Ibu Kota Negara

Upaya Pelestarian Adat dan Budaya Lokal, OIKN Fasilitasi Lembaga Adat Dayak dan Paser Gelar Ritual

Lembaga adat Dayak dan Paser yang ada Ibu Kota Nusantara (IKN) dan sekitarnya, menggelar ritual adat

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Masyarakat Adat di IKN lakukan ritual adat.TRIBUNKALTIM.CO/HO/HUMAS OTORITA IKN 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Lembaga adat Dayak dan Paser yang ada Ibu Kota Nusantara (IKN) dan sekitarnya, menggelar ritual adat.

Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Otorita IKN, sebagai bentuk permintaan restu dan dukungan, untuk kelancaran pembangunan IKN.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengungkapkan bahwa ritual adat ini merupakan tradisi masyarakat Dayak, untuk meminta izin kepada leluhur sebelum mendirikan kampung atau bangunan di tanah mereka.

“Sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Dayak maupun warga Paser untuk mengadakan ritual setiap kali ada bangunan baru atau kampung baru. Ritual adat ini diyakini dapat terhindar dari bala bencana,” ungkapnya pada Minggu (12/5/2024).

Kegiatan ini juga dimaksudkan, untuk melestarikan kebudayaan dan adat istiadat masyarakat lokal di IKN, serta memperkuat kolaborasi antara Otorita dengan masyarakat adat.

“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, tercipta hubungan yang harmonis antara Otorita IKN dengan masyarakat dan lembaga adat dan juga bergandengan tangan di dalam membangun IKN,” sambungnya.

Baca juga: IKN di Kaltim Bakal jadi Contoh Wilayah Zero Stunting, Calon Pengantin Perlu Diskrining Kesehatan

Baca juga: Alasan Calon Pengantin di IKN Nusantara di Kaltim Wajib Di-Screening Tinggi/Berat Badan Diperiksa

Otorita IKN melakukan upaya pelestarian budaya dengan dua cara, yaitu Culture Experience dan Culture Knowledge.

Culture experience dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti ritual adat, kemudian kompetisi olahraga tradisional seperti sumpit yang merupakan salah satu obyek pemajuan kebudayaan dan seni pertunjukan dalam kegiatan-kegiatan seremonial seperti tari-tarian.

Sedangkan culture knowledge dengan beragam kegiatan seperti rembuk budaya, focus group discussion (FGD) pengembangan kebudayaan, penyusunan rencana induk kebudayaan dan pengembangan museum kehidupan (living museum).

Terdapat 12 kelompok masyarakat adat yang mengikuti kegiatan Ritual Adat 2024 ini.
Diantaranya, suku Paser, suku Balik, dan suku Dayak yang terdiri dari sub-sub suku seperti Tonyooi Benuaq, Bahau Busang, Bahau Saq, Aoheng Soputan Buket, Bentian, Kayaan Mahakam, Modang, Lundayeh, dan Kenyah.

Sementara itu, Wakil Presiden Urusan Internal Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Andersius Namsi mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus mendukung dan mengawal pembangunan IKN.

Ia juga menyebutkan bahwa bentuk dukungan itu telah diberikan dalam bentuk deklarasi bersama, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Otorita Tidak Ingin Ada Masyarakat Miskin di IKN, Pemkab PPU dan Kukar Diminta Terus Ikut Intervensi

“Komitmen kami sangat tegas, yakni mendukung dan mensukseskan pembangunan," ujarnya.

Dalam kegiatan ini, terdapat beberapa ritual yang digelar, salah satunya Belian, yang bertujuan menyucikan hutan dan tanah agar kelak peradaban IKN selama masa pembangunannya berjalan baik, lancar dan aman.

Sejumlah rangkaian upacara serta pertunjukkan kesenian adat Dayak, juga ditampilkan dalam kegiatan ini.

Mulai dari penampilan tarian Ajay, tarian Ronggeng Paser Balik, tarian Ta’landeq, dan lainnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved