baru Lawan Ridwan Kamil, Cek Hasil Survei Elektabilitas Pilkada Jabar 2024

"Tapi kita melihat bahwa masing-masing mempunyai batasan-batasan. Misalnya, yang belum berkomunikasi dengan Pak Prabowo langsung itu adalah PDI Perjuangan menunggu daripada Rakernas, dari PKS juga masih menunggu dari Dewan Syuro."

"Tetapi komunikasi tetap terjalin dengan pimpinan-pimpinan," jelas Wihadi.

PSI Harap PKS dan PDIP Diluar

Partai Solidaritas Indonesia atau PSI berharap PDIP dan PKS tetap berada di luar pemerintahan.

Ketua DPP PSI, Furqan Amini M Chan, berharap tak banyak partai tambahan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) di pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Furqan menilai pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang membutuhkan partai-partai penyeimbang di luar pemerintahan.

Sehingga ia berharap tidak semua partai bisa dengan mudah bergabung koalisi pemerintahan yang akan datang.

"Kalau semuanya bergabung tidak akan sehat, karena harapannya check and balancing bisa jalan, fungsi-fungsi legislasi mengawasi pemerintah bisa jalan."

"Idealnya tidak terlalu banyak tambahan Koalisi Indonesia Maju untuk kombinasi atau konfigurasi kabinet ke depan," ungkap Furqan dalam talkshow Overview Tribunnews, Kamis (25/4/2024).

Menurutnya, ada beberapa partai yang bisa menjaga konsistensinya mengambil jarak dari kekuasaan eksekutif dan memainkan peran legislasi yang maksimal untuk mengawasi pemerintahan.

"Dalam hal ini, mungkin ya, mungkin, partai seperti PDIP atau PKS punya DNA yang bagus untuk jadi oposisi atau penyeimbang di parlemen," ungkap Furqan.

Menurutnya, PDIP sudah memiliki pengalaman bagus 10 tahun menjadi partai penyeimbang di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca juga: Cak Imin Siapkan Golden Tiket untuk Penantang Khofifah, Cek Survei Terbaru Cagub Pilkada Jatim 2024

"Maka kalau itu bisa diperankan kembali oleh PDIP, saya kira akan bagus," ungkap Furqan.

Seperti diketahui Prabowo-Gibran didukung empat partai politik di parlemen PAN, Golkar, Demokrat, dan Gerindra untuk maju di Pilpres 2024.

Serta empat parpol nonparlemen yakni Partai Gelora, PBB, PSI, dan Partai Garuda. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Yakni 80 Persen PKS Bakal Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Gelora Bakal Ditinggalkan

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved