Berita Kaltim Terkini

Korban Tewas di Kolam Bekas Galian Tambang Bertambah, Jatam Kaltim Sebut Pemerintah Abai

Korban tewas di kolam bekas galian tambang bertambah, Jatam Kaltim menilai pemerintah abai terhadap keselamatan masyarakat.

Penulis: Eni | Editor: Diah Anggraeni
HO/Tim SAR Samarinda
Tim SAR Samarinda saat melakukan evakuasi korban yang tenggelam di kolam eks tambang di kawasan Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kuncang, Kota Samarinda, Minggu (5/5/2024).Korban tewas di kolam bekas galian tambang bertambah, Jatam Kaltim menilai pemerintah abai terhadap keselamatan masyarakat. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Korban tenggelam di kolam bekas galian tambang di Kalimantan Timur bertambah.

Terbaru, kakak dan adik tewas akibat tenggelam di kolam bekas galian tambang batu bara di Jalan Flamboyan (Jalan Lubang Tiga), RT 09, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda. 

Sejak tahun 2011 hingga 2014, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat ada sebanyak 47 orang tewas di lubang bekas galian tambang.

"Artinya dalam hal ini negara abai dan pemerintah seharusnya bertanggung jawab atas kejadian seperti ini yang terjadi sejak 2011," tegas Dinamisator Jatam Kaltim, Mareta Sari yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (5/5/2024).

Mareta menegaskan, ancaman jatuhnya korban jiwa karena kerusakan yang ditimbulkan aktivitas penambangan legal maupun ilegal diyakini tak bisa dihentikan.

"Pemerintah di level daerah hingga pusat tidak mampu menjamin keselamatan masyarakat yang merupakan hak dasar," tegasnya mengkritik.

Baca juga: 55 Anggota DPRD Kaltim 2024-2029, Golkar Kuasai Karang Paci, Abdulloh Calon Kuat Ketua

Untuk lokasi yang menewaskan Rindu (11) dan Rihan (9), Mareta mengaku pihaknya masih ingin memastikan lubang bekas galian tambang itu masuk konsesi siapa.

Ia mengatakan berasarkan titik koordinat yang mereka peroleh lokasi kolam itu merupakan konsesi PT Trisensa Mineral Utama.

Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun awak media di tempat kjadian perkara (TKP), seluruh warga mengungkapkan bahwa lubang bekas galian tambang itu merupakan peninggalan PT Transisi Energi Satunama.

Mareta mengatakan apabila lubang tersebut memang bekas peninggalan PT Transisi Energi Satunama, artinya memang sudah tidak lagi aktif.

"Kami tahu dulu PT Transisi Energi Satunama disebut-sebut milik eks Wlwalikota Samarinda (Syaharie Jaang). Karena seingat kami pada 2015 ada anak meninggal juga di lubang tambang dan dugaan kami dulu punya konsesinya Pak Syaharie Jaang. Tapi enggak tahu seberapa banyak kepemilikannya, apalagi tambangnya telah selesai jadi pertanggungjawabannya sulit," pungkasnya.

Baca juga: Satu-satunya Pendaftar yang Berpasangan, Isran-Hadi Kembalikan Formulir Pendaftaran ke Nasdem Kaltim

Warga Telah Memprediksi

Terkait tenggelamnya kakak beradik saat berenang di eks galian tambang batu bara pada Minggu (5/5/2024) siang itu, rupanya warga sekitar sudah memperkirakan akan terjadi.

Pasalnya, mereka yang sudah lebih dari 10 tahun bermukim di sekitar kolam yang berjarak sekira 200 meter dari jalan utama atau Jalan Flamboyan itu.

Warga pun tidak dapat menghalau kedatangan warga dari luar untuk masuk.

"Karena kan jarak permukiman ke kolam bekas galian tambang ini cuma selangkah (belakang rumah warga)," kata Jadi, salah satu warga setempat.

Pria 52 tahun yang telah lama tinggal di dekat kolam bekas galian tambang itu menceritakan bahwa sebelum ditinggalkan, kecelakaan kerja pun pernah terjadi di lubang bekas galian itu.

"Ada satu ekskavator yang tenggelam. Beruntung operatornya selamat. Jadi sampai saat ini alat berat itu belum pernah diangkat," ungkap Jadi.

Baca juga: Pemkab Kukar Hibahkan Lahan Dekat Lokasi IKN Nusantara untuk BNN Kaltim

Diduga Milik PT Transisi Energi Satunama

Jika dilihat dari Google Maps, kolam bekas galian tambang itu tertulis Danau Haji Ilan. 

Namun tak seorang pun warga mengenal siapa Haji Ilan tersebut.

Warga hanya tahu bahwa danau mematikan itu diciptakan oleh PT Transisi Energi Satunama yang kini sudah tidak diketahui di mana rimbanya.

Tak ada sumber yang jelas menceritakan histori perjalanan aktivitas penambangan PT Transisi Energi Satunama sejak mulai beroperasi hingga berakhir.

Namun, jejak digital mencatat, pada Desember 2015 atau ketika Pemprov Kaltim dipimpin Awang Faroek Ishak, salah satu perusahaan tambang batu bara yang kental dikait-kaitkan kepemilikan sahamnya dengan mantan Walikota Samarinda Syahrie Jaang itu masuk dalam daftar hitam yang dihentikan seluruh aktivitasnya.

Penghentian itu karena adanya korban tewas di lubang tambang sejak 2010 hingga 2015.

Berdasarkan penelusuran awak media, PT Transisi Energi Satunama merupakan perusahaan tambang batu bara yang memiliki konsesi di dalam kota, yakni tepatnya di wilayah Kecamatan Sungai Kunjang.

Baca juga: Anak Berusia 14 Tahun di Muara Badak Bontang Kaltim Berulang Kali Dicabuli Ayah Kandung

Di tengah maraknya bermunculan tambang koridoran atau ilegal di wilayah tersebut, nama PT Transisi Energi Satunama masih dijadikan sebagai alasan penambang ilegal untuk mengklaim bahwa kegiatan mereka legal.

Seperti kegiatan penambangan ilegal yang ditemukan pada Agustus 2023 di pinggir Jalan Jakarta 2, RT 15, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, tepatnya di samping SMP Negeri 38.

Kala itu sejumlah media lokal berhasil mewawancarai pengawas kegiatan penambangan, yakni Adul.

Namun saat itu Adul mengklaim kegiatannya itu hanyalah melakukan pematangan lahan.

Meski demikian, ia mengakui tanah miliknya tersebut dulunya merupakan bagian dari konsesi PT Transisi Energi Satunama.

Bahkan, Adul mengklaim konsesi tambang itu sampai di wilayah Kelurahan Lok Bahu.

"Tetapi dulu itu tanah saya ini hanya dijadikan sebagai lokasi penampungan tanah (Overburden/OB) dari tambang PT Transisi Energi Satunama," turut Adul kala itu.

Lalu, siapa yang harus bertanggungjawab akan tragedi hilangnya nyawa manusia di danau bekas galian tambang yang terus berulang di Benua Etam ini?. (TribunKaltim.co/Rita Lavenia)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved