Tribun Kaltim Hari Ini
Prabowo Subianto Sindir Siapa? Sebut Ada Partai Klaim Soekarno hingga Peringatkan Jangan Ganggu
Dua pernyataan Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto membuat suhu politik nasional ‘menghangat’.
Menurutnya, upaya itu langsung dilakukan usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyatakan Prabowo sebagai
pemenang Pilpres 2024 Yusak melihat bahwa kemudian ada partai politik yang tidak mau bergabung membangun bangsa itulah fakta dinamika poltik yang terjadi.
"PDI Perjuangan menunjukkan kesan tidak ingin bergabung dengan pertimbangan politik tertentu dan belakangan sikap Pak Ganjar menyatakan akan menjadi opisisi," ucap Yusak kepada Tribun Network, Jumat (10/5).
Meskipun sikap resmi PDI Perjuangan baru akan diputuskan pada Rakernas nanti. Prabowo tampaknya berharap tidak ada parpol opsisi yang menggangu pemerintahannya nanti.
Dalam artian pihak yang menolak ini tentu tidak menghambat seluruh program pembangunan bangsa ke depan.
"Saya kira warning Pak Prabowo harus ditafsirkan sebagai upaya beliau untuk mulai bekerja melibatkan semua komponen anak bangsa termasuk semua entitas politik. Sebetulnya diksi tidak mengganggu itu multitafsir. Yusak lebih senang memaknai bahwa Prabowo sudah berikhtiar mengajak tetapi kalau toh tidak mau yasudah. Dalam bahasa Pak Prabowo jadilah penonton yang baik, bukan penonton yang menghambat. "Kecuali Pak Prabowo tidak mengajak itu lain lagi konteksnya (dalam hal anggapan pemimpin otoriter)," ucapnya.
Baca juga: Kabinet Prabowo-Gibran disebut Tambah Gemuk, DPR Ingatkan Sesuai UU Paling Banyak 34 Menteri
Prabowo terang-terangan merangkul kepada seluruh partai yang kalah untuk membangun bangsa. Dekan Fisip Universitas Pamulang itu menuturkan perkembangan politik ini kan tetap bergerak dinamis, sekarang Presiden Jokowi masih menjabat setelah lengser ini yang menjadi pertanyaan.
Terlebih Jokowi kini tidak memiliki kendaraan politik karena tidak lagi menjadi kader PDIP.
"Ini yang sering saya katakan meskipun Pak Jokowi menjadi bintang elektoral di tiga pemilu terakhir tetapi kan ada
fase di mana bintang elektoral akan pudar dengan sendirinya," urai Yusak.
Tidak menutup kemungkinan PDIP sekarang ambil oposisi tetapi pilpres berikutnya PDIP berkuasa ketika faksinya Jokowi melemah.
"Bisa saja PDIP masuk ke pemerintah dan pastinya Pak Prabowo akan berpikir realistis karena bagaimanapun PDIP identitas kekuatan politik yang tidak bisa diremehkan. Kalau Pak Jokowi kan mengandalkan mesin relawan, PDIP parpol yang punya pilar penting merebut kekuasaan jadi bargainingnya tak bisa dianggap remeh," imbuhnya.
Yusak juga mengomentari sindiran Prabowo mengenai Bung Karno bukan milik satu partai. Faktanya Presiden ke-1 RI itu memang Bapak Proklamator yang dimiliki seluruh masyarakat tanah air ini.
Tetapi juga fakta bahwa dari seluruh partai yang punya kursi di DPR yang identitasnya paling melekat dengan Bung Karno adalah PDI Perjuangan.
"Terkait pemikiran Bung Karno melekat kuat menjadi identity PDI Perjuangan. Dan pemikiran Bung Karno itu banyak diwarisi ke PDIP. Dan pahamnya sama nasionalisme itu paham sejarah yang tidak bisa dibantah," kata Yusak.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Daftar 4 Kader PAN Direkom Zulkifli Hasan Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Tak Ada Eko Patrio |
![]() |
---|
Gerindra Kaltim Diterpa Isu Miring Jelang Pilkada 2024, Orang Dekat Prabowo: Kader Wajib Taat Partai |
![]() |
---|
Ada yang Kepedean? Dahnil Anzar Tegaskan Dirangkul Bukan Berarti Diajak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.