Berita Nasional Terkini

PDIP Jadikan Akar Rumput Sebagai Alasan Belum Tentukan Sikap Terhadap Pemerintah Prabowo-Gibran

PDIP jadikan akar rumput sebagai alasan belum tentukan sikap terhadap Pemerintah Prabowo-Gibran

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Heriani AM
Tribunnews.com/Mario Suamampow
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat usai mengikuti kegiatan senam Sicita dan Door To Door untuk kemenangan Ganjar Pranowo, Sabtu (9/9/2023). PDIP jadikan akar rumput sebagai alasan belum tentukan sikap terhadap Pemerintah Prabowo-Gibran 

Pengamat menilai terbentuknya Presidential Club akan sangat tergantung pada Megawati Soekarnoputri.

Lantaran Presiden ke-5 RI tersebut tidak punya hubungan harmonis dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden ke-7 Joko Widodo.

Sekalipun Prabowo tidak punya kendala atau hambatan psikologis untuk berhubungan dengan Megawati.

Keduanya memang dikenal memiliki hubungan yang baik.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.

Menurutnya, sebagai sebuah lembaga, jika Prabowo selaku presiden terpilih berkehendak, maka presidential club bisa terwujud.

“Sejauh ini, Prabowo tidak memiliki garis konflik dengan siapapun,” kata Umam dilansir dari Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).

Dia mengungkapkan, selama ini Ketua Umum Partai Gerindra itu bisa berkomunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Prabowo, lanjut Umam, juga punya hubungan baik dengan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Presiden Joko Widodo.

Namun, tantangan pembentukan presidential club bakal terjadi karena hubungan Megawati dengan SBY dan Jokowi yang tak baik-baik saja.

Baca juga: Daftar Jalur Independen, Andi Harun Buka Ruang untuk Maju Lewat Partai di Pilkada Samarinda 2024

“Adapun Megawati yang memiliki garis konflik lebih banyak.

Mulai dari komunikasi yang belum terbuka dengan Presiden SBY dan juga Presiden Jokowi sebagai imbas dinamika politik belum lama ini,” paparnya.

Umam pun berkesimpulan, presidential club bisa berjalan efektif jika para mantan presiden punya kedewasaan.

Menurutnya, konflik politik yang selama ini terjadi harus dikesampingkan untuk kepentingan negara yang lebih besar.

“Persoalan apakah lembaga tersebut bisa bekerja efektif atau tidak akan bergantung pada kedewasaan masing-masing mantan presiden dalam mengelola ego dalam pola relasi konflik politik personal yang sebenarnya tidak produktif,” paparnya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved