Amalan dan Doa
Bagaimana Hukum Menggabung Bayar Utang Puasa Ramadhan dengan Puasa Arafah? Ini Penjelasan Buya Yahya
Penceramah Buya Yahya menerangkan hukum niat puasa Arafah dan utang puasa Ramadhan di bulan Zulhijjah.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Penceramah Buya Yahya menerangkan hukum niat puasa Arafah dan utang puasa Ramadhan di bulan Zulhijjah.
Diuraikan Buya Yahya melalui channel Youtube Al Bahjah TV, qadha atau bayar utang puasa hukumnya wajib berbeda dengan Puasa Arafah hukumnya sunnah.
Sehingga, niat dari Puasa Arafah dan niat bayar utang puasa Ramadhan tidak dapat digabung.
Menurut Mazhab Imam Syafi'i, Buya Yahya menyampaikan mubah hukumnya jika umat Islam ingin menunaikan puasa sunnah terlebih dahulu dan menunda puasa qadha.
Diketahui, Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban atau juga Hari Raya Haji dirayakan setiap 10 Zulhijjah.
Namun, sejauh ini belum ada ketetapan resmi dari pemerintah mengenai kapan jatuhnya Idul Adha 2024.
Buya Yahya juga menjelaskan ada beberapa kasus di kehidupan sehari-hari, seorang muslim memiliki utang puasa Ramadhan atau puasa nazar namun ingin pula menunaikan Puasa Arafah.
"Anda niat bayar utang, jangan digabung niat puasa fardhu dengan puasa sunnah, sebab tidak boleh apabila puasa sunnah boleh digabung dengan puasa lainnya.
"Kalau Anda menggabung niat qadha dan Puasa Arafah maka tidak sah. Anda cukup berniat puasa fardhu, misalnya qadha ramadhan atau puasa nazar," ujar Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Seseorang yang menunaikan puasa wajib, qadha atau nazar pahalanya lebih besar daripada puasa sunnah, termasuk Puasa Arafah.
Buya Yahya menambahkan Allah yang Maha Kasih memberikan pahala berlipat, bagi orang yang mengerjakan qadha puasa atau puasa nazar yang bertepatan dengan hari Puasa Arafah.
"Allah akan berikan pahala puasa nazar atau qadha plus pahala puasa Arafah karena Allah Maha Kasih.
"Maka berdasarkan pendapat Mazhab Abu Hanifah bayarlah utang puasa dan nazar terlebih dahulu tak perlu dibarengi niat puasa sunnah, karena sudah mendapatkan pahala sunnah, itulah kemudahan syariat," ucap Buya Yahya.
Dipaparkannya puasa memiliki tingkatan, urutan teratas ada puasa wajib yakni Puasa Ramadhan, qadha atau bayar utang Puasa Ramadhan, puasa nazar jika nazar terpenuhi, dan puasa sunnah.
"Maka di saat seseorang memiliki utang atau kewajiban puasa, maka dianjurkan untuk menyelesaikan utangnya terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah," jelas Buya Yahya.
Namun dalam membayar atau mengqadha puasa wajib, ada dua ketentuan yakni jika karena lalai atau sengaja meninggalkan maka hukumnya wajib sesegera mungkin untuk dibayar.
Sedangkan dalam kondisi uzur, misalnya haid atau hamil dan melahirkan, dan sakit, maka waktu mengqadha lebih panjang dan sunnah dilakukan sesegera mungkin.
Artinya waktu qadha dapat disesuaikan dengan di waktu dengan kondisi dan situasi orang tersebut.
"Menurut jumhur ulama dan sesuai pendapat mazhab Syafii, boleh umat muslim melaksanakan puasa sunnah di bulan Zulhijah dan bayar puasa wajib atau nazar ditunda.
"Namun yang lebih baik adalah bayar utang terlebih dahulu," terang Buya Yahya.
Ini karena sesuai tingkatan puasa, puasa wajib pahalanya paling besar maka dahulukan bayar utang atau nazar yang bersifat wajib.
Puasa Arafah Dikerjakan Tanggal Berapa?
Tahun ini Puasa Arafah jatuh pada hari Minggu, 16 Juni 2024 atau bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1445 H.
Meskipun sejauh ini belum ada ketetapan resmi dari pemerintah mengenai kapan jatuhnya Idul Adha 2024.
Sementara, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Dengan demikian, Idul Adha 2024 (10 Dzulhijjah) versi Muhammadiyah pun jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Sebelum Idul Adha, ada puasa-puasa sunnah yang biasa dijalankan umat muslim.
Diantaranya puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah jelang Idul Adha 2024. Berikut rinciannya:
1 Dzulhijjah = Sabtu, 8 Juni 2024
2 Dzulhijjah = Minggu, 9 Juni 2024
3 Dzulhijjah = Senin, 10 Juni 2024
4 Dzulhijjah = Selasa, 11 Juni 2024
5 Dzulhijjah = Rabu, 12 Juni 2024
6 Dzulhijjah = Kamis, 13 Juni 2024
7 Dzulhijjah = Jumat, 14 Juni 2024
8 Dzulhijjah = Sabtu, 15 Juni 2024 ( Puasa Tarwiyah)
9 Dzulhijjah = Minggu, 16 Juni 2024 ( Puasa Arafah)
Niat Puasa Arafah Beserta Artinya
Untuk menjalankannya, sebelum memulai puasa Arafah dianjurkan untuk mengucap niat puasa Arafah di malam harinya dengan sungguh-sungguh.
Serta semua ibadah ini hanya mengharap keberkahan dari Allah SWT.
Lafadz dari niat puasa Arafah perlu diperhatikan, karena jika berbeda melafadzkan maka akan memilik makna yang berbeda pula.
Berikut niat puasa Arafah beserta artinya yang penting untuk dilafalkan:
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya berniat puasa sunah Arafah karena Allah ta’ala.”
5 Keutamaan Mengerjakan Puasa Arafah
Hari Arafah juga disebut sebagai hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka.
Oleh karena itu, menjalankan puasa Arafah mempunyai banyak keistimewaan di antaranya,
1. Dapat menebus dosa selama dua tahun
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan Abu Qatadah al-Anshari ra.
Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari ‘Arafah.
Maka Baginda bersabda:
“Ia menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Imam Muslim)
2. Sebuah amalan yang disukai Allah SWT
“Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”
Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?”
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits senada juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad)
3. Sunnah Rasulullah SAW
Sebagaimana dalam hadist riwayat menjelaskan:
“Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad)
4. Dijauhkan dari siksa api neraka
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim.”
(Hadits Riwayat Bukhari 6/35, Muslim 1153 dari Abu Sa’id Al-Khudry, ini adalah lafadz Muslim. Sabda Rasulullah : “70 musim” yakni : perjalanan 70 tahun, demikian dikatakan dalam Fathul Bari 6/48.)
5. Mendapat syafaat di hari kiamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat pada hari kiamat. Puasa mengatakan ‘Wahai Rabbku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat pada siang hari maka berilah ia syafaat karenaku,
“Al-Qur’an pun berkata, ‘Aku menghalanginya dari tidur pada malam hari maka berilah ia syafaat karenanya.” Rasulullah mengatakan, “Maka keduanya akan memberikan syafaat.” (HR. Ahmad, Hakim)
Demikian informasi lengkap terkait Puasa Arafah.
Semoga kita senantiasa senang dalam hal ibadah kepada Allah SWT demi mendapatkan keberkahan berlipat dalam beribadah di bulan Dzulhijjah. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.