Berita Kaltim Terkini
Pelatihan Tenaga Kesehatan untuk Penanganan Tepat TBC Resistensi Obat di Kaltim
Pelatihan ini sebagai salah satu upaya meningkatkan pelayanan pasien dan komitmen pemprov untuk memberantas TBC-RO di Kalimantan Timur.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur telah selesai memberikan pelatihan konseling penanganan Tuberkulosis Resistensi Obat (TBC-RO) bagi petugas kesehatan dari 10 kabupaten dan Kota, Rabu (8/5/2024).
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin mengatakan, pelatihan ini sebagai salah satu upaya meningkatkan pelayanan pasien dan komitmen pemprov untuk memberantas TBC-RO di Kalimantan Timur.
"Tentu dengan pendampingan psikososial yang baik dan benar akan berdampak pada komitmen dan semangat pasien untuk berobat sampai sembuh. Itu tujuan utama pelatihan ini," kata Jaya Mualimin.
Ia menyebutkan, pada 2023 lalu ditemukan 87 pasien TBC RO di Kalimantan Timur.
Baca juga: Urgensi Penyakit TBC, Dinkes Samarinda Ajak Masyarakat Perangi Stigma
Sementara per 1 Mei 2024 Dinkes Kaltim sudah mencatat ada 24 pasien yang tersebar di seluruh kabupaten kota mulai melakukan pengobatan di triwulan II.
Jumlah tersebut dimungkinkan akan terus bertambah.
Untuk meminimalisir itu, secara nasional telah ada panduan Bedaquiline, Pretomanid dan Linezolid (BPaL) atau Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid dan Moxifloxacin) atau paduan pengobatan baru untuk TBC RO dengan durasi pengobatan 6-9 bulan.
"Target kita tingkat kesembuhan pasien TBC di Kalimantan Timur bisa mencapai 95 persen. Dan itu memerlukan nakes yang kompeten menangani TBC," jelasnya.
Pelatihan yang terselenggara di Hotel Aston Samarinda sejak Senin 6 Mei 2024 sampai Rabu 8 Mei 2024 ini sendiri diikuti oleh para perawat TBC RO di 16 fasilitas kesehatan (faskes) dan pendamping pasien kominitas di Kalimantan Timur.
Para tenaga kesehatan ini dibekali kompetensi prinsip dasar pendampingan psikososial, etika, karakteristik perkembangan anak dan remaja, deteksi dini permasalahan psikologis, identifikasi sistem dukungan serta pendampingan psikososial untuk perubahan perilaku.
Baca juga: Hari Tuberkulosis Sedunia, DKK Balikpapan Galakkan Pemberian Terapi Pencegahan TBC
Tim fasilitator pelatihan ini terdiri atas dua orang yang telah menerima Training of Trainer (TOT) Psikososial TBC RO pada 2023 oleh Kementerian Kesehatan, empat orang dari provinsi.
Termasuk Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kaltim, Wakil Supervisor TBC serta tenaga pakar lainnya.
Jaya Mualimin berharap, pelatihan ini dapat memberikan dampak positif dalam penanganan TBC RO di Kalimantan Timur dan bisa menurunkan angka putus berobat demi meningkatkan angka kesembuhan pasien.
Dengan pendekatan yang lebih terintegrasi tentunya pasien TBC RO dapat menerima layanan kesehatan yang lebih baik dan terjangkau.
"Sehingga berkomitmen memulai dan melanjutkan pengobatan hingga sembuh," pungkasnya.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
DPW PPP Kaltim Beber Agus Suparmanto Terpilih Sah di Muktamar X di Jakarta |
![]() |
---|
3 Kabupaten dengan Tingkat Produksi Beras Tertinggi di Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Sebut Kementerian ESDM Tolak Beri Data Tambang di Kaltim, Pokja 30: Kayak Dokumen Rahasia Negara |
![]() |
---|
Strategi BI Kaltim Antisipasi Ekonomi Tahun 2026 saat Dana Pusat Terpangkas |
![]() |
---|
POPULER KALTIM: Pengesahan APBD-P 2025 hingga 57 SPPG Kaltim Belum Kantongi Sertifikat Higienis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.